Dosen : Ir. H. Supriyadi, M.M
A. Definisi Wirausaha
Wirausaha berasal dari bahasa
Perancis yaitu entrepreneur yang
selanjutnya di terjemahkan kedalam bahasa Inggeris menjadi between taker atau go-between.
Istilah between taker muncul pada
abad 17 ketika banyak negara eropa sedang memajukan sektor industri dan between
taker diartikan sebagai seseorang pengambil resiko.
Istilah go-between sendiri muncul pada zaman Marcopolo ketika memulai
pelayaran dengan melakukan kesepakatan pinjaman dagang. Go-between sendiri artinya perantara yaitu perantara pemilik modal
dan kekayaan yang diharapkan, sehingga posisi Marcopolo sebagai peminjam modal adalah
sebagai go-between.
Pengertian wirausaha lebih lengkap diungkapkan oleh
Joseph Schumpeter: ” entrepreneur as the
person who destroys the existing economic order by introducing new products and
services, by creating new forms of organization, or by exploitation new raw
materials” (Bygrave, 1994).
Dari definisi
atas dapat diartikan wirausaha adalah orang yang mendobrak system ekonomi yang
ada dengan memperkenalkan barang dan jasa yang baru, dengan menciptakan bentuk
organisasi baru atau mengolah bahan baku
baru.
Pengertian wirausaha yang lebih luas tercantum dalam
buku “The portable MBA In
Entrepreneurship”. Secara lengkap definisinya sebagai berikut Entrepreun is the person who perceives on
opportunity and creates an organization ro pursue it (Bygrave,1994).
Dalam definisi
ini ditekankan bahwa seorang wirausaha adalah orang yang melihat adanya peluang
kemudian menciptakan sebuah organisasi untuk memanfaatkan peluang tersebut.
Pengertian wirausaha di sini menekankan pada setiap orang yang memulai sesuatu
bisnis yang baru. Proses kewirausahaan meliputi semua kegiatan fungsi dan
tindakan ntuk mengejar dan memanfaatkan peluang dengan menciptakan suatu
organisasi.
Peter Drucker menyatakan bahwa wirausaha tidak mencari
resiko, mereka mencari peluang
(Osborne,1992). Seorang inovator dan wirausaha yang terkenal dan sukses bukan
sekedar penanggung resiko, tapi mereka mencoba mendefinisikan resiko yang harus
mereka hadapi dan meminimalkannya. Jika seorang wirausaha berhasil mendefinisikan
resiko kemudian membatasinya, dan mereka secara sistematis dapat menganalisis
berbagai peluang, serta mengeksploitasinya maka mereka akan dapat meraih
keuntungan membangun sebuah bisnis besar.
Melihat uraian di atas, juga dari literature yang lain
tampak adanya pemakaian istilah saling bergantian antara wiraswasta dan
wirausaha. Kesimpulannya adalah kedua istilah tersebut sama saja, namun ada
perbedaan fokus antara kedua istilah tersebut. Wiraswasta lebih fokus pada
objek, ada usaha yang mandiri, sedang wirausaha lebih menekankan pada jiwa, semangat,
kemudian diaplikasikan dalam segala aspek kehidupan. Apapun profesi seseorang,
jika ia memiliki jiwa kewirausahaan maka jiwa dan semangatnya berbeda. Mereka
akan menjadi lebih kreatif, efisien, inovatif, berpandangan terbuka (open mind), dan lain sebagainya.
Wirausaha tidak hanya berkaitan dengan usaha yang menawarkan produk berupa barang
jadi seperti industri, perdagangan, persewaan, makanan, tapi juga sektor jasa seperti konsultan,
perhotelan, pariwisata, dll. Selanjutnya pengertian produk yang tercantum dalam
buku ajar ini bermakna produk barang maupun jasa.
Gambar 1: arti wirausaha (sumber: Susilo, 2006) |
B.
