Langkah-Langkah dan Komponen-Komponen dalam Penyusunan Tes

Langkah-Langkah dan Komponen-Komponen dalam Penyusunan Tes
Oleh: Muhammad Furqan Abdullah (20100720067)

Setiap kali guru akan memberikan tes, kebanyakan guru selalu bertanya kepada dirinya sendiri:
“ Pertanyaan apakah yang akan saya berikan”
“ Jawaban apakah yang saya perlukan, dan jawaban manakah yang tidak saya perlukan”
“Berapa soal yang akan saya buat”
“Bagaimanakkah bentuk kunci jawabannya”
Dan masih banyak lagi pertanyaan-pertanyaan yang timbul, maka untuk menjawab pertanyaan-
pertanyaan tersebut,guru harus ingat akan fungsi tes. Sehubungan dengan hal-hal yang harus diingat pada waktu pentusunan tes, maka fungsi tes dapat ditinjau dar tiga hal:

  1. Fungsi untuk kelas
  2. Fungsi untuk bimbingan
  3.  Fungsi untuk administrasi.
Masalah penyusunan tes perlu diingat fungsi mana yang dipentingkan oleh si anak didik dan sebuah tes sebaiknya mencakup kebulatan, yang artinya meliputi berbagai aspek yang menggambarkan keadaan siswa secara keseluruhan ( kecerdasan, sikap, pribadi, perasaan, sosial dan sebagainya)[1].
  1. Langkah-Langkah Penyusunan Tes
a.       Menentukan tujuan mengadakan tes
b.      Mengadakan pembatasan terhadap bahan yang akan diteskan.
c.       Merumuskan Tujuan Instruksional Khusus (TIK) dari tiap bagian bahan.
d.      Menderetkan semua TIK  dalam tabel persiapan yang memuat pula aspek tingkah laku dalam terkandung TIK itu, tabel digunakan untuk identifikasi terhadap tingkah laku yang dikehendaki, agar tidak terlewati.
Contoh:
Tabel TIK dan Aspek  Tingkah Laku yang Dicakup
TIK
Aspek Tingkah Laku
Ingatan
Pemahaman
Aplikasi
Keterangan
1.       Siswa dapat menjumlahkan dua bilangan bersusun.

Ö
Ö

2.       Siswa dapat menerangkan hukum komulatif dan seterusnya.
Ö
Ö



e.      Menyusun tabel spesifikasi yang memuat pokok materi, aspek berfikir yang diukur beserta imbangan antara kedua hal tersebut.  (Uraian penjelasan tentang tabel spesifikasi i akan kami jelaskan di sub bab berikutnya)
f.        Menuliskan butir-butir soal, didasarkan atas TIK-TIK yang sudah dituliskan pada tabel TIK dan aspek tingkah laku yang dicakup

B.      Komponen-Komponen Tes:
Komponen Test terdiri dari:
a.       Buku tes, yakni lembaran atau buku yang memuat butir-butir soal yang mesti dikerjakan oleh siswa
Contoh lembaran soal (lampiran 1):

b.      Lembar jawaban tes, yaitu lembaran yang disediakan oleh penilain bagi testee untuk mengerjakan tes, untuk bentuk pilihan ganda dibuat lembaran nomor dan huruf  A, B, C, D, E menurut banyaknya alternative yang disediakan
Contoh lembar jawaban tes (lampiran 2)

c.       Kunci  jawaban tes, berisi jawaban-jawaban yang dikehendaki. Kunci jawaban ini dapat berupa huruf atau kalimat. Untuk test bentuk uraian yang dituliskan adalah kata-kata kunci atau kalimat seingkat untuk memberikan ancar-ancar jawaban. Ide dari kunci jawaban ini adalah:
1)      Pemeriksaan tes dapat dilakukan oleh orang lain
2)      Pemeriksaannya betul,
3)      Dilakukan dengan mudah,
4)      Sedikit mungkin masuknya unsur subjektif
Contoh kunci jawaban (lampiran 3):

d.      Pedoman penilaian, pedoman penilaian atau pedoman skoring, berisi tentang pedoman perincian tentang skor atau angka yang diberikan kepada siswa bagi soal-soal yang telah dikerjakan.
Contoh pedoman penilaian:
Untuk penilaian dengan contoh soal diatas, tiap soal diberi skor 5.
Jumlah skor : 5x20= 100

