Khutbah Idul Fitri 1436 H
Bersihkan Hati Menuju Fitrah Insani
Oleh : Ust. Muhsin Hariyanto
السلام عليكم
و رحمةالله و بركاته
الْحَمْدُِللهِ الْمُتُوُحِّدِ فِى
الْجَلَالِ بِكَمَالِ الْجَمَالِ تَعْظِيْمًا وَ تَكْبِيْرًا. الْْمُتَفَرِّدِ
بِتَصْرِيْفِ اْلأَحْوَاْلِ عَلَى التَّفْصِيْلِ والِاجْمَالِ تَقْدِيْرًا وَ
تَدْبِيْرًا. الْمَتَعَاِلى بِعَظَمَتِهِ وَ مَجْدِهِ الَّذِىْ نَزّلَ الْفُرْقَانَ عَلَى عَبْدِهِ لِيَكُوْنَ
لِلْعَاْلََمِيْنَ نَذِيْرًا .أَشْهَدُ أَنْ لآ اِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا
شَرِيْكَ لَهُ.وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ, لَا نَبِيَّ
بَعْدَهُ
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ
وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إبْرَاهِيمَ
إنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ. اَمَّا بَعْدُ. يَا عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَ
إِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ وَ طَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ.
Segala puji bagi Allah yang Esa lagi Mulia, Allah yang
diagungkan dan dibesarkan dalam kesempurnaan dan keindahan-Nya. Dia
mengatur segala sesuatu, baik yang besar maupun yang kecil, dengan takdir dan
aturan-Nya. Tiada Tuhan selain Allah, Tuhan Yang Maha Tinggi keagungan-Nya, dan
yang menurunkan Al-Quran sebagai peringatan bagi seluruh umat manusia.
Shalawat dan salam, semoga senantiasa dicurahkan bagi
junjungan kita Nabi Muhammad SAW, juga bagi segenap keluarga serta para sahabat
yang setia dan kita semua sebagai umatnya, amiin
Kaum Muslimin Rahimakumullah
Selaku khatib, kami mewasiatkan kepada diri kami
pribadi dan hadirin sekalian mengenai takwa. Marilah kita berusaha semaksimal
mungkin untuk selalu melakukan ketaatan dan menghindari segala larangan
Allah. Lebih dari 50 kali di dalam Al-Quran Allah berfirman “ittaqullâh”,
bertakwalah kamu kepada Allah, bertakwalah kamu kepada Allah. Pengulangan
hingga 50 kali ini, tentu saja menunjukkan sangat pentingnya masalah takwa
tersebut. Dan memang hanya dengan takwa kepada Allah-lah kita akan hidup
bahagia di dunia ini, di alam barzakh dan di alam akhirat kelak.
Janji-janji Allah kepada mereka yang bertakwa cukup
banyak, dan janji tersebut juga tentang kehidupan dunia hingga akhirat. Di
dunia, bagi mereka yang bertakwa Allah berjanji akan memudahkan urusannya,
memudahkan rizqinya, menghapus kesalahannya dan lain-lain. Sedang di akhirat,
bagi mereka yang bertakwa, Allah berjanji akan menyelamatkannya dari siksa
neraka dan memasukkannya ke surga.
Demikianlah sebagian janji-janji Allah kepada mereka
yang bertakwa, dan Allah tidak akan pernah mengingkari janji-Nya. Untuk
itu marilah kita selalu bertakwa dan meningkatkan keimanan serta ketakwaan kita
kepada Allah.
Karena sangat pentingnya masalah ini,
sampai-sampaiwasiat takwa dijadikan salah satu syarat sahnya sebuah khutbah.
Dan bila kitarenungkan, seluruh isi khutbah yang disampaikan oleh para khatib,
apapun juga materi yang disampaikan, kesemuanya kembali hanya kepada ajakan
untuk meningkatkan iman dan takwa.
Sebagai manusia biasa yang tak mungkin lepas dari
lupa,salah dan dosa, kita perlu terus-menerus saling mengingatkan, karena bila
sewaktu-waktu utusan Allah berupa maut datang, hanya iman dan takwa itulah yang
akan menjadi bekal kita untuk menghadap Allah SWT. Seseorang yang
bertakwa kepada Allah, akan memunyai hati yang bersih dari berbagai penyakit
hati. Dan kebersihan hati inilah yang akan bermanfaat saat kita menghadap Allah
kelak. Sesuai dengan Firman Allah yang menceritakan doa Nabi Ibrahim a.s., di
antaranya beliau berdoa, "Jangan Engkau hinakan aku pada hari mereka
dibangkitkan kelak". Kapan hari kebangkitan tersebut dan
bagaimana nasib seseorang saat itu?
