PEMBAHARUAN
DI DUNIA ISLAM
Draft oleh Mahli Zainuddin tago
Pembaharuan
dalam Islam, -istilah lainnya pemurnian, modernisasi, aliran salaf,
gerakan kaum muda-, memiliki banya bentuk, berbagai penyebab, dan tempat
serta waktu yang berbeda-beda. Pembaharuan bisa dalam bentuk pemurnian dalam
arti mengembalikan faham dan praktek agama kepada dua sumber aslinya yaitu
Al-Qur’an dan Sunnah Nabi dengan meninggalkan pertengkaran mazhab dan bid’ah
yang disisipkan orang ke dalamnya (Abubakar Aceh, 1970: 5). Pemikiran dan
gerakan seperti ini misalnya terlihat pada pembaharuan yang dilakukan oleh
Muhammad ibn Abdul Wahhab di Semenanjung Arabia dan Syah Waliullah di anak
benua India .
Pembaharuan juga bisa dalam bentuk modernisasi yaitu pikiran/aliran/gerakan/usaha
merubah faham, adat, lembaga lama, untuk
disesaikan dengan suasan baru yang ditimbulkan oleh kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi modern (Nasution: 11). Pembaharuan yang demikian jelas terlihat
dalam pemikiran dan gerakan Muhammad Ali
Pasya sampai Muhammad Abduh di Mesir, Ahmad Khan sampai Ali Jinnah di India,
dan Sultan Mamud II sampai Mustaf Kemal Pasya di Turki. Pembaharuan bisa juga
berlangsung dalam bentuk gabungan, pemurnian sekaligus modernisasi sebagaimana
jelas terlihat pad usaha-usaha yang dilakukan oleh KHA Dahlan dengan gerakan
Muhammadiyahnya di Indonesia.
Pembaharuan yang
terjadi dalam dunia Islam itu telah
berlangsung sejak Periode Pertengahan, periode dimana dalam berbagai aspek umat
Islam mulai mengalami kemunduran. Pembaharuan itu mengalami percepatan pada Periode
Modern, ketika umat Uslam mulai bangkit dari berbagai kekalahan dalam kontak
mereka dengan Barat, bagian dunia yang
sebelumnya dianggap masih terbelakang. Uraian berikut mencoba mendeskripsikan
berbagai pembaharuan dalam dunia Islam itu. Untuk mempermudah pembahasan,
berbagai tokoh, pemikiran dan gerakan mereka dikelompokkan berdasar wilayah
yaitu Dunia Arab, Turki dan India .
A.
Pembaharuan di Dunia Arab
- Muhammad Abd Wahhab
Muhammad Abd Wahhab (1703-1787) lahir di Uyainah , Saudi Arabia .
Sebagai pengikut faham Ibnu Taimiyah dan bermazhab Hanbali, Abd Wahhab sangat
senang mengembara ke berbaga daerah, antara lain Basrah, Baghdad ,
Kurdistan, dan Iran .
Dalam perjalanan keliling itu dua menuntut
ilmu pengetahuan dan juga menyaksikan berbagai penyimpangan dalam faham dan
praktek agama yang dilaksanakan umat Islam (Yusran Asmuni: 59). Pemikiran pembaharuan
yang dia cetuskan muncul sebagai reaksi terhadap kenyataan rusaknya faham agama
umat, khususnya faham tauhid yang merupakan ajaran sentral dalam Islam, oleh
ajaran-ajaran tarekat.
Semenjak abad ke-13 tarekat
menyebar luas di dunia Islam. Pada setiap negara yang dikunjungi Abd Wahhab
melihat banyaknya kuburan syekh tarekat. Bahkan setiap kota atau desa memiliki kuburan syekh tarekat
masing-masing. Umat Islam mendatangi kuburan itu, meminta pertolongan dari
syekh yang dikuburkan di dalamnya dalam rangka menyelesaikan persoalan hidup
mereka sehari-hari. Umat misalnya meminta diberi anak, jodoh, disembuhkan dari penyakit, atau diberi kekayaan.
Mereka berkeyakinan bahwa Tuhan tidak dapat didekati kecuali melalui perantara.
Dengan demikian doa tidak lagi langsung dipanjatkan kepada Tuhan, doa harus melalui
syafa’at syekh atau wali tarekat yang dipandang sebagai orang yang dapat
mendekati Tuhan dan memperoleh rahmat-Nya.
Abd Wahhab melihat bahwa tauhid juga dirusak oleh faham animisme.
Dia melihat ada orang yang berziarah ke sebatang kurma, di tempat lain ada pula
yang memuja batu besar, untuk meminta pertolongan dalam mengatasi berbagai masalah
hidup. Tuhan, yang mestinya kepada-Nyalah doa dan permohonan dipanjatkan, telah
dilupakan. Maka Abd Wahhab berpendapat
bahwa kebanyakan orang Islam tidak lagi menganut faham tauhid yang sebenarnya.
Mereka telah menjadi musyrik.
Untuk melepaskan diri dari kesesatan itu Abd Wahhab berpendapat
bahwa umat Islam harus kembali kepada Islam yang asli yaitu Islam sebagaimana
yang dianut dan dipraktekkan di zaman Nabi, Sahabat, Tabi’in, sampai abad
ketiga hijriyah.
Abd Wahhab tidak sekedar seorang pemikir. Dia juga berusaha secara
aktif mewujudkan pemikiran-pemikirannya. Dalam hal ini dia mendapat dukungan
dari Muhammad Ibn Su’ud dan putranya Abd- Aziz. Dengan demikian, ketika Abd
Wahhab meninggal pada 1787 ajarannya telah berkembang pesat.
Untuk memurnikan tauhid, gerakan yang lebih dikenal di dunia Islam
sebagai Gerakan Wahhabi ini, menaklukkan suatu negeri dan menghancurkan
berbagai kuburan yang banyak dikunjungi umat dalam rangka mencari syafaat itu.
Setelah menguasai Riyadh , mereka menyerang Karbala dimana terdapat
kuburan Al-Husain yang menjadi kiblat kaum Syi’ah, meruntuhkan kubah yang ada
di banyak kuburan di Madinah dan menghilangkan berbagai hiasan yang ada pada
kuburan Nabi Muhammad disana (1804). Dari Medinah mereka menyerang Mekah (1806)
dan merusak kiswah sutra yang menutup Ka’bah. Gerakan ini sempat berhenti
karena serangan yang dilakukan oleh Kerajaan Usmani melalui Khadewi Muhammad
Ali di Mesir yang berhasil melepaskan Mekah dan Medinah dari kekuasaaan Wahabi. Tetapi pada tahun 1924 Raja Abdul Aziz
berhasil menduduki Mekah, setahun kemudian Medinah dan Jedah. Sejak itu mazhab
dan kekuatan politik Abd Wahhab berkuasa di Tanah Suci.(Nasution: 23-26).
- Muhammad Ali Pasya
Pada tahun 1798 Napoleon Bonaparte bersama pasukannya mendarat di
Mesir. Dalam waktu singkat, tidak sampai tiga minggu, rombongan ini berhasil
menaklukkan Mesir secara militer.
Bersama pasukannya, Napoleon membawa 500 orang sipil dan 500 wanita, yang antara lain terdiri
dari 167 ilmuan di berbagai bidang. Di antara mereka adalah para orientelis
yang mahir berbahasa Timur, termasuk Bahasa Arab dan memiliki tradisi keilmuan yang kuat, suatu
tradisi yang sudah lama luntur dalam dunia Islam pada masa itu. Selanjutnya
Napoleon mendirikan Institute d’Egypt, suatu lembaga keilmuan yang di dalamnya
dislenggarakan berbagai kegiatan kelimuan dengan peralatan dan tradisi baru
yang terasa asing bagi para tokoh umat Islam pada masa itu (Harun Nasution,
1991: 28-31).
Penaklukan secara militer dan
secara keilmuan yang dilakukan oleh Napoleon yang berarti kekalahan umat Islam dari
bangsa Barat, bangsa yang sebelumnya dianggap lemah dan tertinggal dalam
berbagai hal dengan dunia Islam, menyadarkan bangsa Mesir bahwa keadaan sungguh
sudah terbalik. Hal ini menjadi titik awal bagi munculnya kesadaran pada umat
Islam di Mesir untuk memperbaharui diri guna mengejar berbagai ketertinggalan
itu. Maka kemudian muncullah beberapa tokoh yang menjadi pelopor pembaharuan di
Mesir. Salah satu pembaharu awal di Mesir itu adalah Muhammad Ali Pasya.
Muhammad Ali adalah seorang tentara
keturunan Turki yang direkrut oleh Sultan Salim III dalam rangka
membendung penetrasi tentara Napoleon. Dalam perjalanan hidupnya dia berhasil
menjadi wakil resmi Sultan di Mesir setelah mengalahkan dua kekuatan yang
saling berebut kekuasaan di Mesir sepeninggal tentara Perancis yaitu Kaum Mamluk dan Pasya dengan tentara Usmaninya. Setelah
berhasil menjadi penguasa tunggal maka Muhammad Ali memerintah dengan otoriter.
Muhammad Ali mementingkan pembaharuan dalam bidang militer karena
dia yakin bahwa kekuasaannya dapat dipertahankan dan dikembangkan hanya dengan
kekuatan militer. Tetapi dia mengerti bahwa di belakang militer harus ada
kekuatan ekonomi yang mampu menopang pembiayaan dan bidang-bidang lain yang
bersangkutan dengan militer itu. Maka ada dua hal yang penting baginya yaitu
kemajuan ekonomi dan kemajuan militer yang keduanya menghendaki ilmu-ilmu
modern yang telah dikenal orang Eropa (Nasuiton: 34-36)
Dalam bidang ekonomi Muhammad Ali mengumpulkan dan menguasai harta Kaum
Mamluk yang telah ditumpasnya, harta orang-orang kaya Mesir, membangun irigasi,
mendatangkan penanaman kapas dari India dan Sudan dan mendatangkan ahli
pertanian dari Eropa.