C.      Tabel Spesifikasi
Tabel spesifikasi membantu guru dalam mengadakan penilaian terhadap murid-muridnya juga berguna untuk dirinya sendiri supaya lebih profesional dalam menyusun tes.
Untuk menjaga agar tes yang kita susun tidak menyimpang dari bahan (materi) serta aspek kejiwaan (tingkah laku) yang akan dicakupi dalam tes, dibuatlah tabel spesifikasi.
Tabel spesifikasi dapat disebut juga sebagai grid, kisi-kisi atau blueprint. Ujudnya adalah sebuah tabel yang memuat tentang perperincian materi dan tingkah laku beserta imbangan/proporsi yang dikehendaki oleh penilai. Tiap kotak diisi dengan bilangan yang menunjukkan jumlah soal.
Contoh:

Aspek yang diungkap
Pokok Materi
Ingatan
(I)
Pemahaman
(P)
Aplikasi
(A)
Jumlah
Bagian I
Bagian II
Bagian (terakhir)
............
............
............
................
.................
.................
.............
.............
.............
.............
............
............
Jumlah
...........
................
..............
............
Tabel spesifikasi mempunyai kolom dan baris, sehingga tampak hubungan antara materi dengan aspek yang tergambar dalam TIK. Sebenarnya penyusunan tes bukan hanya mengingat hubungan antara dua hal tersebut tetapi empat hal yaitu hubungan antara materi, TIK, kegiatan belajar, dan evaluasi.
Contoh kaitan antara TIK, materi, kegiatan belajar mengajar dan evaluasi adalah sebagai berikut:
TIK                          : Siswa dapat menjelaskan kronologi berdirinya Daulah Bani Umayyah
Materi                  : Daulah Umayyah
KBM                      : Informasi dan tanya jawab tentang seputar Daulah Umayyah
Evaluasi                : Siapa pendiri Daulah Umayyah ?
A.    Muawiyah bin Abi Sofyan                                  C. Umar bin Abdul Aziz
B.     Abdul Malik bin Marwan                                    D. Hisyam bin Abdul Malik

Dalam pembuatan tabel spesifikasi langkah pertama yang harus dilakukan adalah mendaftar pokok-pokok materi yang akan di teskan kemudian memberikan imbangan bobot untuk masing-masing pokok materi.
Contoh:
                Akan membuat tes untuk Tarikh kelas XI. Pokok-pokok materinya adalah;
a)      Latar Belakang Berdirinya Daulah Umayyah                          (2)
b)      Kahalifah-Khalifah Besar Daulah Umayyah                            (3)
c)       Peran Daulah Umayyah dalam Berbagai Bidang                  (3)
d)      Keruntuhan Daulah Umayyah                                                     (2)
Angka-angka yang tertera dalam kurung merupakan imbangan bobot untuk masing-masing pokok materi.
Langkah kedua yaitu memindahkan pokok-pokok materi ke dalam tabel dan mengubah indeks menjadi persentase.
TABEL SPESIFIKASI UNTUK MENYUSUN SOAL TARIKH XI
Aspek yang diungkap
Pokok Materi
Ingatan
(I)
Pemahaman
(P)
Aplikasi
(A)
Jumlah
Latar Belakang Berdirinya Umayyah (20%)
10
Kahalifah-Khalifah Besar Umayyah (30%)
15
Keberhasilan Umayyah (30%)
15
Keruntuhan Umayyah (20%)
10
Jumlah
50