يَوْمَ لا يَنفَعُ مَالٌ وَلا بَنُونَ (٨٨) إِلاَّ مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ (٨٩) وَأُزْلِفَتِ الْجَنَّةُ لِلْمُتَّقِينَ
(Hari kebangkitan tersebut) adalah hari saat harta dan
anak tidak berguna lagi, kecuali mereka yang menghadap Allah dengan hati
yang bersih. Dan pada hari itu didekatkan surga bagi mereka, orang-orang yang
bertakwa. (QS asy-Syu'arâ', 26: 88-90)
Kaum Muslimin Rahimakumullah
Bila kita mengetahui, bahwa bekal yang dapat menyelamatkan
kita di akhirat kelak hanya amal yang dilandasi oleh hati yang bersih, sudah
sewajarnya bagi kita semua untuk lebih memerhatikan mengenai kesucian hati.
Karena sebanyak dan sebesar apa pun amal yang kita lakukan, bila tidak didasari
dengan hati yang bersih akan bernilai kecil di sisi Allah SWT. Yang
lebih berbahaya lagi, bila hati yang kotor atau memiliki penyakit tidak segera
dibersihkan, maka lama kelamaan hati tersebut akan termasuk hati yang lalai
dari Allah dan akhirnya menjadi keras.
Bila hati telah menjadi keras, maka nasihat
seperti apa pun akan sulit untuk menembus ke hati dan menyadarkan mereka.
Janji-janji balasan dari Allah tak mampu membuat orang tersebut tertarik untuk
berlomba-lomba mengamalkan, dan berbagai ancaman serta kematian yang setiap
saat menanti tak mampu menggetarkan hatinya.
Menurut para ulama, seseorang dikelompokkan sebagai
pemilik hat iyang lalai, bila dalam membaca al-Quran tidak merenungkan makna
kandungannya, tidak mengamalkan berbagai perintah yang ada serta tidak menjauhi
berbagai larangannya. Termasuk juga dengan berbagai hadits atau sunnah-sunnah
Rasulullah SAW.
Seseorang yang memiliki hati yang lalai, tidak pernah
memikirkan mengenai kematian serta kehidupan di alam barzakh dan negeri
akhirat. Mereka menjauh dari para alim-ulama yang akan menasihati serta
menyadarkan mengenai berbagai ketaatan. Hari-hari berlalu tanpa peningkatan
amal, namun justeru bertumpuknya dosa dan kemaksiatan. Apa yang mereka lakukan
ini, sama saja dengan mengotori dan menutupi hati mereka sendiri.
Rasulullah SAW pernahbersabda:
"Seoranghamba apabila melakukan suatu kesalahan,
maka di titikkan dalam hatinya sebuahtitik hitam, dan apabila ia
meninggalkannya dan meminta ampun serta bertaubat,hatinya dibersihkan, dan
apabila ia kembali (melakukannya) maka (akan) ditambahkantitik hitam tersebut
hingga menutup hatinya, dan itulah yang diistilahkan dengansebutan
"ar-Rân" yang Allah sebutkan: kallâ bal râna 'alâ qulûbihim mâkânû
yaksibûn [sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu
merekausahakan itu menutupi hati mereka].(QS al-Muthaffifîn/83: 14).". (Hadits Riwayat at-Tirmidzi
dari Abu Hurairah, Sunanat-Tirmidzi, XII/194, hadits no. 3654)
Kaum Muslimin Rahimakumullah
Bila kita telah mengetahui mengenai artipentingnya
menjaga hati agar tidak lalai dan membeku atau kasar, kita juga perlu mengetahi
mengenai sebab yang dapat membekukan hati tersebut. Karena selain dosa dan
kemaksiatan seperti yang telah disinggung di atas, terdapat beberapa hal yang
dapat melalaikan dan akhirnya membekukan atau mengeraskan, bahkan mungkin
mematikan hati kita.
Seorang ulama yang bernama Ibrahim bin Adham pernah
ditanya oleh penduduk Baghdad, bahwa mereka telah sering berdoa, tetapi
seolah-olah doa mereka tidak dikabulkan oleh Allah. Mendengar pertanyaan ini,
Ibrahim bin Adham menjawab, bahwa penyebab tidak terkabulnya doa mereka adalah
karena matinya hati mereka. Dan penyebab kematian hati tersebut adalah karena
10 (sepuluh) hal:
- Kamu mengaku mengetahui adanya Allah, tetapi tidak mau tunduk dan patuh kepada-Nya.
- Kamu membaca Al-Quran, tetapi kamu tidak mengamalkan isinya.
- Kamu mengetahui bahwa setan adalah musuh, tetapi justeru kamu ikuti jalannya.