Meski buta huruf, Muhammad Ali mengerti akan pentingnya pendidikan
dan dia terpengaruh oleh cerita-cerita baru yang dibawa ekspedisi Napoleon. Dia
kemudian mendirikan Kementerian Pendidikan, Sekolah Militer (1815), Sekolah
Teknik (1817), Sekolah Kedokteran (1827), Sekolah Farmasi (1829), Sekolah
Pertambangan (1834), Sekolah Pertanian dan Sekolah Penterjemahan (1836). Berbagai
sekolah ini merupakan hal baru di seluruh dunia Islam pada masa itu. Semua
sekolah yang ada pada masa itu masih merupakan sekolah tradisional yang hanya
mengajarkan agama..
Di samping mendatangkan para ahli dari Eropa, dia juga mengirimkan
siswa untuk belajar disana. Di Paris didirikan Rumah Mesir untuk menampung anak-anak
Mesir yang belajar disana. Namun demikian dia tidak tertarik dengan sistem
politik Eropa. Kepada para siswa Mesir
yang pulang dari Eropa setelah belajar tentang sistem politik dia berkata,
“disini saya yang memerintah. Pergi kembali dan terjemahkan buku-buku militer.”
Dari penerjemahan buku-buku itu orang Mesir mulai kenal dengan berbagai negara di Barat dan negara yang
dijumpai orang Barat di Timur jauh. Negara-negea itu jauh berbeda dengan yang
digambarkan dalam buku-buku yang dikarang orang Islam zaman kalsik. Mereka juga
jadi tahu tentang filsafat Yunani dan
kemerdekaan berpikir yang mendasarinya.
Sepeninggal Muhammad Ali pembaharuan dilanjutkan dalam periode berikutnya adalah
Al-Tahtawi yang banyak bergerak dalam usaha penterjemahan berbagai literatur
Barat ke dalam Bahsa Arab. Al Tahtawi memang berpendapat bahwa penerjemahan
buku-buku berbahasa Barat ke dalam Bahasa Arab sangat penting agar umat Islam
dapat mengetahui ilmu-ilmu yang membawa kemajuan bagi Barat dan dengan demikian
umat Islam berusaha memajukandiri mereka (Nasution :44). Usaha penterjemahan
makin berkembang dengan berdirinya Sekolah Penterjemah yang lalu dirobah
namanya menjadi Sekolah Bahasa-bahasa Asing yan telah berhasil menterjemahkan
hampir 1000 buku ke dalam Bahasa Arab.
b. Jamaluddin
Al-Afghani
Jamaluddin Al-Afghani adalah seorang pemimpin pembaharuan dalam
Islam sekaligus sebagai aktivis politik
lahir di Afhanistan, tempat tingal dan aktivitasnyaberpindah-pindah
daris atu negar Islam ke Negara lainya, dan pngaruh terbesarnya ditinggalkannya
di Mesir.
Ketika ide-ide tentang trias politica dan patriotisme yang
disebarkan Al-Tahtawi mulai berkembang, pada tahun 1879 atas usaha
Al-Afghani berdirilah partai Al-Hizbul
al-Wathan (Partai Tanah Air). Maka mulai terdengar semboyan “Mesir untuk orang
Mesir.” Tujuan partai in adalah memperjuangkanpendidikan universal, kemerdekaan
pers dan pemasukan unsure-unsur Mesir ke dalam posisi-posisi dalam bidang
militer. Dengan dukungna partai ini Afghani berhasil menggulingkan raja yang
sedang berkuasa. Tetapi ironisnya, penganti raja, atas tekanan dari Inggris,
mengusir Afghani keluar dari Mesir. Namun demikian, meski hanya delpan tahun
berada di Mesir Afghani sangat berjasa dalam membangkitkan gerakan pemikiran di
Mesir. Sehinga dikatakan bahwa Mesir modern adalah hasil dari usaha-usaha
Afghhani.
Dari Mesir Afghani menuju ke Paris .
Disni dia mendirikan Al-‘Urwah al-Wutsqa, sebuah organisasi yang beranggotakan
orang Islam dari berbagai mnegara dengan tujuan antara lain memperkuat ukhuwah
Islamiyah, membela Islam dan memajuka Islam. Perkumpulan ini jua menerbiatkan
majalah dengan nama yang sama yang peredarannya mencapai Indonesia .
Ketika berada di Paris ini Afghani pernah diundang ke Persia
dank e Istambul untuk membantu menyelesaikan masalah-maslah umat Islam disana.
Afghani sesunguhnya adalah pemimpin politik sekaligus pemimpin
opembaharuan. Aktivitas politiknya muncul sebagai konsekwensi logis dari dari
pemikiran-pemikiran pembaharuannya.
Dalam bidang pemikiran Afghani berpendapat antara lain:
1. Islam adalah agama yang sesuai untuk semua bangsa, semua zaman
dan semua keadaan. Kalau terdapat pertentangan
antara ajaran dengan kondisi yang dibawa perubahan zaman maka enyesuaian
bisa diperoleh denan menadakan
penafsiran baru entang ajran-ajaran Islam yang terapat dalam Al-Qur’an dan
Hadits. Karena itu pintu ijtihad harus terbuka selalau.
2.Kemunduruan umat Islam bukan karena Islam itu sendiri. Umat Islam
mundur karena meninggalkan jaran Islam yang sebnarnya dan mengikuti
jaran-ajaran yang brasal dari luar lagi asing bagi Islam. Umat islam juga
mundur karena qada dan kadar telah dirusak dn dirobha menjadi fatalisme.
Penyeba lainnya dalah kesalahan dalam memahamai maksud hadits yang mengatakan
bahwea umat islam akan mengalami kemunduruan di akhir zaman. Yang berakibat
umat Islam tidak berusaha dalammerubah nasibnya. Umat Islam juga mundur karena
perpecahan yang terjai di antara umat Islam, pemerintahan yang absolute,
mempercayaka kemepimpinan kepada orang yang tidak amanat, dan putusnya ukhuwah
islamiyah, tidak hanya di kalangan umat awam, tetapi juga antar alim ulama.
Afghani lalu mengusulkn beberapa jalan untuk memeperbaiki umat
Islam, antara vlaian adalah: kembali kepda ajaran dasar Islam uang sebenarnya
dan menghilnakgna pemahaman yang salah yang dianut umat pada umumnya, menucukan
hati dan menghidupkan kembali akhlakul karimah dan kesediaan untuk berkorban
demi kepentingan umat islam, merubah corak pemerintahan otokratis menjadi
demokratis, kemauan kepla Negara untuk melakukan syura dengan pemi,mpin
masyarakat yang banyak pengalamn, dan persatuan umat Islam mesti menjadi
kenyatan.
Ide dan aktivitas yang dirintis dan dikembangkan Afghani semakin
berkemabng dengan muncul para pembaharu berikut yang merupakan para pengikut
dan penersu Afghani.Mereka antara lain adalah Muhammad Abduh dan Rasyid Ridha.
c. Muhammad
Abduh dan Murid-muridnya.
Menurut Muhammad Abduh, kemunduran umat Islam disebabkan oleh faham
jumud yang di dalamnya terkandung arti
keadaan membeku, statis, tidak ada perubahan. Karean pengaruh jumud ini
maka Islam tidak menghendaki dan tidak mau menerima perubahan. Mereka berpegang
teguh pada traidisi.
Menurut Abduh, faham jumud dibawa ke dunia Islam oleh orang dari
luar Arab yang kemudian secara politik bias berkuassa. Mereka masih memiliki
sisa-sia faham animiostik dan tidak mementingkan pemakaian ilmu pengetahuan
karena berasal dari bangsa-bangsa yang jahil. Mereak bahkan memusuhi ilmu
pengetehuan karena ilmpu pengetahuan akan bias membuka mata umat yangpada
ujungnya membuat merek tidak mudah diperintah.
Untuk menloong umat islam, maka menurut Abduih, u7mat Islam harus
kembalike ajran Islam yang semula yaitu ajaran Islam zaman salaf (zaman sahabat
dan ulama-ulama besar). Pendapat seperti ini juga sebelumnya telah dikemukakan
oleh pembahru salaf yanglain yaitu Muhammad bin Abdul Wahhab. Tetapi berbeda
dengan Abdul Wahhab, Abduh lebih lanjut ber[endapat bahwa karena sekarang zaman
dan suasana umat islam sudah jauh berubah dibandingkan suassan umat Islam zaman
Klasik, maka ajran-ajaran Islam yang asli itu perlu disesuaikand denn keadaan
modern sekarang.
Abduh sefaham dengan pemurni islam yang lain sebelumnya yaitu Ibnu
Taimiyah yang berpendapat bahwa ajaranIslam terbagi ke dalam dau kategori:
ibadat dan muamalat (hidup bermasyarakat). Abduh melihat bahwa ajaran-ajaran yang teerdapat dalam Al-Qur’an
dan Hadits yang menyangkut iabdat bersifat tegas, jelas dan terperinci.
Sebaliknya ajaran-ajaranmuamalat hanya merupakan dasar-dasar dan
prinsip-perinsuip umum yang tidak terperinci. Karena itu Abdul berpendapat
bahwa hal yang berkaitan dengan muamalat ini bias disesuaikan dengan tuntutan zaman atau dilakukan interpretasi
baru. Denn kata lain Abduh berpedndapat bahwa pintu ijtihad tetap terbuka bagi
orang yang memang memenuhi syarat untuk melakukannya..
Kemudian Muhammad Abduh
berpendapat bahwa umat Islam harus mempelajari dan mementingkan ilmu
pengetahuan. Dan sebagai konsekwensi logis dari pemikiran yang demikian ini
maka menurut Muhammad Abduh umat islam harus mementingkan soaol pendidikan.
