PRINSIP DAN ALAT EVALUASI

PRINSIP DAN ALAT EVALUASI [1]
Disusun Oleh:
NOER WAHID FAIZIN(20080720034)
TOPIK NUGROHO(20090720033)
RUSMANTO(200807200  )
NUR HASANAH(20080720017 )

Pendahuluan
Evaluasi adalah proses penilaian yang sebelumnya dilakukan pengukuran terlebih dahulu. karena tidak dapat dilakukan penilaian  tanpa adanya pengukuran terlebih dahulu. adapun makna mengukur adalah membandingkan sesuatu dengan ukuran. Pengukuran ini bersifat kuantitatif.Sedanhgkan makna menilai adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik dan buruk. Penillaian ini bersifat kualitatif
A.    Prinsip Dan Alat Evaluasi
Dalam suatu bentuk dan segala macam jenis pendidikan dalam kurun waktu tertentu harus mengadakan evaluasi .Menurut M. Buchori M.Ed sebuah evaluasi dapat dikatakan baik apabiladalam pendidikan harus memenuhi lima syarat yaitu
1.      Evaluator harus menetapkan aspek-aspek  yang dapat diperhatikan dalam keperluan evaluasi yang wajib dikerjakan
2.      Data yang dikumpulkan dari si terdidik harus merupakan behavior sampling atau keseluruhan tingkah laku yang hendak di evaluasi
3.      Alat alat dalam mengevaluasi harus dipilih secara seksama
4.      Data yang sudah terkumpul harus diolah secara seksama  dalam pencapaian prosedur yang harus di kerjakan
5.      Kriteria yang di interviewkan sebagai bahan pembanding harus sejelas mungkin dan  dapat dipertanggungjawabkan
Maka dalam evaluasi harus terdapat langkah langkah awal dalam mengerjakan evaluasi secara umum dalam tekniknya  evalusi  mempunyai suatu alat untuk  mengevalusi terhadap si terdidik yang dapat dibagi dalam 2 macam golonganyaitu teknik tes dan teknik non tes
1. teknik non tes meliputi ; skala bertingkat, kuesioner,daftar cocok, wawancara, pengamatan, riwayat hidup
a.       Skala bertingkatatau rating scale menggambarkan suatu nilai dalam bentuk angka. Angka-angka diberikan secara bertingkat dari anggak terendah hingga angkat paling tinggi. Angka-angka tersebut kemudian dapat dipergunakan untuk melakukan perbandingan terhadap angka yang lain.
b.      Kuesioner atau yang dikenal dengan angket  adalah daftar pertanyaan yang terbagi dalam beberapa kategori yang harus dijawab oleh responden. Dari segi yang memberikan jawaban, kuesioner dibagi menjadi kuesioner langsung dan kuesioner tidak langsung. Kuesioner langsung adalah kuesioner yang dijawab langsung oleh orang yang diminta jawabannya. Sedangkan kuesiioner tidak langsung adalah  kuesioner yangdikirimkan dan diisi oleh bukan yang diminta keterangan apabila yang hendak dimintai jawaban adalah seseorang yang buta huruf maka dapat dibantu oleh anak, tetangga atau anggota keluarganya. Dan bila ditinjau dari segi cara menjawab maka kuesioner terbagi menjadi kuesioner tertutup dan kuesioner terbuka. Kuesioner tertututup adalah daftar pertanyaan yang memiliki dua atau lebih jawaban dan si penjawab hanya memberikan tanda silang (X) atau cek (√) pada jawaban yang ia anggap sesuai. Sedangkan kuesioner terbuka adalah daftar pertanyaan dimana si penjawab diperkenankan memberikan jawaban dan pendapatnya secara terperinci sesuai dengan apa yang ia ketahui.
c.       Daftar cocok adalah sebuah daftar yang berisikan pernyataan beserta dengan kolom pilihan jawaban. Si penjawab diminta untuk memberikan tanda silang (X) atau cek (√) pada awaban yang ia anggap sesuai.
d.      Wawancara, suatu cara yang dilakukan secara lisan yang berisikan pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan tujuan informsi yang hendak digali. wawancara dibagi dalam 2 kategori, yaitu pertama, wawancara bebas yaitu si penjawab (responden) diperkenankan untuk memberikan jawaban secara bebas sesuai dengan yang ia diketahui tanpa diberikan batasan oleh pewawancara. Kedua adalah wawancara terpimpin dimana pewawancara telah menyusun pertanyaan pertanyaan terlebih dahulu yang bertujuan untuk menggiring penjawab pada informsi-informasi yang diperlukan saja.
e.       Pengamatan atau observasi, adalah suatu teknik yang dilakuakn dengan mengamati dan mencatat secara sistematik apa yang tampak dan terlihat sebenarnya. Pengamatan atau observasi terdiri dari 3 macam yaitu : (1) observasi partisipan yaitu pengamat terlibat dalam kegiatan kelompok yang diamati. (2) Observasi sistematik, pengamat tidak terlibat dalam kelompok yang diamati. Pengamat telah membuat list faktor faktor yang telah diprediksi sebagai memberikan pengaruh terhadap sistem yang terdapat dalam obejek pengamatan.
f.       Riwayat hidup, evaluasi ini dilakukan dengan mengumpulkan data dan informasi mengenai objek evaluasi sepanjang riwayat hidup objek evaluasi tersebut.
2. Teknik tes. Dalam evaluasi pendidikan terdapat 3 macam tes yaitu :
a. tes diagnostic adalah tes yang digunakan untuk mengetahui kelemahan –kelemaha siswa sehingga berdasarkan kelemahan tersebut dapat dilakukan pemberian perlakuan yang tepat
b. tes formatif yang berasal dari kata form yang merupakan dasar dari istilah formatif dimaksudkan untuk mengetahui  sejauh mana siswa telah terbentuk setelah mengikuti  sesuatu program tertentu yang diberikan pada akhir setiap program
c. tes sumatif  dillaksanakan setelah berakhirnya pemberian sekelompok program atau sebuah program yng lebih besar dalam pengalaman di sekolah tes formatifdapat disamakan dengan ulanganharian sedangkan tes sumatif ini dapat disamakan dengan ulangan umum yang bisanya dilaksanakan pada tiap akhir catur wulan