Kepribadian Wirausaha
Terdapat beberapa definisi tentang kepribadian, salah
satunya adalah definisi dari para teoritikus bahwa kepribadian merupakan bagian
dari individu yang paling mencerminkan atau mewakili si pribadi, bukan hanya
membedakan ia dengan yang lain, tapi yang lebih penting itulah dirinya yang
sebenarnya (Hall & Lindzey, 1996).
Seorang wirausahawan haruslah memiliki watak yang mampu
melihat ke depan, yaitu melihat, berpikir, dengan penuh perhitungan, mencari
alternatif masalah dan pemecahannya. Secara umum dapat digambarkan kepribadian
yang perlu dimiliki wirausahawan, sebagai berikut:
1.
percaya diri
Kepercayaan diri
adalah keyakinan yang tumbuh dalam diri seseorang setelah melakukan penilaian
terhadap kemampuan yang dimiliki (Safriyani, 2000). Orang yang tinggi percaya
dirinya adalah orang yang jiwanya sudah matang. Kematangan seseorang
ditunjukkan dari sikap yang:
-
tidak tergantung pada orang
lain
-
bertanggungjawab
-
obyektif
-
kritis : tidak begitu saja
menyerap pendapat atau opini orang lain, tetapi mempertimbangkannya secara
kritis
-
emosional stabil
-
berjiwa sosial
-
memiliki
kedekatan dengan sang khalik (Allah SWT)
Kepercayaan
diri sangat dibutuhkan oleh seorang wirausahawan. Saat seseorang menawarkan
produknya, dibutuhkan kepercayaan diri untuk bisa berinteraksi dengan baik dan
meyakinkan. Saat seseorang akan memulai untuk berwira usaha, jika ia percaya
diri maka ia akan berusaha sedemikian hingga agar usahanya bisa dibuka dan
berjalan. Sebaliknya, orang yang tidak percaya diri akan kerap patah sebelum
melangkah, dan ini tidak menguntungkan
untuk wira usaha.
Salah
satu hal yang bisa membantu agar seseorang bisa memiliki kepercayaan diri yang
baik, adalah dengan mensyukuri semua yang telah diberikan Tuhan kepadanya.
Selanjutnya orang tersebut harus yakin bahwa dia bisa melakukan segala sesuatu
dengan baik jika dia mempersiapkannya dengan matang.
2.
Merujuk pada tujuan akhir
Setiap orang pasti memiliki
tujuan. Dalam dunia wirausaha, orientasi terhadap tujuan ke depan sangat
penting artinya. Seorang wirausahawan bisa
berhasil biasanya karena ia memiliki visi ke depan yang berusaha ia
capai dengan bersungguh-sungguh.
Jalan menuju sukses tidak
selalu mudah. Seseorang kadang harus menempuh atau
melakukan pekerjaan yang tampaknya remeh, membutuhkan banyak energi dan tidak
bergengsi. Orang yang berorientasi pada hasil atau merujuk pada tujuan akhir,
akan bersedia menjalani proses yang tidak mengenakkan ataupun melakukan hal
yang tidak disukai, karena dirinya fokus pada tujuan yang ingin dicapai.
Misalnya seseorang yang akan memulai usaha membuka warung burger, maka ia harus
bersedia bekerja keras, mulai dari membuat menu burger sampai melayani pembeli.
Awalnya ia harus mengalami pasang surut, dagangannya tidak laku atau ada
complain dari pembeli, belum lagi harus “berani malu” karena harus agresif
menawarkan dagangannya ke siapa saja, serta harus masuk menjadi anggota corps kaki lima. Semua itu dilakukannya
karena merujuk pada tujuan akhir: menjadi pemilik resotran burger. Jika ia
tidak bersedia melewati proses ini, maka cita-citanya membuat restoran akan semakin
jauh dari jangkauan.
3.
Gigih
Seorang yang berjiwa wira usaha, perlu memiliki sifat
pantang menyerah. Ibarat seorang pendaki, semakin sulit tantangannya semakin
keras usahnya untuk bisa mencapai puncak. Sama halnya dengan seorang
wirausahawan, ia membutuhkan semangat pantang menyerah saat berusaha mewujudkan
inovasi maupun ide barunya. Apabila wirausahawan tidak gigih, maka nasibnya
akan sama dengan pendaki yang tidak pernah sampai puncak gunung karena selalu
kembali ke bawah sebelum bisa mencapai setengah perjalanan.
Tingkat kegigihan seseorang bisa dilihat dari kemampuannya untuk bertahan dalam
situasi sulit. Kemampun ini dikenal dengan Adversity
Intelligence dan tingkat penguasaannya dikenal dengan adversity quotient (AQ). Adversity Quotient memiliki empat dimensi
yaitu:
Control : seberapa besar individu mampu memberi pengaruh secara
positif terhadap situasi
Ownership : sejauh mana individu mangendalikan diri sendiri untuk
memperbaiki situasi yang dihadapi tanpa mempedulikan penyebabnya
Reach : penilaian seseorang mengenai seberapa jauh kesulitan akan
menjangkau atau menyebar ke bagian-bagaian lain dari kehidupannya.
Endurance : seberapa lama individu menganggap
kesulitan akan berlangsung atau bertahan. (Helmi, 2004).
4.
Berani mengambil resiko
Dunia wirausaha penuh dengan tantangan, dan terkadang
spekulatif. Keberanian seseorang dalam mengambil resiko memiliki arti penting
dalam hal ini. Persaingan, perubahan selera maupun kebutuhan pasar, harga bahan
baku yang turun
naik, kerugian dan masih banyak lagi tantangan lain yang mesti dihadapi jika
memang berniat memasuki dunia wirausaha. Seseorang yang tidak memiliki
keberanian mengambil resiko akan cenderung selalu memilih untuk berada di zona
aman. Zona aman adalah wilayah dimana seseorang merasa nyaman, aman, terhindar
dari resiko konflik atau situasi yang tidak menyenangkan. Orang yang memilih
selalu berada di zona aman akan mencari hal-hal yang menghindarkannya dari
resiko, sehingga cenderung mandeg
atau bertahan dalam situasi atau posisi tertentu. Sikap bertahan di zona aman
tersebut jelas tidak mendukung dalam dunia wira usaha yang menuntut inovasi,
keberanian mencoba, bahkan spekulasi.
Gambar 2. Pengambilan Resiko. (Sumber: Susilo, 2006) |
Seorang wirausahawan sejati akan memilih untuk keluar
dari zona aman, melakukan hal yang mungkin tidak dilakukan oleh orang lain,
menelurkan ide-ide baru dan melaksanakannya, serta berani menghadapi resiko
dari apa yang ia lakukan. Manajemen resiko menjadi faktor penting yang
mendukung keberanian pengambilan resiko ini.
Keberanian mengambil resiko juga perlu didukung oleh
perhitungan yang matang, sehingga tidak sekedar modal nekat. Semakin baik
seseorang membuat pertimbangan, maka resiko akan semakin bisa terantisipasi.
Pepatah mengatakan :
Jika seseorang berani
mencoba, maka 50% ia akan gagal. Tapi jika seseorang tidak berani mencoba, maka
100% ia akan gagal.
Seseorang yang berani
mengambil resiko akan mengambil peluang keberhasilan yang hanya 50% itu, lalu
kecermatan dan persiapan yang matang akan membantunya meningkatkan probabilitas
keberhasilan itu menjadi 70% atau 90%.
5.
Kepemimpinan
Jiwa kepemimpinan atau leadership dapat dilihat dari
bagaimana seseorang mampu mempengaruhi, mengkoordinir, memimpin dan mengambil
keputusan dalam sebuah tim. Salah satu gaya
kepemimpinan yang patut dimiliki oleh seorang wirausaha adalah prophetic leadership (kepemimpinan
kenabian). Kepemimpinan prophetic
adalah pemimpin yang memiliki kemampuan mengendalikan diri dan mempengaruhi
orang lain dengan tulus, dilakukan dengan kesadaran, tidak dipaksa atau
memaksa. Karakteristik kepemimpinan prophetic adalah shiddiq (jujur, berpedoman pada nurani dalam berpikir, bersikap dan
bertindak), amanah (bertanggungjawab,
berkomitmen tinggi, dapat dipercaya),
tabligh (komunikatif, mengamalkan,
memberi contoh), fathanah (kompeten
dalam menyelesaikan masalah) (Tim Trainer OCB, 2007).
6.
Keorisinilan
Orisinil dapat diartikan sebagai sesuatu yang baru,
tidak mengekor ide orang lain, atau belum ada sesuatu yang sama sebelumnya.
Baru disini disini tidak selalu berarti belum pernah ada sama sekali, tapi bisa
juga merupakan modifikasi, kombinasi atau reintegrasi dari komponen yang sudah
ada, sehingga memunculkan fungsi, cita rasa maupun variasi baru. Bobot
orisinalitas suatu ide maupun produk
akan tampak dari sejauh manakah ia berbeda dari apa yang sudah ada
sebelumnya.
7. Kreativitas
Kreativitas merupakan kemampuan seseorang untuk
melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata, yang
relative berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya (Supriadi dalam Alma , 2005). Seorang
wirausaha yang kreatif memiliki peluang lebih besar untuk menciptakan produk
yang unik dan berbeda, serta dapat merespon kesempatan dengan lebih baik.
Kemampuan untuk berpikir kreatif menuntut beberapa hal, antara lain:
-
Sikap terbuka
-
Keberanian untuk berbeda dengan
biasanya
- Menguasai satu bidang dengan sangat baik
- Buying
low, selling high:
melihat sesuatu dari yang tidak disukai banyak orang, kemudian mengolahnya dan
memunculkan kembali menjadi sesuatu yang berbeda di saat yang tepat sehingga
bernilai tinggi .
8.
Selalu berusaha memberikan
yang terbaik
Seorang wirausaha
akan selalu berusaha memberikan yang terbaik terhadap pelanggan, client maupun
customer. Memberikan yang terbaik tidak hanya berupa produk, tapi juga layanan
dan sikap. Dengan memberikan sikap terbaik maka orang tersebut telah membuka
peluang bagi dirinya untuk dipercaya, dan pada saatnya, memperoleh keuntungan
dari kepercayaan tersebut.
C. Visi dan Misi Wirausaha
1. Visi
Dalam penjelasan kepribadian telah dibahas mengenai
merujuk pada tujuan akhir, serta berorientasi ke masa depan. Baik tujuan akhir
maupun orientasi ke masa depan bias lebih jelas arahnya jika seseorang memiliki
visi.
Kekuatan visi sangat luar
biasa. Seorang wirausaha yang memiliki gambaran yang jelas akan masa depannya
akan melakukan tahapan yang lebih terorganisir disbanding wirausaha yang tidak
memiliki visi.
Visi berasal dari kata vision yang berarti pandangan, yang jika
dimaknai lebih dalam bisa diartikan pandangan tentang masa depan. Dengan
melihat kemampuan dan kekuatan, seseorang mencoba untuk membuat impian atau
cita-cita yang akan menentukan kemana kita melangkah selanjutnya. Visi adalah
harapan tentang masa depan yang menarik, realistik dan bisa dicapai. Visi
hendaknya:
1.
Menarik
Visi
hendaknya menarik, menantang dan sesuai jiwa kita maka dalam mewujudkan visi
tersebut kita lalui dengan semangat dan senang.
2.
Realistik
Visi
hendaknya Sesuatu yang mungkin dicapai atau realistis. Realistis diperlukan
agar tercipta optimisme untuk meraih visi tersebut
Ibarat orang yang akan membangun rumah, visi adalah
gambaran seseorang terhadap bagaimana rumah tersebut nantinya. Bayangan atau
desain rumah itu yang akan menentukan bagaimana pondasinya, langkah-langkah,
bahan bakunya, siapa yang akan mengerjakan, dan lain sebagainya.
Wirausaha yang baik haruslah memiliki gambaran ke depan
tentang usahanya tersebut. Dengan memiliki visi yang jelas, menarik dan
realistis seorang wira usaha akan memiliki daya juang yang lebih tinggi dan
lebih konsisten dalam meraih harapan atau cita-citanya. Visi tersebut akan
membantu wirausaha untuk menentukan langkah untuk mewujudkan mimpinya, apa saja
yang dibutuhkan, dan siapa yang bisa diajak bekerjasama. Berbeda dengan
wirausaha yang bergerak tanpa visi, langkahnya tidak terarah, karena tidak
punya bayangan keberhasilan seperti apa yang dicapai. Wirausaha tanpa visi,
cenderung mudah patah semangat, dan mudah berbelok sebelum benar-benar
menguasai bidang yang digarap, akibatnya keberhasilan semakin susah tercapai. Manfaat visi yang benar dalam usaha meraih
kesuksesan:
1.
Menarik dan menumbukan komitmen
pribadi
2.
Menumbuhkan kebermaknaan hidup
3.
Memacu dan memfokuskan
pengembangan diri
4.
Memotivasi
untuk bekerja dan berkualitas prima
Pencapaian visi didukung oleh statement yang jelas dan dan efektif. Ciri statemet visi yang jelas dan efektif adalah:
-
Terfokus,
jelas dan mudah dibayangkan perwujudannya dalam kenyataan
-
Mengundang
sesuatu yang bermakna “mulai”
-
Peluang suksesnya dapat
diperkirakan
-
Realistis dan mungkin dicapai
2. Misi
Definisi misi adalah batasan
tentang hal-hal yang akan dilakukan oleh seseorang. Misi lebih spesifik dari
visi, berupa peran yang akan dilakukan untuk mencapai visi. Perbedaan antara visi dan misi dapat dilihat
pada contoh berikut:
Visi : membangun bisnis pengolahan singkong yang berhasil dan mampu
menghidupi orang banyak
Misi: wirausaha di bidang pengolahan pangan berbahan baku singkong yang berkualitas, bergizi,
murah dan sesuai dengan selera pasar dan memiliki banyak cabang dan menyerap
banyak tenaga kerja
Misi membantu seorang wirausaha menentukan lahan garap,
bidang yang ingin ditekuni, keunggulan produk dan system pemasarannya. Agar
bisa membuat langkah yang lebih operasional, visi dan misi perlu diterjemahkan
menjadi tujuan. Tujuan (goal) adalah sasaran yang spesifik dan
membantu kita merencanakan berbaagai aktifitas serta strategi. Tujuan terbagi
menjadi tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek. Dalam penetapan tujuan
(goal setting) seseorang memutuskan
apa yang ingin dicapai (pengetahuan/keahlian/perilaku tertentu) dan bergerak
secara bertahap menuju pencapaian tujuan. Dengan mengetahui secara pasti tujuan
yang ingin dicapai maka seorang wirausaha tahu apa yang menjadi prioritas untuk
dikerjakan dan apa yang hanya merupakan selingan.
Tujuan disusun berdasarkan criteria berikut:
-
Tujuan
diturunkan dari visi dan misi
-
Tujuan adalah sesuatu yang
penting
-
Memiliki skala prioritas yang
tinggi
-
Jumlahnya tidak terlalu banyak
supaya dapat fokus
-
Dapat disusun strategi untuk
dapat mencapainya.