Sekolah sekolah modern harus dibuka, dimana ilmupengetahuan modern diajarkan
disamping pengetahuan agama (Nasuiton: 58-67)
Berbagai pendapat dan ajaran Abduh itu disebarkan melalui ebrbagai
tulisan dia sendiri maupun para muridnya sehingga berpngaruh bear di dunia
Islam, termasuk Indonesia, pada umumnya, dan khususnya terurtama di dunia Arab.
Di antara murid-muridnya dalah Muhammad Rasyid Ridha, Musthafa
al-Maraghi, Taha Husein, dan Muhammad Hussein Hasayn Haekal.
2. TURKI
Sebelum memeluk Islam Bangsa
Turki telah memeluk agama besar lainnya
seperti Majusi dan Buddha. Islam masuk
ke bangsa yang merupakan campuran dari bangsa Mongol dan etnis lainnya di Asia
Tengah ini abad pertama hijriyah dan dalam perjalanannya mengalami perkembangan
yang pesat. Pada tahun 1037 Turki Saljuk bisa menguasai kekhalifahan Abbasiyah.
Tetapi sebagian besar bangsa Turki kemudian dikalahkan oleh Bangsa Mongol
kecuali kelompok yang dipimpin oleh Ertughril yang selanjutnya berkembang
menjadi Kerajaan Usmani (Otthman Empire). Dinasti ini pernah mengalami kejayaan
(1520-1566) di bawah pemerintahan Sulaiman II. Setelah itu mereka mengalami
berbagai kemunduran sehingga dijuluki sebagai Orang Sakit (The Sick Men)
(Yusran Asmuni: 14)
Pada abad ke-17 Kerajaan Usmani
mengalami berbagai kekalahan dalam peperangan melawan negara-neragar Eropa.
Tentara yang dikirim untuk menaklukkan Wina kalah (1683) dan Perjanjian Carlowitz (1699) membuat Kerajaan
Usmani terpaksa menyerahkan Hongaria kepada Austria, Podolia kepada Polandia
dan Azov kepada Rusia.
Kekalahan demi kekalahan yang dialami mendorong pemuka Kerajaan Usmani menyelidiki kelemahan
mereka dan kekuatan lawan. Mereka mulai memperhatikan kemajuan Eropa, terutama Perancis
sebagai negara terkemuka waktu itu. Eropa yang selama ini dipandang sebagai
kafir dan rendah mulai mempunyai arti penting bagi pemuka-pemuka Usmani.
Duta-dutapun dikirim dengan instruksi mempelajari pabrik-pabrik,
benteng-benteng pertahanan dan lain-laian. Dalam buku laporan mereka bercerita
tentang kemajuan teknik, organisasi angkatan perang modern, rumah sakit,
observatorium, peraturan karantina, kebun bintang, adat sitiadat yang mereka
lihat disana.
Pada sisi lain ahli-ahli Eropa sendiri telah mulai berkunjung ke
Turki. Dalam bidang militer, perwira
Perancis De Rechefort datang ke Istanbul
(1717) dengan usul membentuk korps artileri dan tawaran pelatihan tentang ilmu
kemiliteran modern bagi tentara Kerajaan
Usmani. Comte De Bonneval orang Perancis lainnya yang datang (1729) dan masuk
Islam dengan nama baru Humbaraci Pasya
diserahi tugasi melatih tentara memakai alat-alat modern. Ahli dari Irlandia
dan Skotlandia juga datang. Selanjutnya dibuka Sekolah Teknik militer pada
1734.
Berbagai kekalahan nampaknya juga
mendorong pembaharuan dalam bidang non militer. Ibrahim Mutafarrika
(1670-1754) salah seorang pembaharu awal di Turki. Dia berasal dari Hongaria dan saat masih muda
tertangkap dalam peperangan lalu dibawa ke Istanbul . Dia yang menguasai banyak bahasa
asing seperti Perancis, Italia, Latin, dan Jerman, di samping Hongaria dan
Turki, kemudian masuk Islam.
Ibrahim memperkenalkan ilmu pengetahuan modern dan kemajuan Eropa
kepada pembaca Turki antara lain melalui usaha penterjemahan buku-buku Barat ke
dalam bahasa Turki. Bahkan untuk ini dia membentuk suatu Badan Penterjemahan
(1717).
Dia juga menulis berbagai
buku yang meliputi berbagai cabang ilmu
pengetahuan seperti ilmu bumi, ilmu alam
dan ilmu politik di samping soal-soal
militer.
Usaha Ibrahim makin lengkap dengan pembukaan sebuah percetakan
(1727) yang di samping mencetak al-Qur’an, hadits, fikih dan ilmu kalam serta
tafsir, juga mencetak buku-buku kedokteran, astronomi, ilmu pasti dan ilmu sejarah.
Tetapi berbagai usaha pembaharuan yang dilakukan oleh Kerajaan Usmani
pada bad ke-18 itu tidak membawa hasil
seperti yang diharapkan. Ini disebabkan antara lain oleh: pertama, setelah
Sultan Sulaiman (1520-66) Kerajaan Usmani tidak lagi mempunyai sultan yang
kuat. Wewenang sultan yang makin merosot ditmbah pula oleh kondisi keuangan
negara yang makin melemah.
Kedua, tantangan dari golongan yang berpengaruh dalam masyarakat
yaitu tentara tetap yang bernama Yeniseri (pasukan baru) yang mempunyai hubungan
erat dengan Tarekat Bektasyi. Pada abad ke-14 Yeniseri dibentuk dari anak-anak
orang bukan muslim yang berasal dari
daerah taklukan Kerajaaan Usmani. Mereka dibawa ke Istanbul , diberi pendidikan Islam dan kemiliteran.
Mulai abad ke-17 Yeniseri menguasai suasana politik Kerajaan Usmani.
Sultan-sultan yang tidak disukai mereka bunuh, termasuk Sultan Salim III
(1789-1907) yang ingin melakukan pembaruan dalam lapangan militer.
Ketiga, tantangan ulama tradisioonal. Ide-ide baru yang datang dari
Eropa bertentangan dengan faham ulama tradisional. Ide demokrasi, misalnya,
bertentangan dengan tradisi pemeritahan kerajaan dimana sultan tidak dipilih
karena diangkat berdasarkan hak waris dan kaum ulama dan pemuka lainnya diangkat
oleh sultan sebagai pembantunya. Ide-ide yang bretentangan dengan tradisi itu
oleh ulama tradisional dianggap
bertentangan dengan Islam. Para ulama juga
masih curiga dengan segala yang datang dari Barat karena masih banyaknya tulisan
penulis Eropa yang menentang Islam
sebagai pengaruh dari kekalahan mereka dalam Perang Salib dan kekuasaan pemerintahan
Kerajaan Usmani di Eropa Timur sebelumnya.
Pada sisi lain pembaharuan juga membawa perubahan yang secara
langsung dirasakan tidak menguntungkan bagi para ulama tradisional. Percetakan,
misalnya membuat golongan penulis
manuskrip kehilangan sumber penghasilan. Pendidikan Barat memunculkan golongan
intelegensi baru yang akan menjadi saingan bagi kaum ulama. Dalam masyarakat
tradisional kaum ulamalah yang menjadi satu-satunya golongan intelegensia yang
sangat bepengaruh dalam masyarakat.
Dalam menentang pemaharuan Islamdi Turki pada Periode Pertengahan
ini kaum ulama tradisonal menjalin kerjasama yang erat dengan kelompok
Yeniseri.
Hal-hal tersebut membuat pembaharan
di Turki pada Periode Pertengahan tidak membawa hasil seperti yang
diharapkan. Setelah Yeniseri berhasil
dihancurkan oleh Sultan Mahmud II (1826) maka mulailah usaha-usaha pembaharuan pada
abad ke-19. Era ini dikenal dengan Periode Modern dalam sejarah Islam dan berbagai
pembaharuan pada era ini selanjutnya membawa perubahan yang berarti bagi
kemajuan umat Islam di Turki (Harun Nasution, 1975: 15-18).
a. Sultan Mahmud II (1808-1830)
Sebagaimana di Mesir, pembaharuan di Kerajaan Usmani Turki pada abad
ke-19 dipelopori oleh raja yaitu Sultan Mahmud
II. Pada bagian pertama masa pemerntahannya dia disibukkan oleh peperangan
dengan Rusia dan usaha menaklukan daerah-daerah yang mempunyai otonomi besar. Sebagaimana
sultan sebelumnya, usaha pembaraun pertama yang dilakukannya adalah dalam
bidang militer untuk kemudian berlanjut dalam bidang-bidang kehidupan yang
lain.
Usaha pembaharuan pertama yang dilakukan oleh Sultan mahmud II dalam
bidang militer adalah membentuk satu korp militer baru yang diasuh oleh pelatih yang dikirim dari Mesir. Ia menjauhi
pelatioh Erropa dan Kristen yang seebelumnya banyak ditentang oleh pihak-paihk
yang tidak setujud engan pembaharuan. Kelompok Muda Yeniseri tidak setuju
dengan pembentukan tentara baru itu yang berujung pada pengahncuran terhadap
markas Yeniseri. Yeniseri dan Tarekat Bektasyi yang mendukung mereak akhirnya
berhasil dibubarkan. Hancurnya Yeniseri tentu saja melemahkan kekuatan kaum ulama tradisional
yang memnatnag pembaharuan sebelumnya.
Dalam bidang sosial Mahmud II dikenal sebagai sultan yang tidak mau
terikat pada tradisi dan tidak segan-segan melanggar adat kebiasaan lama.
