TUGAS
ILMU PENDIDIKAN ISLAM
Dosen pengampu : Dr.H.M. Anis, M.A
Disusun
Oleh :
ROMADON
SAID HAQIQI
WIDIYANTO
SUMARITO
MUHAMMAD FURQAN
HIKMAH
ASIH MARYATUN
NITAQUE ANDANG JAYA
NOVANZA
A.
Pandangan
islam tentang anak
Pandangan
Al-Qur’an dan Hadis tentang anak secar global dapat diformulasikan dalm prinsip
bahwa anak tidak menjadi sebab kesulitan atau kesengsaraan orang tua dan orang
tua tidak menjadi penyebab kesulitan dan kesengsaraan anak-anaknya. Hal ini
dapat direkam dari apa yang telah digelar oleh Allah dalam Al-Qur’an antara
lain:
Artinya:”janganlah seorang ibu menderita
kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan warispun
berkewajiban demikian”( QS. Al-Baqarah ayat:233).
Dari ayat
ini bermakna orang tua dan anak mempunyai hubungan timbale balik yaitu anak
berbakti kepada orang tua dan orang tua harus memelihara anak dengan baik juga.
Al-qur’an
secar jelas member pesan bahwa anak supaya menjadi penyejuk bagi keluarga,
pengobat hati dikala duka. Anak sebagai qurra
a’yun ( QS.25:74), anak sebagai kabar gembira ( Qs.19;74).
Jika dalam
ayat-ayat diatas dikatakan bahwa anak itu sebagai permata hati, perhiasa hidup
dan senagai kabar gembira maka di sisi lain Al-Qur’an juga mengungkapkan bahwa
anak itu sebagai cobaan. Sesungguhnya hartamu anak-anakmu itu hanya cobaan
bagimu. ( QS.64:15)
Al-qur’an telah
mengistrusikan agar agar orang tua memelihara keluarga termasuk anak-anaknya
danan sebai- baiknya sehingga tidak terjerumus kedalam api neraka. ( QS.
66:6).dengan pemeliharaan yangbaik dan penuh kehati-hatian dari orang tua, di
harapkan anak akan menjadi penghibur hati dan perhiasan keluarga. Anak yang
mestinya menjadi penghibur hati dan permata hati justru saebaliknya akan
menjadi sumber ketidak senangan dan kesulitan oramg tua, bahkan dapat menjadi
musuh bagi orang tua. Dalam kaitan ini Allah SWT berfirman:
Artinya:” Hai orang-orang mukmin, Sesungguhnya di
antara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu. Maka berhati-hatilah
kamu terhadap mereka”. ( QS.64:14).
Dari ayat
tersebut terkandung makna bahwa anak itu dapat berkembang tidak wajar dan
menjadi musuh orang tua karena ketidak hati-hatian orang tua daloam member
perlakuan terhadap anak-anaknya. Ayat tersebut juga sebagai lampu kuning bagi
orang tua agar hati-hati didalam member perlakuan kepada anak-anaknya.
Sanagt
relevan untuk diungkapkan apa yang telah di intoduksikan oleh Iman Ghazali
bahwa anak itu sangat penting dan dia sebagai amanah bagi orang tua. Maka dari
telaah tersebut dapat direkam sutu konklusi bahwa apa yang dikumandangkan oleh
Al-Qur’an tentang anak itu sangat penting, di akui dan diterima oleh dunia.
B.
Hak dan
kewajiban anak
Rosulullah
sebagia sosok manusia yang sempurna yang menjadi panutan seluruh kaum muslimin,
telah member pesen mendasar tentang hak-hak anak yang harus diterima dari orang
tuanya. Sabdah beliau yang artinya:
Adapun hak anak yang
harus diterima dari orang tunya ada tiga yaitu membaguskan namanya bila telah
dilahirkan, mengajar kitab bila telah mampu menggunakan akalnya, dan menikahkan
apabila telah dewasa. ( fathurrahman 1966 : 53 ).
Dari
hadis di atas Rosulullah memberi pesan kepada orang tua, yang pertama yaiutu
agar memberi nama yang baik kepada anaknya. Nama yang baik adalah hak yang
harus diterima dari oran tuanya. Karena hal tersebut dapat dimaknai bahwa
memberi nama yang baik itu mengandung nilai yang positif bagi anak. Nabi
Muhammad juga mengungkapkan hak anak yang kedua untuk mendapatkan pendidikan
dan pengajaran. karena dari sini dapat direkam satu makna bahwa setiap anak
mempunyai hak untuk mendapatkan pelayanan yang layak dalam pendidikan dan
pengajaran. Pesan yang ketiga yang dikumandangkan Rosulullah adalah menikahi
apabila anak sudah dewasa. Maka dapat diungkapkan bahwa anak yang sudah masak
fisik dan pisikisnya dan dia berkeinginan untuk menikah, maka dia punya hak
untuk dinikahkan oleh orang tunya.
Dari
telaah diatas dapat dimaknai bahwa nabi Muhammad SAW. Tersebut memberikan acuan
kontekstual bahwa anak mempunyai hak yang harus didapati dari orang tunya
berupa:
1.
Santunan pemenuhan kebutuhan
pisikisnya yang secar simbolik di ungkapkan dengan memberikan nama yang baik
dalam hadits tersebut dengan lafadz an
yuhsina ismahu
2.
Mendapat pelayanan pendidikan dan
pengjaran yang diisaratkan dengan lafaz an
yu’allimahu al-kitab iza’aqala ( mengajar kitab apabila telah berakal).