Langkah ketiga yaitu merinci banyaknya butir soal untuk tiap pokok-pokok materi, dan angka ini ditulis pada kolom paling kanan. Caranya yaitu dengan membagi jumlah butir soal (disini ada 50 buah) menjadi 4 bagian berdasarkan imbangan bobot yang tertera sebagai persentase.
Dalam contoh ini dimisalkan akan disusun tes berbentuk obyektif dengan jumlah 50 butir soal berbentuk pilihan ganda, karena waktu yang disediakan adalah 50 menit, maka sebagai ancar-ancar waktu adalah bahwa untuk mengerjakan satu buah soal tes objektif membutuhkan waktu 1 menit untuk membaca dan menjawabnya sehingga jika disediakan waktu 50 menit untuk tes, maka dapat disusun butir soal sejumlah: 50 buah soal berbentuk objektif (50 menit), Jadi banyaknya butir soal sangat ditentukan oleh waktu yang tersedia dan bentuk soal.

a)      Pembuatan Tabel Spesifikasi untuk Materi yang Seragam
Yang dimaksud “seragam” disini adalah bahwa antara pokok materi yang satu dengan pokok materi yang lain mempunyai kesamaan dalam imbangan aspek tingkah laku. Misalnya 50% untuk ingatan, 30% untuk pemahaman, dan 20% untuk aplikasi. Selanjutnya banyaknya butir soal untuk setiap sel (kotak kecil) diperoleh dengan cara menghitung persentase dari banyaknya soal bagi tiap pokok materi yang sudah tertulis di kolom paling kanan.
Contoh:
Tabel Spesifikasi Penyusunan Tes Tarikh Kelas XI
Aspek yang diungkap
Pokok Materi
Ingatan
(50 %)
Pemahaman
(30%)
Aplikasi
(20%)
Jumlah
Latar Belakang Berdirinya Umayyah (20%)
[A]
[B]
[C]
10
Kahalifah-Khalifah Besar Umayyah (30%)
[D]
[E]
[F]
15
Keberhasilan Umayyah (30%)
[G]
[H]
[I]
15
Keruntuhan Umayyah (20%)
[J]
[K]
[L]
10
Jumlah
50

Untuk mengisi/menentukan banyaknya butir soal untuk tiap sel adalah sebagai berikut:
Sel A = 50 % x 10 soal = 5 (5 soal)        
Sel B = 30%  x 10 soal = 3 (3 soal)
Sel C = 20%  x 10 soal = 2 (3 soal)
Untuk memgisi sel-sel yang lain, dilakukan dengan cara yang sama seperti hal nya mengisi sel A, B, dan C.
Disamping menggunakan cara seperti diatas, dalam menentukan jumlah butir soal untuk tiap-tiap pokok materi, ada lagi cara lain yang dapat diambil yaitu mulai dari pengisian sel-sel kemudian baru diperoleh jumlah soal tiap pokok materi.

b)      Pembuatan Tabel Spesifikasi untuk Materi yang Tidak Seragam
Untuk membuat tabel spesifikasi pokok-pokok materi yang tidak seragam, tidak perlu mencantumkan angka persentase imbangan tingkah laku di kepala kolom. Pemberian imbangan dilakukan tiap pokok materi didasarkan atas banyaknya soal untuk pokok materi itu dan imbangan yang dikehendaki oleh penilaian menurut sifat pokok materi yang bersangkutan.
Contoh:
Tabel Spesifikasi Penyusunan Tes Tarikh Kelas XI
Aspek yang diungkap
Pokok Materi
Ingatan
Pemahaman
Aplikasi
Jumlah
Bab I: Daulah Umayyah (30%)
[A]
[B]
[C]
15
Bab II: Daulah Abbasiyah (40%)
[D]
[E]
[F]
20
Bab III: Islam di Asia        (30%)
[G]
[H]
[I]
15
Jumlah (100%)
50
  