Sultan-sultan sebelumnya menganggap diri lebih tinggi dan tidak pantas bergaul
dengan rakyat. Karena itu mereka mengasingkan diri dan menyerahkan urusan
pemerintahan kepada bawahan mereka.. Tradisi aristokrasi ini dilanggar Mahmud
II dengan sering muncul di tengah rakyat dan di tempat-tempat umum. Tanda-tanda kebesaran baik dalam bentuk
cara berpakaian dan cara duduk yang
khusus di depan raja juga dia hilangkan. Itu semua berdampak pada
hilangnya perbedaan status sosial.
Mahmud II lebih lanjut melakukan reformasi dengan membatasai
kekuasaan yang dimiliki oleh pejabat-pejabat Kerajaan Usmani. Kekuassaan
Gubernur untuk menjatuhkan hukuman mati hanya dengan isyarat tangan dia
pindahkan menjadi kekuasaan hakim.,
penyitaan negara terhadap harta orang yang dibuang atau dihukum mati dia
tiadakan.
Pada aspek tata negara Mahmud II menghapus kedudukan Sadrazam sebagai pelaksana tunggal kekuasaan
pemerintahan. Menurut tradisi sebelumnya Kerajaan usmani dikepalai oleh seorang
Sultan yang mempunyai kekuasaan duniawai dengan gelar Sultan dan kekuasaan
spiritual atau rohani dengan gelar Khalifah.
Dengan demikian Sultan memupnyai dua sisi kekuasaan yaitu memerintah
negra dan menyiarkan/memebela Islam. Dalam hal in rakyat harus tunduk kepada
Sultan karena kekuasaan dia bersift absolut dan rkyat tidak bisa meminta
pertanggungjawabannya.Sebagai pengganti tidak langsung Nabi Muhammad, Sultan
hanya bertanggungjawab kepada Tuhan. Ironisnya, sebagai mana Tuhan bersifat
immateri/tidak terlihat dan yang tidak terlihat seriong dilupakan maka
tanggungjawab Sultan kepada tuhan dalam
memerintah umat selalau pula hilang dari
diri Sultan.
Dalam melaksanaan kekuasaannya Sultan dibantu oleh dua pegawai
tinggi: Sadrazam untuk urusan pemerintahan dan Syaikh Al_Islam untuk urusan keagamaan. Kedauanya
tidak mempunyai suara, hanya sekedar menjalankan perintah Sultan. Jika Sultan behalangan maka tugas pemerintahan
dijalankan oleh Sadrazam. Dengan demikian maka kekuasaan yang dimiliki oleh
seorang Sadrazam menjadi besar sekali.
Kedudukan Sadrazam sebagai pelaksana tunggal yang demikian itulah
yagn dihapus oleh Mahmud II. Dia lalu mengadakan satu ajabatn baru yaitu
Perdana yang membawahi para menteri dan
menjadi penghubung antara para menteri yang menguasai
departemen-departermen yang mempunyai
ekdudukan semi otonom dengan Sultan. Dengan demikian kekuasaan yang dimiliki
olehs eorang PM menjadi jauh berkurang dibanding Sadrazam. Pada sisi lain
kekuasaan judikatif yang sebelumnya berada di tangan Sadrazam dipindahkan ke
tangan Syaikh Al-Islam. Namun demikian, di samping hukum syari’at yang dibawah
kekuasaan Syaikh Al_Islam, diberlakukan juya hukum sekuler yang
diserahkankepada Dewan Perancnang Hukum untuk mengaturnya. Langkah lainnya
dalam hal in yang sangat penting dilakukan oleh Mahmud II adalah
dikeluarakannya ketentnutan-ketentaun yang mangatur tentang hak dan kewajiabn pegawai negara dan hakim
serta prosedur yang harus mereka jalani
bila melalaikan kewajiban. Selanjutnya juga ditentukan hukumn perbuatan
korupsi.
Dalam bidang pendidikan Mahmud II, di sisi madarasah yang sudah
mapan dan sulit untuk dirobah, Mahmud II mendirikan sekolah pengetahuan umum
dan sekolah sastra. Siswa sekolah tersebut diambildari lulusan terbaik
madrasah. Kemudian Mahmud mendirikan Sekolah Militer, Sekolah Teknik, Sekolah Kedokterand
an Pembedahan. Di samping mendirikan sekolah Sultan Mamhmud II juga mengirim
anak-anak Turki u tuk sekolah ke Eropa. Para
alumni berbagai sekolah rintisan Mamhmud II inilah yang pada era selanjutnya
mempunyai pengaruh dalam penyebaran ide-ide baru di kerajaan Usmani abd ke-19
dan Turki abad ke-20.
b.. Tanzimat
Kelanjutan dari pembaharuan yang dilakukan oleh Sultan Mahmud II
disebut Tanzimat (Bhs Arab yang berati mengatur, menyusun dan memperbaiki. Pada
masa ini memang banyak diususn berbagai peraturan dan undang-undang baru.
Pemuka mereka antara lain adalah Mustafa Rasyid Pasya, Mustafa Sami
dan Mehmed Sadik Rifat Pasya.
1. karena kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi,
2. adanya toleransia beragama dan kemampuan orang Eropa melepasakan
diri dari ikatan-ikaytan agama,
3. pendidikan universal bagi pruia dan wanita sehingga umumnya
mereak pandai membaca dan menulis
4. adanya kedamaian dan hubungan baik antar negara-negara Eropa
5. kemammuran suatu negar tergantng apda kemakmuran rakyat dan itu
hanya bisa terjadia dengan menghilangkan sistem absolut.
6. Solusi bagi kemunduruan Turki usmani adalah pegadaan peraturan
dan undang-undang dimana sultan dn pembesar
negara harus tunduk kepadanya
7. Kepneitnfan rakyat harus dijamin dan keadilan ditegakkan karena
pemeritah didirikan untuk kepentingan rakyat, bukan sebaliknya. Dalam hal in mu
cul istilah-istilah baru seperti halk (rakyat), millet (bangsa), hukuk (hak)
dan hurriyet (kemerdekaan, kebebasan)
Atas apengaruh
dari gerakan tanzimat ini maka pada 1839, Sultan Abduil majid, pengganti Mamhud
II mengeluarkan Piagam Gulhane. Piagam ini, di sampng mengungkap Islam kesadaran historis tentang
kejayaan Turki Usmani di masa lampua yang disebabkan karena syari’at dan
Undang-undang dijunjung tingig, juga mendasari berbagai pembaharuan pada
berbagai institusi kemayarakatan di Kerajaan Usmani pad masa itu seperti bidang
hukum, pemerintahan, pendidikan.
Beberapa kritik
ditujuan kepada gerakan tanzimat in, natara lain dari kalngan intelegensi Kerajaan Usmani. Kritik antara
lain dikarenakan: pertama, pembaharuan tanzimat diangap membawa
fahamsekularisme yang berimplikasi pada terjadinya sekularisiasi pada
berbagai istituasi kemasyarakatn ,
terutamad alam bidang hukum. Kedua, sikap pemuka tanzimat yang sangat pro Barat
yang berdampaik pada masuknya Barat dalam berbagi segi kehidupan dan lebih
lanjut menjatuhkan ekonomi dan melemahkan kerajaan dalammenghadapi Eopa.
Ketiga, sikap otoriter yang dipakai Sultan
dan Menteri-menterinya dalam melaksanakan brbagai ide-ide pembaharuan
tanzimat.
Era tanzimat
berakhir denan kamatian Ali Pasya, salah seorang tokoh tanzimat, pada 1871. Seagai perdana menteri dia tidak
menentang sikap absolut Sultah Abdul Aziz dan menindas pemikiran bebas. Ini
berimplikasi pada terjadinya permusuhan antar pemuka tanzimat yang sebenanrya
masih satu guru yaitu Mustafa Rasyid Pasya. (HN: 97-107).
c. Usmani Muda
Usmani muda berawal dari kelompok rahasia yang dibentuk pada 1865
yang berisi para intelegensi Turki yang menentang kekuasaan absolut Sultan.
Tujuan dari gerakanyang mereka lakukan adalah merubha pemerintahan absolut
Kerajaan Usmani menjadi pemerintahan konstitusional.
Tokoh awal mereka adalah Ziya Pasya (1825-1880). Ziya berpendapat
bahwa kalau inginmaju seperti negar Eropa maka Kerajaan Usmani harus memakai
sistem pemerintahan konstitusional diaman didalamnya tidak ada lagi pemerintaha
denan kekuasaan yang absolut. Berbeda dengan kelompok Tanzimat yang lebih
cenderung ke barat, Ziya tidak setuju dengan pendirian meniru barat dalam
segala-gakanya. Dia menentang pendapat yang mengatakan bahwa Islam
merupakanpenghalang bagi kemajuan.
Namik kemal, tokoh Usmani Muda yang lain juga tidak menerima begitu
saja semua yang berasal dari barat. Ia mecoba menyesuaikan ide-ide dari barat
dengan ajaran-ajaran Islam. Menurut Namik, penyebab kemunduruan Kerajaan usmani
adalah keadaan ekonomi dan poioti yang
tidak beres. Jalankeluar dari soal ini menurut namiadalah pemerintahan
konstitusional. Dalam kosntutusi rakyat
sebagai warganegara mempunyai hak-hak politik yang harus dihormati dan
dilindungi oleh negara. Di atas kedaulatan rakyat tidak ada lagi kedaulatan
manusiawi yang lebihy tinggi. Negara yang bnaik harus berpondasikan kedaulatan
rakyat dan menjamin tidak dilanggarnya hak-hak rakyat.
Pemerintahan yang dikehndaki oleh Namik adalah pemerintahan
demokrasi yang menurut pendapatnya tidak bertentangan dengan ajaran Islam.