- Kamu mengatakan mencintai Rasulullah s.a.w., tetapi kamu meninggalkan akhlak dan sunnah-sunnah beliau.
- Kamu mengatakan memohon surga, tetapi tidak beramal untuk meraihnya.
- Kamu mengatakan takut neraka, tetapi tidak pernah berhenti melakukan dosa.
- Kamu mengatakan mati pasti akan datang, tetapi kamu tidak memersiapkan diri untuk menghadapinya.
- Kamu sibuk membicarakan kekurangan orang lain, tetapi tidak memikirkan mengenai kekurangan dirimu sendiri.
- Kamu makan rezeki dari Allah, tetapi tidak mau bersyukur kepada-Nya.
- Kamu menguburkan mayat saudaramu, tetapi tidak menjadikannya sebagai pelajaran.
Kesepuluh macam penyakit inilah yang menurut Ibrahim
bin Adham telah mematikan hati penduduk Baghdad saat itu, hingga mereka merasa
doa-doa mereka tak dikabulkan oleh Allah.
Marilah kesepuluh penyebab kematian hati di atas kita
jadikan bahan renungan bagi diri kita masing-masing. Sudah bersihkan hati
kita? Bila telah bersih, maka masih ada kewajiban yang harus terus menerus
dilakukan, yaitu menjaganya.
Sedang bagi kita yang memunyai hati kotor, tercampur
dengan berbagai penyakit hati, atau banyak melakukan dosa dan maksiat, Allah
tidak pernah menutup pintu taubatnya. Dan bagaimanapun keadaan hati kita, kita
wajib untuk terus-menerus memohon kepada Allah, semoga dikaruniai hati yang
bersih, sebagai bekal untuk menghadapnya. Amien.
Kaum Muslimin Rahimakumullah
Di mana pun kita berada, jagalah ketakwaan kita
kepada Allah. Ingatlah bahwa kecintaan terhadap dunia secara berlebihan dapat
menguasai hati.
Dosa dan kemaksiatan juga telahmenghitam kelamkan hati
kita. Bergegaslah untuk menghapusnya dengan bertaubat. Mohonlah dibukakan
pintu rahmat dengan istighfar, karena hanya Allahlah yang berkuasa untuk
membukanya. Perbaikilah amal-amal yang rusak, maka Allah akan memerbaiki
keadaan kita. Sayangilah orang-orang yang lemah, maka Allah akan
mengangkat derajat kita. Tolonglah para fakir-miskin, maka Allah
akan memberkati rizki kita. Barangsiapa yang hatinya penuh kasih sayang,
maka Allah akan sayang kepadanya, dan barangsiapa yang berlaku dhalim, maka
akan dihancurkan. Bersihkanlah hati dari berbagai rasa sombong, iri dan dengki,
karena kesemuanya akan membawa kesusahan dan kesengsaraan bagi pelakunya.
Bertakwalah kepada Allah, dengan itu kita akan selamat dunia hingga akhirat.
إِنَ اللهَ وَمَلَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ
عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ
وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللَّهُمَّ صَلِّعَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ
مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إبِرْاَهِيْمَ وَعَلَى آلِ إَبْرَاِهْيْمَ.
وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى
إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، وَارْضِ اللَّهُمَّ عَنِ الصَّحَابَةِ
وَ التَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ إِلَى يَوْمِ الدَِيْنِ، وَارْحَمْنَا
مَعَهُمْ وَفِيْهِمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاِحِمْيَن. اللَّهُمَّ
اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَ الْمُسْلِمِاْتِ وَ الْمُؤْمِنِيْنَ وَ
الْمُؤْمِنَاتِ، اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَ اْلأَمْوَاْتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ
قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَ إِنْ لَمْ
تَغْفِرْلَنَا وَ تَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ.رَبَّنَا لَا
تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَ هَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً
إِنَّكَ اَنْتَ الْوَهَّابُ. للَّهُمَّ طَهِّرْ قُلُوْبَنَا مِنَ النِّفَاْقِ وَ
اَعْمَالَنَا مِنَ الرِّيَاءِ رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فِى
اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَاْبَ النَّاِر. وَ صَلَّى اللهُ عَلَى
مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِهِ وَ صَحْبِهِ وَ سَلَّمَ, وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ
الْعَالَمِيْنَ.
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللَّهَ
يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَ الْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ
الْفَحْشَاءِ وَ الْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ.
فَاذْكُرُوْا اللهَ العَظِيمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْ اعَلَى نِعَمِهِ
يَزِدْكُمْ، وَاسْأَلُوْا مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرَ.
وَاللهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ.