(Bagian
pertama)
Oleh : Prof. Dr. Yunahar Ilyas
Gerak-gerik
seseorang mencerminkan ketajaman akal dan kejernihan hatinya. Kita bisa menilai
keadaan seseorang melalui tingkah laku dan perangainya. Lalu, bagaimana tingkah
laku dan perangai Rosulullah SAW yang hari-hari ini kelahirannya kita
peringati?
Dengarkanlah
komentar Aisyah, istri tercinta dan sekaligus orang yang paling mengenal akhlak
Nabi. Katanya, “Rosulullah SAW bukan yang suka berkata yang keji, bukan orang
yang buruk perangainya, dan bukan orang yang suka berkeliaran di pasar. Bukan
pula orang yang membalas kejelekan(kejahatan) dengan kejelekan, akan tetapi
orang yang suka memaafkan dan melupakan kesalahan (orang lain).
Husain
bin Ali, Cucu Rosulullah menceritakan bagaimana keagungan kakeknya itu dalam
sebuah riwayat: “Aku bertanya pada ayah (Ali bin Abi Thalib) tentang bagaimana
Rosulullah di tengah-tengah sahabatnya. “Ayah berkata,’Rosulullah selalu
menyenangkan, santai dan terbuka, mudah berkomunikasi dengan siapa pun, lemah
lembut dan sopan, tidak keras dan tidak terlalu lunak, tidak pernah mencela,
tidak pernah menuntut dan menggerutu, tidak mengulur waktu dan tidak
tergesa-gesa. Beliau meninggalkan tiga hal yaitu riya, boros dan sesuatu yang
tidak berguna (Laghun).
‘Rosulullah
juga tidak pernah mencaci seseorang dan menegur karena kesalahannya, tidak
mencari kesalahan orang lain, tidak bicara kecuali yang bermanfaat dan
berpahala. Kalau beliau bicara, maka yang lain diam menunduk seperti ada burung
di atas kepalanya, tidak pernah disela atau dipotong pembicaraannya, membiarkan
orang menyelesaikan pembicaannya, tertawa bersama mereka yang tertawa, heran
bersama orang yang heran, rajin dsan sabar menghadapi orang asing yang tidak
sopan, segera memberi apa-apa yang diperlukan orang yang tertimpa kesusahan, tidak menerima pujian kecuali dari
yang pernah dipuji olehnya’.”(HR. Al-Tirmidzi).
Di
antara sekian banyak sifat-sifat yang
disebutkan di atas, Rosulullah ternyata juga seorang yang pemalu,. Malu dalam
hal yang pantas untuk malu, tetapi tegas dalam hal yang menyangkut akhlak dan
kebenaran. Sampai-sampai sahabat beliau Abu said Al-khudri mengatakan,
“Rosulullah lebih pemalu dari seorang perawan dalam pingitan. Bila beliau
melihat sesuatu yang tidak disukai kami tau dari raut wajahnya.”(HR. Al-Bukhori).
Dari
sekian keagungan akhlak yang dimiliki Rosulullah SAW, apabila ada salah satunya
bisa kita ikuti dan diteladani, niscaya akan menjadi investasi kebaikan yang
tak akan pernah mendatangkan sesuatu kecuali kebaikan pula. Apalagi bila kita
bisa mengikuti semua akhlak dan perilaku beliau. Maka, sudah sepantasnya bagi
orang yang mengaku umat Rosulullah Saw untuk mencontoh akhlaknya yang sangat
mulia. Apalagi, di bulan robi’ul awal ini yang merupakan bulan kelahiran
Rosulullah SAW, sangat pas apabila kita kembali kepada akhlak beliau sehingga
kita menjadi manusia yang membawa rahmat bagi alam semesta. Sabda Rosulullah
SAW, “Tidaklah saya diutus kecuali menyempurnakan akhlak.” (HR.Muslim)
Keterangan
Menyempurnakan :
Sebenrnya sejak dulu sudah ada akhlak tapi karena masyarakat dulu masih
berakhlak jahiliyah maka Rosulullah SAW diutus Menyempurnakan menjadi akhlak
yang Madzmummah.