Praktek kenegaraan yang dilakukan oleh Empat Khalifah Besar sesunggunya
mempunyai corak demokrasi. Sistem bai’ah pada hakekatnya merupakan kedaulatan
rakyat. Melalui bai’ah ini rakyat menyatakan persetujaun mereak terhadap
pemimpin baru. Dengan demikian ini juga emrupakan kontrak sosial yang terjadi
antara rakyat dengan khalifah yang dapat batal bila khalifah mengabaikan
kewajiban kenegaraaanya. Pemerintahan kosntitusional juga bukan merupakan bid’ah dalam tradisi
Islam dan tidak pula merupakan hal yang baru. Pemerintahan kerajaan Usmani di
masa lampu , jika dihilangkan sifat otokrasinya, adalah pemerintahan yang sah.
Ide lain dari namik Kemal adalah tentang cinta tanah air. Menurut dia perlu diadakanpersatuan seluruh
umat islam di baweah pimpinan Kerajaan Usmani sebagai negara Islam terkuat dan
terbesar waktu itu.
Berbagai ide namik kelaml itu menjadi dasar bagi tersusunya UUD 1876
dari kerajaan Usmani.
Tetapi pembaharuan yang dilakukan oleh Usmani Muda ini tidak pula
berjalan mulus. Bebragai tantangan datang.
Perbedaan faham dalam konstitusi terjadi
dalam hal hak-hak dan kekuasaan Sultan. Abdul Hamid sebagai Sultan tentu
mempertahnakna sebanyak mungkin hak dan kekuasaan Sualtan dan Pemerintah. Tanangan lain datang dari
Syaikh Islam dan Pembesar Istana. Menrutu mereka rakyat Kerajaan Usmani belum
matang untuk menerima sistem konstitusional. Rakyat yng masih bodoh kalau
diberi kebebasan amak akan menimbulkan anarki. Kerajaan Usmani bisa diatur
hanya menurut syari’at Islam, katamereka. Mereka juga keberatan dengan masuknya
orang non muslim menjadi angota parlemen karena akan beruun gpa da munculnya
peraturan yang bertentangan dengan syari’aty islam.
Dengan suasana yang membelakangi seperti tersebut di atas, maka UUD
yanfg ditanda tangi oleh Sultan Abdul Hamid pada 1876 itu tidak bisa disebut
sebagai konstityusi yang demokratis tetapi semi demokratis.
Kekuasaan sultan ternyata masih sangat besar. Ujung-ujungnya, Abdul
Hamid meangkap danmengasingkan beberapa
tkoh Usmani Muda yang tidak setuju
dengan kekuasaan absolutnya.
Meski demikian, Abdul Hamid baukanlah sultan yang tidak setuju ssama
sekali dengan pembaharuan. Berbagai pembahruan dan kemajuan juga terjadi pada
masanya. Tentu saja di luar bidng politik. Bebragai Sekolah Tinggi berdiri,
Universitas Istanbul juga berdiri pada masas dia (1900), dan sastra mengalami kemajuan pesat.
d. Turki Muda
Pasca hancurnya gerakan Usmani Muda dan dibubarkannya Parlemen,
Asbdul Hamid memerintah denan pola yang semakin absolut. Maka muncullah
berbagai gerakan oposisi terhada raja ini dalam berbagai bidng dengn mengambil
bentuk perkumpulan rahasia. Oposisia
dari berbagai keompok inilah yang kemudian diokenal dengan nama Turki Muda.
Ideolog Turki muda setidaknya tiga orang: Ahmed Reza, Mehmed Murad dan Pangeran
Sabahuddn.
Ahmde Reza (1859-1931) adalah
anak anggota Parlemen yang pernah berkunjung ke desa-desa Turki. Di sana hatinya tertusuk
ketika melihat kemelaratan para petani. Dia lalu belajar srius di bidang
pertanian samapai ke Parisuntuk kemudain
bekerja di kementerian pertanian. Karen baginya pendidikanlah yang bisa membuka
mata rakyat untuk merubah nasib maka dia kemudian pindah ke Departemen
pendidikan. Tepai dia kembali kecewa karena di departemenyang baru ini dia
melihat orang hanya sibuk mengurus birokrasi, bukan soal-soal pendidikan.
Senosr yang ketat di bergaia medaia membnuat dia tidak bisa mengeluarkan
berbagaiidenya, maka dia hengkang ke Paris .
Di Paris Reza menerbitkan surat
kabat Mesveret yang diselundukanke untuk dibaca di Turki. Dia tertarikdengan
filsafat positivisme August Comte dan karena itu dia berpendapat bahwa untuk
menyelamatkan Kerajaan usmani dari keruntuhan , jalan yang harus ditempuh
adalah dengan pendidikan dan ilmu pengetahuan positif, bukanteologi dan
metafisika.
Pemerntahan konstitusional bagi Reza tidak bertentangan denan Islam
karena pondasi utyamanya dalah musyarwarah, sesuatu yang sudah dijalankan bukan
hanya oleh khalifah yang empat tetapi juga oleh Nabi Muhammad SAW.
e. Tiga Alairan
Kerajan Turki Usmani memiliki
kekuasaan yang emncakup darah Arab di
sbeleah Timur dan daerah Eropa Timur di sebelah Barat dengan rakyat yang tediri
dari berbagai bangsa dan menganut berbagai agama. Pada mulanya rakyat
dikelompokkan ke dalam agama yang meteka anut, sehingga ada kelompok millet
(millah) Islam, Yahudi, Kristen, dan lain-lain.Rakyat Arab dan Turki, misalnya
dikenal sebagai kelompok millet Islam. Mereak belum meraakan adanya perbedaan antar mereka karena memeluk agam
yang sama.
Pada penutup abad ke-18 perasaan nasionalisme
mulai m,enyebar di wilayah Eropa Timur yang dikuasai oleh Turki. Selanjutnya
merak mulai bergerak untuk memperoleh kemerdekaan. Mereak merasa bukan hanya
berbeda dalam agama tetapi juga dlam bangsa dengan Turki. Untuk mengatsi
masalah ini Usmani Muda memunculkan ide Usmanisme bahwa semua rakyat yang
berada dalam kekuasaan Turki Usmani berada dalam satu nasionalistas. Tepai ini
kemudian juga hancur karena orang Sarab sendiri juga mulai melepasakan diri
dari kekuasaan Turki Usmani. Sebagian dari mereka kemudian dapat memerdekakan
diri dari Turki Usmani sebagaian yang lain jautug ke bawah kekuaaan Inggris,
Perancis dan Italia.
Sebagai reakasi terhadap perkembangna in maka
kemudian muncullah ide Pan-Turkisme, bahewa semua orang Turki yang berada di
berbagai negara, baiuk dalam Turki Usmani maupun du uar negara itu, adalah satu
bangsa.
Dalamhal ini, baik glongna Barat maupun nasionalis
Turki tidaklah mengabaikan Islam dalm pemikiran pembaharun mereka. Mereka
menginginkan pembaharaun di dalam Islam, bukan di luar Islam. Dalam hal ini
mereak sefahadengan goongan Islam.Perbedaan mereak dengan golongn Islam
terletak pada keinginan goongsn Islam yang tetap ingin memepertahankanberbagai
tradisi yang sudah berjalan, seangkan goongan Barat dan Nasionalis Turki ingin mengadakan penafsiran baru terhadap
ajaran-ajaran Islam yang kemudian berimplikasi pda digantinya pada institusi
lama yang dianggap telah usang. Sedangkan perbedaan antara Goloonga Barat dngan
Nasionalis Turki adalah bahwa kelompok pertma ini ingin mempertahankan keutuhan Kerasaan Turki Usmani, sedangkan
kaum nasioonalis lebih berorintasi pada negara nasional Turki.
f. Musthafa Kamal Attaturk
Ketika meletus Perang Dunia I, Turki yang memihak Jerman mengalami
kekalahanmelawan Sekutu. Kekalahan ini berimplikasi pada masuknya sekutu ke
dalam wilayah Turki. Yunani, dengan dibantu kapal perng Sekutu, ingin pula
mengembalikan kejayaan lama. Tanah yang telah ratusan tahun dipandang sebagai
tanah air oleh orang Turki hendak dirampas oleh bekas jajahan. Ini menimbulkan
semgangt bela tanah ir rakyat Turki. Dalamsuasana seperti in muncul Mustafa
Kemal pemimpin baru Turki yang menyelamatkan bangsa Turki dari kehancuran total
melawan Eropa. Karena jasa-jasanya dia dijuluki Bapak Turki (Attaturk).
Beberapa pendapat dan usaha Mustafa kemal antaralain adalah.
Menurut Mustafa Kemal, agar negara dan konstitusi dapat
dipertahankan maka maka diperlukan pemisahan antara partai dan militer. Perwira
yang harus tunduk pada dua kepala akanmenjadi prajurit yang tidak baik dan
sekaligus juga politikus yang tidak baik. Tentara harus memilih menjadi
politisi atau menjadi tentara.
Sebagai tentara, Mustafa memiliki porestasi yang gemilang ketika,
bersama rakyat yang yang tlha mebentuk
gerakan-gerakan membela tanah air,
berhasil memukul tentara sekutu
dari banyak daerah Turki yang telah berhasil dimasuki. Karena Sultan sudah
berada di bawah kekuaaan Sekutu, maka Mustafa kemal membentuk pemerintahan
tandingan di Anatolia . Karena itu dia dipecat
sebagai panglima dan dia memilih keluar daria tentara. Tetapi selanjutnya pengaruh Mustfafa terus berkembang. Sekutu
akhirnya terpaksa mengakui mereka sebagai penguasa defacto dan dejure di Turki.
Pada 1923, melalui Perjanjian Lausanue, pemeritahan Mustafa kemal menfapat
pengakuan internasional.
Dasar utama pemikiran Justafa adalah westwrnisme, sekularisasi dan
nasionalisme. Berbagai pemikiran dan langkah-langkah Mustafa Kemal berikut ini bermuara
pada tiga point di atas.
1. Mustafa kemal berpendapat
bahwa Turki hanyabbisa maju dengan maniru barat. Karena ketinggian suatu peradaban terketak
pada keseluruhannya, bukan pada sebagian-sebagiannya, maka peradaban Barat yang
diambil adalah dalam keseluruhannya.