3.
Mendapat bimbingan Akhlaknya
serta pemenuhan kebutuhan biologisnya, yang hal ini dinyatakan dengan ungkapan
menikahkan jika telah dewasa (yuzawwijahu iza adraka)
4.
Disamping hak-hak tersebut anak
mempunyai hak untuk hidup.
Jika
dikaji lebih mendalam, kewjiban anak untuk patuh kepada orang tua atupun
kewajiban untuk membantu orang tua adalah sangat layak. Seorang mufatsir
mengatkan bahwa Allah SWT, mengintruksikan kepada anak untuk berbakti kepada
kedua orang tua disebabkan beberapa hal anatara Lain:
1.
Orang tua mempunya sipat kasih
sayag luar biasa terhadap anaknya dan selalu berusaha semaksimal mungkin untuk
menjaga keselamatan anaknya dan menjaukan diri dari hal-hal yang membahayakan.
2.
Anak merupkan bafian yang tidak
terpisahkan dari orang tua.
3.
Orang tua telah memberika
kenyamanan dan kenikmatan kepada anaknya.
C. Kebutuhan anak
Ketika
lahir, anak mempunyai eksistensi sebagai makhluk biologis yang secara bertahap
megalami sosialisasi dan pemnusiaan sehingga akhirnya akan menjadi makhluk
sosial kultural. Dikala lahir anak sangat tidak berdaya, keadaan tidak berdaya
ini mengandung dua implikasi:
1.
Karena kondisi tidak berdaya itu,
anak manusia justru mempunyai kemungkinan berkembang yang sangat luas.
2.
Karena kondisi tidak berdaya itu,
maka anak manusia mutlak memerlukan pertolongan dari orang dewasa untuk
mempertahankan eksistensinya dan utnuk berkembang menjadi manusia dewasa, yakni
makhluk sosial kultural yang siap hidup atau menghadapi tantangan hidup.
Banya
pakar yang mengatakan teori tentang kebutuhan pokok manusia. Teori kebutuhan
dasar (besic needs) yang selama ini
banyak dianut adalah teori maslow.
Menurut maslow (1970) kebutuhan pokok manusia itu dapat diklasifikasikan dalam
lima jenjang yang pemenuhannya harus berjenjang, mulai jenjang yang paling
rendah kejenjang yang paling tinggi. Teori kebutuhan yang diperkenalkan Maslow
ialah:
1.
Kebutuhan jasmani atau biologis
2.
Kebutuhan rasa aman
3.
Kebutuhan rasa kasih sayang dan
resonansi sosial
4.
Kebutuhan akan pengakuan harga
diri
5.
Kebutuhan aktualisasi diri.
Karena dua
hal yang di ajukan oleh Gallaway dan El-Quussy memang berbeda dan secara
faktual manusia mempunyai kebutuhan tersebut, maka kedua pendapat tersebut
saling melengkapi, sehingga kebutuhan dasar manusia menjadi sembilan poin:
1.
kebutuhan bioligis
2.
kebutuhan rasa aman
3.
kebutuhan rasa kasih sayang
4.
kebutuhan rasa harga diri
5.
kebutuhan aktuaalisasi diri
/kebabasan
6.
kebutuhan rasa keindahan
7.
kebutuhan rasa inginn tau
8.
kebutuhan rasa sukses
9.
kebutuhan akan adnay kekuatan
pembimbing.
D. Anak sebagai penerus generasi
Manusia
adalah hamba Allah yang diciptakan sebagi makhluk yang mempunyai harkat dan
martabat paling unik dan hebat. ( QS.95:4), manusia merupakan karya terbesar
dari Allah melebihi kualitas karya-karyanya yang lain. Dengan kebaradaan
manusia yang demikian itu, manusia mempunyai perangkat yang memungkinkan dia
mampu mengemban tugas ganda, sebagai hamba Allah sekaligus sebagia khlaifah di
muka bumi. Satuhal yang membedakan manusi dengan makhluk yang lain adlah akal.
Dengan akal yang kreatif inilah manusi dapat maju dan berkebudayaan.
Rosulullah
berpesan kepada umatnya untuk menyiapkan anak baik fisik maupun fisikisnya,
agar anak mampu menerima tongkat estafet dari generasi sebelumnya. Menyiapkan
anak untuk mengetahu pengetahuan ganda merupakan tantangna ynag sangat berat.
Namun tantangan yang berat itu tetap menjadi tantangan jika tidak dihadapi dan
dijawab. Anak sebagai generasi akan menghadapi situasi dan kondisi yang berbeda
dari kondisi dan situasi orang tuanya.
Dalam
kaitan hal tersebut orang tua mempunyai tanggung jawab yang besar. Allah SWT
berpesan kepada orang tua agar memperhatikan pertumbuhan fisik anaka-anaknya,
perkembangan kreatifitas seta etos kerjanya dengan jalan mendidik anak dan
menyantuni kebutuhannya. Dengan proses semacam ini dimungkinkan anak menjadi
generasi yang kokoh dan tegar menghadapi tantangan zaman. Denagn otos kerjja
yang tinggi manusia akan mampu membuatkan prestasi . dengan prestasi inilah
manusia mampu membangun dirinaya, keluarga, masyarakat, bangsa dan negaranya.
Prestasi yang dilandasi iman inilah yang akan mampu menciptakan kehidupan yang
aman dan damai.