Lebih jelasnya, bisa disimak dalam contoh berikut:
Visi:
Membangun bisnis pengolahan pangan yang berhasil dan mampu
menghidupi orang banyak
Misi:
Menjadi wirausaha di bidang pengolahan pangan yang berkualitas,
bergizi, murah dan sesuai dengan selera pasar dan memiliki banyak cabang dan
menyerap banyak tenaga kerja
Tujuan jangka panjang:
1.
Bisnis pengolahan singkong
menjadi beberapa jenis makanan
2.
Produk tersebut menjadi brand
ternama, berkembang dan tersebar di 20 kota
besar di Indonesia
dengan 100 tenaga kerja
Tujuan jangka pendek:
1. Dalam waktu 1 tahun ke depan,
usaha sudah dimulai, dengan membuka kedai singkong. Persiapan menuju pembukaan:
a.
Memperkuat keahlian mengolah
bahan baku
b.
Cari lokasi yang tepat
c.
Asesmen selera pasar
d. Dari cara mendapatkan bahan baku yang
murah
e.
Menentukan strategi pemasaran
f. Brand
image yang mau dibangun
g.
Rekanan usaha
h.
Modal
2. Produk unggulan yang akan ditawarkan di awal : bakpau
singkong dan bakso singkong
3.
Setelah 6 bulan jalan evaluasi
untuk menentukan produk unggulan baru dan strategi pemasaran plus penguatan SDM
Beberapa langkah yang perlu diperhatikan untuk membuat
tujuan adalah:
1. Putuskan apa yang ingin kita capai pada
skala jangka pendek dan jangka panjang
2. Pecahkan tujuan tersebut menjadi
target-target yang lebih kecil
3. Ketika kita membuat rencana, kita harus
mulai menjalankannya
4. Evaluasi: jika sesuai dengan rencana,
teruskan strategi. Jika tidak, cari alternative lain.
Tujuan akan efektif jika menggunakan metode SMART,
yaitu:
Specific : menyatakan
dengan jelas target apa yang sebetulnya ingin diraih Measurable :dapat
diamati dan diukur
Attainabble :
tujuan memang mungkin dicapai, tidak terlalu ambisius
Realistic : sesuai
dengan sumber daya yang dimiliki
Timely : dapat dicapai pada jangka waktu tertentu
D.
Model Proses Kewirausahaan
Model proses perintisan
dan pengembangan kewirausahaan digambarkan Bygrave (dalam Alma, 2005) ke dalam
urutan.
Gambar 3. Model Proses Kewirausahaan (Sumber: |
1.
Proses inovasi
Proses awal sebelum
wirausaha dimulai adalah inovasi. Seorang wirausaha perlu menemukan hal baru
yang akan mewarnai usaha maupun produk yang akan ditawarkan. Inovasi bisa
berawal dari mimpi, yang kemudian diwujudkan dalam bentuk visi,misi dan tujuan.
Usaha maupun produk tanpa inovasi akan sulit menerobos persaingan dengan bisnis
lain yang serupa.
Faktor personal
adalah inovasi yang berasal dari dalam diri seseorang akan mendorongnya mencari
pemicu kea rah memulai usaha. Misalnya sifat penasaran, keberanian mengambil
resiko, pendidikan dan pengalaman. Faktor lingkungan: adalah peluang,
pengalaman dan kreativitas
2.
Proses pemicu
Triggering event adalah
kejadian yang terjadi pada diri seseorang atau diluar diri tapi berpengaruh,
yang memicu atau memaksa seseorang untuk terjun ke dunia bisnis. Faktor pemicu
akan mendorong inovasi yang sudah ada
terwujud menjadi usaha. Beberapa contoh faktor pemicu usaha:
Dari dalam diri:
a.
Desakan ekonomi: perlu
penghasilan tambahan, PHK atau tidak mendapatkan pekerjaan
b.
Tidak puas dengan pekerjaan
atau aktivitas yang saat ini digeluti
c. Keberanian menanggung resiko, kesukaan
menghadapi tantangan
d. Keinginan mewujudkan mimpi, minat dan
komitmen tinggi terhadap wirausaha
Dari luar diri:
a.
Adanya persaingan
b.
Ada sumber-sumber
yang bisa dimanfaatkan, misalnya ada lokasi strategis, mendapat modal, warisan,
dll
c.
Mengikuti latihan atau
incubator bisnis
d.
Kebijakan pemerintah, misalnya
kemudahan kredit, bantuan, pendampingan dan lain sebagainya
e. Ada relasi atau rekanan yang membuka
peluang usaha, atau bisa diajak bekerjasama
f. Dorongan dari keluarga, teman atau kerabat
3.
Proses pelaksanaan
Setelah ada inovasi
yang didukung dengan pemicu, selanjutnya adalah proses pelaksanaan. Proses
pelaksanaan bisa jalan apabila seorang wirausaha memiliki kesiapan mental,
rekanan (bisa juga asisten atau partner, komitmen bisnis yang tinggi, dan
adanya visi, pandangan jauh ke depan guna menncapai keberhasilan.
4.
Proses pertumbuhan
Usaha yang telah
dilaksanakan dan berjalan, tentu mengalami proses. Proses ini disebut dengan
growth (pertumbuhan). Tentunya setiap wirausaha mengingkan usahanya bertumbuh
dengan baik. Pertumbuhan positif suatu
usaha dapat ditengarai dengan keberhasilan yang dicapai. Antara lain:
a.
Rencana dan pelaksaan
operasional berjalan produktif
b. Tim pelaksana bekerja sama dengan baik
sehingga menghasilkan strategi yang mantap
c. Terbentuknya Budaya perusahaan (corporate culture) yang diikuti dengan
penuh tanggungjawab oleh seluruh karyawan.
d. Produk yang ditawarkan populer atau
memiliki keistimewaan, misalnya kualitasnya, lokasi, pealayanannya, manajemen,
dan lain sebagainya.
e. Adanya kontinuitas konsumen dan pemasok
barang
f. Kemampuan mencari dan menambah sumber dana
(partnership maupun investor)
g.
Dsb
Pertumbuhan suatu
usaha dapat pula dilihat dari bagaimana usaha tersebut dapat bertahan di tengah
persaingan. Dunia persaingan menimbulkan dampak terhadap usaha, ada pengusaha
pasar yang sangat dominan ada pula yang lemah. Dalam istilah pemasaran mereka
terdiri dari :
a.
Market leader
Yaitu usaha yang
produknya menjadi pelopor atau pemimpin pasar.
Biasanya ada produk atau merek tertentu yang populer atau melekat di
hati konsumen, sehingga market sharenya paling banyak.
Contoh: pasta gigi merk pepsodent, motor
merk honda, sate ambal pak Kasman, bakpia pathuk 75
b.
Market challenger
Merupakan
penantang pasar, yang menunggu kesempatan mengatasi leader.
Contoh :
motor merk yamaha
c.
Market follower
Usaha yang
ikut-ikutan saja, karena modal terbatas dan belum terkenal.
Contoh : penjual musiman
d.
Market nicher
Adalah usaha yang
menjual produknya pada celah pasar yang belum terisi oleh merek lain.
Usaha yang tumbuh
dengan baik bisa merubah posisi yang tadinya market chalenger, market follower maupun market nicher menjadi market
leader. Hal seperti ini dapat kita lihat pada produk-produk yang awalnya
hanya merupakan pesaing produk lain, tapi karena keunggulan kualitas maupun
harga yang lebih murah, atau strategi marketing yang baik, akhirnya menjadi
lebih disukai konsumen dan menjadi market leader.
Contoh: pembalut
wanita yang pertama populer adalah softex. Sehingga orang mengidentikkan
pembalut wanita adalah softex. Meskipun sekarang orang masih menyebut pembalut
wanita itu softex, penjualan softex sudah tersaingi oleh merk pembalut wanita
yang lain.