2. Sekularisasi menyebabkan Barat menjadi maju dan di Turki turut
campunrya Islam dalam segala lapangankehidupan membawa kepada mundurnya Islam.
Karena itu Turki harus mengadakan sekularisasi. Dalam bidang politik, langkah
kongkeit yang dia lakukan adalah menghapuskan jabatan sultan dan tetap mempertahankan jabatan khalifah.
Dengan demikian raja Turki hanya memegang kekuasaan spiritual, tidak lagi
mempunyai kekuasaan duniawi. Tetapai Mustafa kemal terus melangkah, prinsip
sekulersime dilaksanakan secara penuh setelah sejak tahun 1924 jabatan
khalifahpun dihaouskan dan Sultan Abdul Majid diperintahkan meninggalkn Turki
3. Mustafa juga menghilangkan berbagai institusi keagamaan yang ada
dalam pemerintahan. Hukum syari’at dalam perkawinan dia ganti dengan Hukum
Swiss sehingga perkawinan dilaksanakan tidak lagi memakai hokum syari’at tetapi
memakai hokum sipil. Dlam membentuk
berbagai hokum baru sumber yang dipakai hanyalah hokum Barat. Hukum syari’at
dan hokum adat dicampakkan.
4. Dalam bidang pendidikan Mustafa juga lebih lenjut menutup sekolah
agama, pendidikan agama di sekolah umum diitiadakan, Bahasa Arab dan Bahasa Persia
dihtiadakan dan tulisan Arab diganti denga tulisan Latin.
5. Dalam bidang budaya dan adat istiadat, Muustafa kemal melarang
pemakaian turbus maupun pakaian keagamaan. Masyarakat dianjurkan memakai topi
dan memakai pakaian ala Barat, orang Turki diwajibkan memakai nama belakang,
Jum’at sebagai hari libur resmi mingguan Negara diganti dengan hari Minggu.
Mustafa juga memerintahkan Al-Qur’an diterjemahkan ke dalam Bahsa Turki. Lebih
jauh lagi, Mustafa mengganti azan yang berbahasa Arab dengan azan berbahasa
Turki.
Tetapi Islam sudah terlanjur berburat berakar di Turki. Rasa
keagamaan tidak dapat dipisahkan dari identitas rakyat Turki.Orang Turki akan
merasa dihina bila dikatakan bukan orang Islam. Mustafa Kamal meinnggal pada
1938. Dua tahun sesudah itu segera kembali muncul gerakan kembali kepada Islam.
Imama tentara kebali bertugas di Sngkatan bsejnata, pendidikan agama masuk
kembali ke kurikulum sekolah, ornag Turki kembali boleh naik haji, buku-buku
Islam mulai terbit, tarekat yang mempunyai banyak pengikut mulai muncul dan
dalam bidang politik Islam mulai mengambil peran. (Nasution: 142-154).
C.
India
a. Syah Waliyullah dan Gerakan Mujahidin
Pada prmulaan
abad ke-18 Kerajaan Mughal memasuki zaman kemunduran. Hal ini disebabkan oleh
teradinya perebutan kekuasaan di dalam kerajaan itu sendiri, penentangan yang
dilakukan oleh kelompok Hindu yang ingin membebaskan diri, penetrasi penjajah
Inggris yang melakukan usaha-usaha perluasan kekuasaan, dan serangan dari
negeri tetangga, Persia. Sebagian besar wilayah kekuasaan Mughal telah diambil
alih oleh musuh-musuh. Meski Mahmud Syah tetap menjai raja di Delhi , wibawa kerajaan sudah sangat menurun.
Kondisi demikian
menyadarkan pemimuka umat Islam di India akan kelemahan umat Islam disana.
Salah satu dari mereka adalah Syah Waliullah (1703-1762) seorang guru asal Delhi , berayahkan seroang
sufi dan ulama, dan gemar mengarang serta meningalkan banyak karya tulis.
Penyebab elemaha
umat Islam menurut Syah adalah perubahan
system pemerintahan dari bentyk kekhalifahan yang demokratis kepada
kerajaan yang otokratis.Dalam system yang absolute, pajak yang tinggi sesuai
keingianan raja harus ibayar rakyat. Hal ini berakibat umat menjadi lemah.
Hasil dari pajak itu sendiri tidak digunakan untukkepentingan rakyat tepai
diugunakan untuk membiayai hidup mewah para bangsawan yang tidak mempunyai
pekerjaan apa-apa.. Hal in lebih lanjut memunculkan peerasaan tidak senang di
kalangan rakyat yang berdampak pada tergangunya keamanana dan ketertiban
masyarakat.
Untuk mengatasi
hal ini Syah berpedanpat ahwa system pemerintahan pada zaman khalifah yang
empat harus dihidupkan kembali. Jadi, system pemerintahan absolute harus
diganti dengan sisistem yang demokratis.
Penyebab lain
dari lemahnya umat Islam menurut nSyah Waliullah dalah perpecahan yang terjadi
di kalangan umat Islam. Perpecahan itu terjadi karena timbulnya aliran-aliran
dan mazhab-mazhab dalam dunia Islam yang memunculkan pertentangan Sunii-Syi’ah,
Mu’tazilah-Asy’ariyah/Maturidiyah, kaum sufi-kaum syari’ah, dn antar oengikut
mazhab hokum yang empat.
Syah Waliullah
mengusahana suasandamai antar kelom,pok umat islam itu. Berbda dengan penapat
umum pda masa itu, Syah Wlaiullah berpendapat bahwa Syi’ah tidak keluiar dari
islam. Kaum Syi’ah menurut Syah Waliullah masih Islam sebagaiman Islamnya kaum
sunii.
Penyebab lain
kemunduruan umat islam adalah masuknya adat istiadat dan ajaran-ajaran bukan
Islam ke dalam keyakinan umat Islam. Maka menueur dia umat Islam di India harus
dibersihakan dari hal yang demikian. Umat Islam mesti kembali ke ajran Islam
yang sebenarnya yang ada dalam sumber aslinya yaitu Al-Qur’an dan Hasits, bukan
buku-buku tafsir, fikih, ilmu kalam, dan sebaianya.
Dalam konteks
ini Syah Waliullah membeakanantara islam universal yaitu Islam yang mengandung
ajaan-ajaran dasar yang kongkrit dan Islam local yang mempunyai corak yang
ditentukan oleh keadaan setempat. Yang perlu dipertahankan adalah ajaran yang
universal itu yang interpretasi dan pelaksnaannya dapat berbeda-bea sesuai
dengan kondisi setempat dan kebutuhan zaman. Dengan demikian Islam bisa
mengikuti perkembangan masyarakat yang bersifat dinamis.
Usahan lain dari
Syah Waliullah adalah menterjemahkan Al-Qur’an ke dalam Bahsa Persia , kemudian dilanjutkan oleh
anaknya ke dalam Bahsa Urdu, usaha-usaha yang pada masa itu masih dianggap
terlarang. Syah Waliullah berpendapat bahwa pembacaan Al-Qur’an tanpa mengerti
artinya tidak akan banyak faedahnya bagi kehidupan duniawi pembacanya.
(Nasution: 18-22)
b. Gerakan Mujahidin
Pada abad ke-18 Inggris telah berhasil menanamkan kekuasaannya di India sehingga kemajuan peradaban Barat telah
dirasakan olh Masyarakat India
baik yang beragama Islam maupun yang ebrgama Hindu. Tetapi orang Hindu lebih
banyak dipengaruhi oleh peradaban Barat iru sehinga mereka lebih maju dan lebih
dapat bekerja di kantor-kantor Inggris. Keadaan umat Islam yang lebih
terbelakang dari umat Hindu ini menjadi salah satu hal yang mendorong usaha-usaha
pembaharun yangdilakukan beberapa tokoh di India sei kelanjutan dari ide-ide
pembaharuan yang telah dirintis oleh Syah Waliullah pada abad ke-18. Di antara
mereka adalah Syah Abdul Aziz, anak dari Syah Waliullah, dan Sayid Ahmad
Syahid, murid dari Sayyid Ahmad Syahid.
Sebagaimana Syah Waliullah, Ahmad Syahid berpedndapat bahwa umat
Islam di India mundur karena Islam yang mereka anut sudah tidak murni, bercampur
dengan faham dan amalam dari Persia dan India. Karena itu umat Islm harus
kembali ke Al-Qur’an dan Hadis. Dalam bidang tauhid dia berpendapat bahwa yang
boleh disembah hanyalah Allah, seara langsung tanpa perantara dan upacara yang
berlebihan. Malaikat, roh, wali, dan lain-lain tidak mempunyai kekuasaan
apa-apa untuk menolong manusia mengtasi kseulitan karena mereka sama lemahnya
dan sama-sama memiliki berbagai keterbatasan dalam pengetahuan mengenai Tuhan..
Ahmad Syahid juga berpendapat bahwa sunnah yang bisa diterima hanyalah sunnah Nabi dan yang timbul dimasa khalifah
yang empat.
Ide-idenya yng lebih berpengaruh justru dalam bidang politik. Karena
sebagian besar wilayah India
telah banyak dikuasi oleh orang non muslim, maka aerah merekaitu bukan lagi
termasuk daerah Dar Al-Islam tetapi sudah menjadi Dar al-Harb. Umat Islam
yangberada di wilayah Dar al-Harb harus mengambil sikap: berpeang melawan Dar
al-Harb atyau hijrah ke Dar al-Islam. Dan Ahmad Syahid memilih jalan yang
pertama. Yaitu berpeang untuk mengembalikan daerah-daerah Dar al-Harb menjadi
Dar al-Islam. Maka munculllah jihad dalam bentuk peang melawan dua musuh
sekaligus: orang-orang Hindu yang iangin melapaskan diri dari kekuasaan
Kerajaan Mughal dan orang Inggris yang ingin memperluas kekuasaan mereka di India .