Dalam keadaan seperti dicontohkan misalnya: BAB I mayoritas hafalan, BAB II mayoritas pemahaman, BAB III mayoritas aplikasi. Maka imbangan aspek tingkah laku, tidak dituliskan pada kepala kolom. Penentuan angka yang menunjukkan banyaknya butir soal pada tiap sel, ditentukan per BAB. Misalnya: untuk Bab I, Ingatan 60%, pemahaman 20%, aplikasi 20%, maka:
Sel A = 60% x 15 soal = 9 soal
Sel B = 20% x 15 soal = 3 soal
Sel C = 20% x 15 soal = 3 soal
Untuk Bab II, ingatan 20%, pemahaman 50%, aplikasi 30%, maka:
Sel D = 20% x 20 soal = 4 soal
Sel E = 50% x 20 soal = 10 soal
Sel F = 30% x 20 soal = 6 soal
Untuk Bab III, ingatan 20%, pemahaman 20%, aplikasi 60%, maka:
Sel G = 20% x 15 soal = 3 soal
Sel H = 20% x 15 soal = 3 soal
Sel I  = 60% x 15 soal = 9 soal


c)       Tindak Lanjut Sesudah Penyusunan Tabel Spesifikasi
Terdapat dua langkah lagi sebagai tindak lanjut sesudah penyususnan tabel spesifikasi untuk memperoleh seperangkat soal tes yaitu:
a.       Menentukan bentuk soal. Ada dua hal yang harus dipertimbangkan dalam menentukan bentuk soal yaitu waktu yang tersedia dan sifat materi yang diteskan.
b.      Menuliskan soal-soal. Langkah terakhir dalam penyusunan tes adalah penulisan soal-soal tes (item writing). Langkah ini merupakan langkah penting karena kegagalan dalam hal ini dapat berakibat fatal. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menuliskan soal-soal tes yaitu:
1)      Bahasanya harus sederhana dan mudah dipahami.
2)      Suatu soal tidak boleh mengandung penafsiran ganda/membingungkan.
3)      Cara mengenal kalimat atau meletakkan/menata kata-kata perlu diperhatikan agar tidak ditafsirkan salah.
4)      Petunjuk mengerjakan. Petunjuk ini harus dituliskan sedemikian rupa sehingga jelas, dan siswa tidak bekerja menyimpang dri yang dikehendaki guru.

Untuk memperoleh sebuah tes yang standar, harus dilakukan uji coba (try out) berkali-kali sehingga diperoleh soal-soal yang baik. Dengan mengadakan uji coba terhadap soal-soal tes yang sudah disusun, maka akan memperoleh manfaat yaitu: pengalaman menggunakan tes tersebut, mengetahui kesukaran bahasa, mengetahui variasi jawaban siswa, mengetahui waktu yang dibutuhkan, dan lain-lain.
 KESIMPULAN

Guru yang baik selalu akan meningkatkan mutu tes yang di gunakan. Oleh karena menyusun tes itu sukar maka mereka disarankan untuk mengumpulkan soal-soal tesnya, dan disertai dengan catatan-catatan mengenai butir-butir mana yang terlalu mudah, terlalu sukar, atau membingungkan. Dengan cara demikian maka keterampilan guru dalam menyusun tes akan meningkat, dan akan diperoleh sekumpulan tes yang mutunya bukan lagi yang paling bawah. Penyusunan tes yang disertai dengan melalui tabel spesifikasi dapat dijamin bahwa tesnya cukup mempunyai validitas isi dan validitas tingkah laku.

Bagi teman-teman yang ingin tugasnya diposting di blog ini, bisa kirim filenya ke email biep458@gmail.com dengan menyertakan Nama Lengkap dan Nomor Mahasiswa atau ketemu langsung dengan saudara Muhammad Furqan Ab (20100720067) di kampus tercinta, CP: 085235554237. Jazakumullah...
(Indahnya Berbagi.......)






[1] Arikunto Suharsimi, 2008, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara