Akhlak Rosulullah SAW [Bagian Pertama]


(Bagian pertama)



            Gerak-gerik seseorang mencerminkan ketajaman akal dan kejernihan hatinya. Kita bisa menilai keadaan seseorang melalui tingkah laku dan perangainya. Lalu, bagaimana tingkah laku dan perangai Rosulullah SAW yang hari-hari ini kelahirannya kita peringati?

            Dengarkanlah komentar Aisyah, istri tercinta dan sekaligus orang yang paling mengenal akhlak Nabi. Katanya, “Rosulullah SAW bukan yang suka berkata yang keji, bukan orang yang buruk perangainya, dan bukan orang yang suka berkeliaran di pasar. Bukan pula orang yang membalas kejelekan(kejahatan) dengan kejelekan, akan tetapi orang yang suka memaafkan dan melupakan kesalahan (orang lain).

            Husain bin Ali, Cucu Rosulullah menceritakan bagaimana keagungan kakeknya itu dalam sebuah riwayat: “Aku bertanya pada ayah (Ali bin Abi Thalib) tentang bagaimana Rosulullah di tengah-tengah sahabatnya. “Ayah berkata,’Rosulullah selalu menyenangkan, santai dan terbuka, mudah berkomunikasi dengan siapa pun, lemah lembut dan sopan, tidak keras dan tidak terlalu lunak, tidak pernah mencela, tidak pernah menuntut dan menggerutu, tidak mengulur waktu dan tidak tergesa-gesa. Beliau meninggalkan tiga hal yaitu riya, boros dan sesuatu yang tidak berguna (Laghun).

            ‘Rosulullah juga tidak pernah mencaci seseorang dan menegur karena kesalahannya, tidak mencari kesalahan orang lain, tidak bicara kecuali yang bermanfaat dan berpahala. Kalau beliau bicara, maka yang lain diam menunduk seperti ada burung di atas kepalanya, tidak pernah disela atau dipotong pembicaraannya, membiarkan orang menyelesaikan pembicaannya, tertawa bersama mereka yang tertawa, heran bersama orang yang heran, rajin dsan sabar menghadapi orang asing yang tidak sopan, segera memberi apa-apa yang diperlukan orang yang tertimpa  kesusahan, tidak menerima pujian kecuali dari yang pernah dipuji olehnya’.”(HR. Al-Tirmidzi).

            Di antara sekian banyak  sifat-sifat yang disebutkan di atas, Rosulullah ternyata juga seorang yang pemalu,. Malu dalam hal yang pantas untuk malu, tetapi tegas dalam hal yang menyangkut akhlak dan kebenaran. Sampai-sampai sahabat beliau Abu said Al-khudri mengatakan, “Rosulullah lebih pemalu dari seorang perawan dalam pingitan. Bila beliau melihat sesuatu yang tidak disukai kami tau dari raut wajahnya.”(HR. Al-Bukhori).

            Dari sekian keagungan akhlak yang dimiliki Rosulullah SAW, apabila ada salah satunya bisa kita ikuti dan diteladani, niscaya akan menjadi investasi kebaikan yang tak akan pernah mendatangkan sesuatu kecuali kebaikan pula. Apalagi bila kita bisa mengikuti semua akhlak dan perilaku beliau. Maka, sudah sepantasnya bagi orang yang mengaku umat Rosulullah Saw untuk mencontoh akhlaknya yang sangat mulia. Apalagi, di bulan robi’ul awal ini yang merupakan bulan kelahiran Rosulullah SAW, sangat pas apabila kita kembali kepada akhlak beliau sehingga kita menjadi manusia yang membawa rahmat bagi alam semesta. Sabda Rosulullah SAW, “Tidaklah saya diutus kecuali menyempurnakan akhlak.” (HR.Muslim)

Keterangan
Menyempurnakan : Sebenrnya sejak dulu sudah ada akhlak tapi karena masyarakat dulu masih berakhlak jahiliyah maka Rosulullah SAW diutus Menyempurnakan menjadi akhlak yang Madzmummah.

Catatan: Bagi teman-teman yang ingin tugasnya diposting di blog ini, bisa kirim filenya ke email biep458@gmail.com dengan menyertakan Nama Lengkap dan Nomor Mahasiswa atau ketemu langsung dengan saudara Muhammad Furqan Ab (20100720067) di kampus tercinta, CP: 0859622076364. Jazakumullah... (Indahnya Berbagi.......)