Dalam berbagai pertempuran, kaum Mujahidin dari Kerajaan Mughal ini
mengalami banyak kekalahan. Ahmad Syahid sendiri gugur.
Pasca gugurnya Ahma Syahid, pengikutnya terpecah menjadi dua
golongan. Pertama, mereka yang berpendpat bahwa kekuatan sudah tidak cukup
untuk meneruskan jihad dank arena itu mereka memindahkan perhatian pada bidang
pendidikan. Mereka banyak berjasa dalam mendirikan madrasah Deoband yang besar
pengarunya dimasa berikutnya. Kedua, mereka yang menersukan jihad. Kelompok ini
kemudian mendapat dukungan dari orang Hindu yang sudah tidak senang kepada Infggris. Pd atahun
1857, sepasukan Hindu melakukan pemberontakan melawan Inggris. Mereka berhasil
menguasai Delhi dan menangkat Bahadur Syah sebagai Raja India . Tetapi pemberontakan ini
gagal. Meskipun yang memulai adalah orang Hindu, Inggris melihat bahwa
penggerak utama pemberontakan in adalah glongan Islam. Karen itu Onggris
melakukans erangna balik dana menghancurkan gerakan Mujahidin setelah
menghncurkan berbagai gedung-gedung megah milik Kerajaan Mughal.
Pemberontakan yang gagal ini tidak
mematikan ide dan ajaran pembaharuan Ahmad Syahid. Ide-ide Ahmad Syahid dilanjutkan oleh murid-murdinya yang berasal
daribebragai daerah dalam bidang pendidikan. Salah satu lembaga pendidikan yang
berpengaruh besar dalam pembaharuan Islam di India pada masa selanjutnya adlah
Darul Ulum Deoband yang memegang teguh ide-ide pembaharuan Syah Waliullah yang
diteruskan oleh Ahmad Syahid dan Gerakan Mujahidin.(nasution:156-164)
c. Sayyid
Ahmad Khan dan Gerakan Aligarh
Ketika pecaha Pemberontakan 1857, Ahmad Khan, …, bany k berusaha
mencegah terjadiya kekerasa. Karen itu dia diangap berjasa oleh Inggris. Dia
lalu menerima banyak penghargaan dari Inggris. Teytapi dia menolaknya kecuali
gelar Sir yang juga diberikan kepadanya.
Bebrbeda dengan pendahulunya, Ahmad Khan berpendapat bahwa kemajuan
umat Islam di Inda hanya dapat diperoleh dengan bekerjasama dengan Infggris
yang telah menjadi penguasa terkuat di India. Melawan Inggris akan membuat umat
Islam semakin tertingal dari umat Hindu India. Di sampong itu dia juga melihat
dasar ketingian dan kekuatan Barat adalah ilmu apengetahuan dan teknologi
modern. Dan jalan untuk mem[eroleh iptek modern itu bukanlah dengan bekerjasama
dengan umat Hindu menentang Inggris. Karena itu Ahmad Khan berusaha meyakinkan
Inggris bahwa ldam Pemberontakan 1857 umat islam bukanlah pemeran utama. Dalm
hal ini Ahmad Khan berhasil merobah
pandangan Inggris terhadap umat Islam India . . (Nasuiton: 166).
Ahmad Khan melihat bahwa umat islam India mundur karena mereka tidak
mengikuti perkembangan zaman. Peradaban Islam Klasik telah hilang dan telah
muncul suatu peradaban baru di Barat.
Dasar peradaban bau itu adalah ilmu pengetahuan dan teknologi. Iptek
modern adalah hasil pemikiran manusia. Karena itu akal mendapat penghargaan
tinggi bagi Ahmad Khan. Meski demikian sebagai orang Islam yang percaya kepada
whyu, dia tetap melihat bahwa kekuatan akal bukanlah tanpa batas. Ahmad Khan
percaya pada kebebasan dan kemerdekaan manusia dalam menentukan kehendak dn
maelakukan perbuatan. Dia memang penganut faham qadariyah. Manusia menurut
Ahmad Khan diberbi berbagai daya oleh Allah, di antaranya dalah akal untuk daya
berpikir, dan daya fisik untuk mewujudka
kehendaknya.
Ahmad Khan juga percaya dengan sunnatullah yaitu hokum, natyur atau
tabi’at bagi tiap makhluk Allah yang dibuat oleh Allah dan bersifat tidak
berubah. Antara hokum alam dengan Al-Qur’an sebagai sbada Allah tidak terdapat
pertentangan., keduanya mesti sejalan. Karena kuatnya keperayaan tntang hukuim
alam ini Ahmad Khan, oleh umat Islam pada masa itu yang belum bisa menerimanya ide
tentang hokum alam ini, Ahmad Khan dicap kafir. Bagi merak kepercayaan kepada
hokum alam akan membawa kepada faham
naturalisme dan materialisme yng berujung kepada kepercayaan bahwa Tuhan itu
tidak ada. (Nasution: 168).
Sejalan dengan itu Ahmad Khan menolak faham taklid dan bahkan
menyerang faham itu. Sumber ajaran Islam dalah Al-Qur’an dn Hadits. Pendapat
para ulama di masa lampau tidak mengikat bagi umat sekrang dan bahkan kalau
pendapat itu sudah tidak sesauai dengan perkembangan modern sekrang maka harus
ditinggalkan. Karena masyarakat manusia seanntias amengalami perubahan maka
perlu ada ijtihad baru untuk menyesuaikan pelaksanaan ajaran Islam dengan
suasana masyarakat yang berubah itu. Ide-ide
pembaharuan Ahmad Khan banyak kesamaannya dengan ide apembaharuan yang
dilakukan oleh Muhammad Abduh di Mesir. (Nasution: 168).
Ahamd Khan juga berpendapat bahwa dasar bagi system perkawinan dalam
Islam adalah monogamy, bukan poligami sebagaimana diajarakn para ulma pada masa
itu. Poligami tidak dianjurkan tetapi dibolehkan dalam kasus tertentu. Hukum
potong tangan bgai pencuri bukan sesuatu yang wajib dijalankan tetapi merupakan
hokum maksimal yang dijatuhkan dalam keadaan tertentu. Di samping hokum potong
tangan ada hokum penjara bagi pencuri. Ahmad Khan juga berpendapat bahwa tujuan
utama berdoa adalah merasakan kehadiran Allah atau doa diperlukan untuk urusan
spiritual dan ketenteraman jiwa. Dia menolak faham bahwa doa itu aalah meminta
sesuatu dari Tuahndan Tuhan mengambulkan permohona itu. Menurut Ahmad Khan,
kebanyakan doa tidak dikabulkan Tuhan. (Nasution: 171)
Dalam angka merubah sikap mental masyarakat, Ahmad Khan
memasyarakatkan ide-idenya itu memallaui tulisan dalam bentuk buku maupun
berbagai artikel yang dimuat di majalah Tahzib al-Akhlaq. Selanjutnya dia juga
berusaha dalam bidng pendidikan.Pada 1861 dia mendirikan Sekolah Inggris di
Muradabad, dan pada tahun 1878 dia mendirikan sekolah Muhammedan Anglo Oriental
College (MAOC) di Aligarh. Sekolah yang terakhir inilah yang mempunyai
peranan penting dalam kebangkitan umat Islam India di masa selanjutnya. (Nasution:
169-170).
MAOC didirikan sesuai dengan
model sekolah Inggris. Bahasa pengantar di sekolah ini adalah Bahasa Inggris,
direkturnya berbangsa Inggris, guru dan stafbanyak orang Inggris, iptek modern
merupakan bagian terbesar pelajaran, pelajaran agama dan ketaatan siswa dalam
menjalan ajaran Islam sangat dipentingkan, dan sekolah terbuka bagi penganut
agama lain.
Selanjutnya pda 1886 Ahmad Khan membentuk Muhammedan Educational
Conference dalam usaha mewujudakan pendidikan nasional untuk umjat Islam India .
(Nasution: 170).
Ahmad Khan berpednapat bahwa pendidikanlah satu-satunya jalan bagi
umat Islam India
untuk mencapai kemajuan. Kemajuan tidak akan dicapai melalui jalan
politik.Apalagi kalau perjuangan politik itu bekerjasama dengan orang-orang Hindu yang
mayoritas di India. Dia berkeyakian bahwa anggota kasta-kasta dan pemeluk agama
yang berbeda di India
tidak bisa disatukan menjadi satu bangsa. Bersatu dengan Hindu dalam satu
Negara akan membuat umat Islam yang minoritas dan lebih rendah kemajuannya akan
lenyap dalam mayoritas dan telah lebih maju. Ide-ide in nampaknya menjadi
embrio dari bedirinya Negara Pakistan
oada abad ke-20. (Nasution: 173)
MAOC yag didirikan oleh Ahmad Khan meneruskan tradisi pembaharuan
yang dilakukan oleh Ahmad Khan. Pada 1920 MAOC ditingkatkan menjadi Universitas
Islam Aligarh dan meneruskan tradisi pembaruan dengan dipelopori oleh
murid-murid Ahmad Khan. Gerakan mereak yang kemudian lebih dikenal sebagai
Geakan Aligarh menjadi peggerak utama pembaharuan di kalangan umat Islam India , menimbulkan ide-ide pembaharuan
selanjutnya yang dipelopori oleh antara lain Amir Ali dan Muhammad Iqbal dan lebih lanjut meningkatkan umat Islam India
dari masyarakat yang mundur menjadi msyarakat yang berkemajuan (Nasution: 174).
- Sayyid Amir Ali
Amir Ali lahir (1849) dari keluarga Syi’ah, belakar Bahsa Arab,
Bahasa Ingris, Sastra dan hokum Inggris. Meneruskan stuid dan memmperoleh
kesarjanaan di Inggris. Kebali ke Indoa dia pernah menjadi pegawai pemerintah
Inggris, pengacara, hakim, dn guru besar Hukum Islam. Dia menjadi terkenal
karena menulis buku The Spirit of Islm dan A Short History of the Saracens dan
aktivitas-aktivitasnya dalam bisng politik. Pada 1883 diamenjadi satu dari tiga
anggota Majelis Wakil Raja Inggris di India. Beristrikan wanita Inggris, Amir
Ali pada tahun 1904 meninggalkan India dan menetap selamanya di
Inggris. (Nasution: 181-2)
Amir Ali berpendapat bahwa Islam adalah agama kemajuan. Untuk
membuktika itu dia kembali ke dalam sejrah Islam klasik. Karena banyak
menonjolkan sejarah Islammasa lampau maka dia banyak dinilai oleh orientalis
ebagai apologis.
Sebagaimana para pembaharu di duia Islam lainnya, maksud Amir Ali
nampaknya adalah bahwa Kalau dulu umat Islam bis maju, mngapa seakrang tidak
bisa? Karena itu umat harus belajar tentang penyebab kemajuan umat pda masa
lalu dn penyebab kemunduran umat di masa sesudah itu. . Hal-hal
yang,menyebabkan kemunuduran harus ditinggalkan dn yang menyebabkan kemajuan
harus dipegang dan dilaksanakan (Nasution: 183).
Umat Islam dimasa dia hidup menurut Amir Ali mengalami kemunduran
kaena mengangap pintu ijtihad sudah tertutup dn menganggap bahwa membuka pintu
ijtihad adalah dosa. Umat Islam pada ma situ tidak percaya pada kekuatan akal
padahal Nabi Muhahmmad sendiri memberi penghargaan yang tinggi dan sangat
memuliakan akal manusia. Ulama msa
sekarang, menurut Amir Ali membuat berpikir dan menggunakan akal sebagai suatu
dosa dan kejahatan. Padahala menurut Smir Ali perhatiankepada ilmu penfethaun
sudah dimulai sejak zaman khalifah yang empat. Ali dan Ibnu Abbas telah
berceramah tentang sastra, tata bahasa, sejarah dan matematika.(Nasution: 187).
Dalam bukunya Amir Ali menjelaskan bahwa ajaran mengenai akhirat
amat besar pengaruhnya dalam mendorong manusia untuk berbuat baik dan menjauhi
kejahatan.. Bahkan ajran inakan membawa pada peningkatan moral bagi golongan
awam, asa kepada mereka upah dan balasan
di akhirat digambarkan dalam bentuk yang dapat ditangkap dengan panca indera.
(Nasution: 185).
Dalam soal perbudakan Amir Ali berpendapat bahwa Islamlah agama yang
dating dengan ajaran untuk menghapuskan system perbudakan. Sistem perbudakan
menurut SAmir Ali sdauh ada sejak zaman purba dalam masyarakat manusia dimana
saja. Bangsa Yahudi, Yunani, Rumawi, dan Jerman di asma lampau mengakui dan
emmakai sisitem perbudakan. Agama Kristen yang dating kemudian tidak membwa
ajaran untuk menghapus system perbudakan itu.
Isam dating untuk menghapus sistema perbudakan. Dosa-dosa tertentu
dalam Islam bisa dihapus dengan memerdekakan budak. Budak harus diberi
kesmepatan untuk membeli kemerdekaanmya dengan upah yang mereak terima. Mereak
juga harus diperlakukan dengan baik sebagaimana manusia lainnya dank arena itu
dalam Islam ada di natar budak yang ahirnya bisa menjadi Perana Menteri.(Nasution: 186).
Selkanjutnya Amir Ali berpeanpat bahwa kalahnya aliran rasionalisme
dalam Islam yang mneyebabkan
kemundurudan umat islam di masa sekarang. Agar umat Islam bisa maju kembali
maka obatnya adalah menghidupkan kembali rasionalisme dalam Islam. Untuk itu
umat Islam harus mamu membuang tradisi lama dan
menuju sutau kehidupan yang baru (Nasution: 189).
- Muhammad Iqbal, Muhammad Ali Jinnah, dan Pakistan
Muhammad Iqbal lahir di Punjab, memperoleh gelar kesarjanaan dalam
bidang hokum di Universitas Cambridge di Inggris dan memperoleh gelar doctor dalam
bidang filsafat modern di Universitas Munich Jerman. (Ali Audah, 1966: xii) Dia
kemudian kembai ke Lahore
untuk menjadi pengacara dan mengajar filsafat. Umpulan ceramahnya dibukukan
dengan judl The Reconstruction of Religious Thought in Islam. Dia kemudian
memasuki bidang politik an terpilih sebagai Presiden Liga Muslimin. Iqbal
adalah politisi,filosof dan sekaligus penyair.(Nasution: 190).
Peneyebab kemunduran Islam selama lima ratus tahun terakhir menurut Iqbal
adalah kebekuan dlam pemikiran. Hukum sduah statis Kaum konservatif berpendapat
bahwa rasionalisme dalam Islam akan membawa disintegrasi politik dan berbahaya
bagi Islam sebagai sebuah kesatuan politik. Untuk memelihara kesatuan itu kaum
konservatif alalu lari ke syariat sebagai alat yng ampuh untuk membuat umat
tunduk dn diam (Nasution: 191)
Penyebab kemnduruan yang lain adalh faham zuhd yang terdapat dalam
tasawuf. Dengan faham ini perhatian harus dipusatkan pada Tuahn dan apa yang
ada dilaik materi.Skibatnya umat kurang memperhatikan soal kemasyarakatan.
Dalam syair-syairnya Iqbal mendorong umat Islam untuk terus bergerak
dan jangan tinggal diam. Instisari hidup adalah gerak dan hokum hidup adlah
menciptakan. Maka Iqbl berseru kepada umat Islam agar bangun dan menciptakan
dunia baru. Iqbal berkata bahwa kafir yang aktif lebih baik daripada muslim
yang suka tidur. (Nasution: 192).
Iqbal berpendapat bahwa Barat harus dijadikan contoh dalam
pembaharuan. Tetapi yang harus diambil dari Barat hanyalah ilmu pengetahunnya,
bukan kapitalisme dan imperrialisme. Iqbal bersikap simpatik terhadap
sosialisme Barat. Menurut dia, “Karena Bolsyevisme tambah Tuhan hampir identik
dengan Islam maka tidak terperanjat kalau suatu ketika Islam menelan Rusia atau
sebaliknya Rusai menelan Islam.” (Nasution: 193).
Sebelum berangkat ke Eropa Iqbal adalah seorang nasionalis India .
Dalam syair-syairnya dia menyokong kemerdekaan India
dan menyerukan persatuan umat Islam dan Hindu di tanah air India . Tetapi di Eropa dia melihat
bibit materialisme dan ateisme dalam naionalisme yang keduanya merupakan ancaman
bear bagi kemanusiaan. Nasionalisme India
yang mencakup Muslim dan Hindu adalah
ide yang bagus tetapi sulit diwujudkan.Dia curiga bahwa dibalik nasionalisme India
ada konsep Hinduisme dalam bentuk yang baru.. Karena itu umat isalm India
harus menuju pada embentukan pemerintahan
Negara terssendiri, terlepas dari Negara Hindu India.
Dalam rapat tahunan Liga Muslim (1930) Iqbal menegaskan, “Saya ingin
melihat Punjab , daerah Perbatsan Utara, Sindi
dan Balukhistan, bergabung menjadi satu Negara.” Inilah pengumuman resmi
pertama tentang ide dasar pembentukan negara Paskistan. Dan karena itu Iqbal
dipandang sebagai Bapak Pakistan .
Konsep persaudaraan dan persatua umat Islam menurut Iqbal tidaklah
bertentangan dengan pendirian suatu negara tersnediri bagi umat Islam. Dunai
Islam keseluruhannya merupakan satu keluarga yang terdiri atas
repub;lik-republik, dan Paskitsan yang akan dibentuk adalah salah satu republic
itu.
Ide tentang Negara Pakistan
dating dari Iqbal dan Muhammad Ali Jinna mewujudkan Negara Pakistan menjadi kenyataan (Nasution:
194).
Muhammad Ali Jinna adalah anak seorang pengusaha, memperoleh gelar
sarjana hokum di Inggris lalu kemudian membuka praktek sebagai opengacara di
Bombay.
Setelah Liga Muslim India merubah haluannya menjadi menentang Inggris
dan mencita-citakan pendirian suatu Negara sendiri bagi umat Islam India ,
Ali Jinnah bergabung di partai ini. Dia diangkat menjadi ketua Liga Muslim dan
melalui Partai inilah dia berjuang sampai berdiri sebuah Negara tersndiri bagi
umat Islam di India dengan nama Pakistan
pada 15 Agustus 1947. (Nasution: 199).
Di anak benua India ,
pemikiran-pemikiran pemikiran pembaharuan dibawa Syah Waliullah pada akhir abad
ke-18. Satu abad kemudian Ahmad Khan meneruskan ide pembaharuan dengan idenya
tentang pentingnya ilmu pengetahuan. Lalu usaha-usaha itu diperkuat oleh Amir
Ali dengan ide tentang Islam yang seiring dengan kemajuan modern. Muhammad
Iqbal, pad abad ke-20 memunculkan ide
tentang pentingnya dinamika dalam diri umat dan perlunay sebuah nagara
sendiri bagi umat Islam di India. Itu semua amat membantu usaha-usaha Ali
jinnah dalam usaha menegakan kembali umat Islam India.Hasil dan mata rantai
gerakan pembaharuan itu adalah Pakistana, sebuah negara Islam baru yang modern
bagi umat Islam di anak benua India.
(Abubakar Aceh, 1970: 5).
(Nasution: 11).
(Yusran Asmuni: 59).