B.     Fungsi Evaluasi Dan Jenis Test
Menurut R.Soebagijo tujuan dan fungsi evaluasi adalah :
  1. untuk mengetahui apakah siswa telah menguasaiketerampilan atau pengetahuan dasar tertentu(mastery test).
  2. Untuk mengetahui kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan siswa dalam belajar(diagnostic test).
  3. Untuk mengetahui hasil belajar siswa(achievement test).
  4. Sebagai feed back.
Berdasarkan hasil evaluasi:
a.       Siswa dapat:
1)      Mengetahui kekuatan kekuatan maupun kelemahan-kelemahan diwaktu yang lampau. Sehingga kelemahan-kelemahan tersebut dapat diperbaiki dan kekuatan-kekuatannya dapat ditingkatkan,
2)      Lebih bersemangat dan bergairah dalam belajar,
3)      Mengetahui apakah ia belajar sesuai dengan kemampuannya,
4)      Mengetahui apakah ia telah mempelajari apa yang seharusnya dipelajari dan dalam mempelajarinya itu apakah menggunakan cara cara yang tepat.
b.      Guru dapat mempertimbangkanapakah komponen komponen sistem pengajaran yang diprogramkan telah memadai, misalnya:
1)      Apakah materi yang dipilih untuk diajarkan/dipergunakannya relevan dengan tujuan,
2)      Apakah strategi mengajarnya memadai,
3)      Apakah media dan sumber yang dipakai tepat.
Sehubungan dengan fungsinya, kurikulum 1975 mengenal empat jenis penilaian :
  1. Penilaian formatif yaitu penilaian yang ditujukan untuk memperbaiki proses belajar mengajar.
  2. Penilaian sumatif yaitu penilaian yang ditujukan untuk menentukan angka kemajuan atau/hasil belajar siswa.
  3. Penilaian penempatan(placement) yaitu penilaian yang bertujuan untuk menempatkan siswa dalam situasi belajar mengajar yang tepat
  4. Penilaian diagnostic yaitu penilaian yang bertujuan untuk member bantuan kepadda siswa dalam memecahkan kesulitan kesulitan belajar yang dialaminya.

Penilaian formatif dan penilaian sumatif merupakan tanggaung jawaaab yang diserahkan guru sebagai pengajar, sedangkan penilaian penempatan dan penilaian diagnostik lebih banyak menjaddi tanggung jawab guru sebagau pembimbing dan penyuluh.
Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui bahwa evaluasi dilaksanakan untuk :
1.      Memperoleh informasi yang diperlukan untuk meningkatkan produktivitas serta evektivitas belajar siswa.
2.      Memperoleh bahan feed back.
3.      Memperoleh informasi yang diperlukan untuk memperbaiki dan menyempurnakan kegiatan mengajar guru,
4.      Memperoleh informasi yang dipergunakan untuk memperbaiki, menyempurnakan serta mengembangkan program,
5.      Mengetahui kesukaran kesukaran apa yang dialami siswa selama belajar dan bagaimana mencari jalan keluarannya.
Secara garis besar, evaluasi berfungsi untuk :
  1. Mengetahui kemajuan kemampuan belajar murid
  2. Mengetahui status akademis seseorang siswa dalam kelompok/kelasnya.
  3. Mengetahui penguasaan, kekuatan dan kelemahan seseorang siswa atas suatu unit pelajaran,
  4. Mengetahui efisiensi metode mengajar yang digunakan guru,
  5. Menunjang pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan di sekolah yang bersangkutan
  6. Member laporan kepada siswa dan orang tuanya.
  7. Hasil evaluasi dapat digunakan untuk keperluan promosi siswa,
  8. Hasil evaluasi dapat digunakan untuk keperluan pengurusan(streaming)
  9. Hasil evaluasi dapat digunakan untuk keperluan perencenaan pendidik
  10. Memberi informasi pada kepadda masyarakat yang memerlukan
  11. Merupakan bahan feedback bagi siswa,guru dan program pengajaran
  12. Sebagai alat motifasi belajar mengajar
Bagi seorang guru, sasaran evaluasi perlu diperhatikan secara sungguh sungguh agar evaluasi yang diberikan betul betul mengenai sasaran yang diharapkan
Macam-macam bentuk test.
  1. Tes subjectif
Umumnya tes ini berbentuk esai(uraian). Tes ini memerlukan jawaban yang bersifat pembahasan atau nuraian kata-kata. Tes ini biasanya menggunakan kata tanya: uaraiakan jelaskan ,mengapa , bagaimana, bandingkan simpulkan, dll. Soal-soal ini menuntut siswa untuk dapat mengorganisir, menginterpretasi dan menghubungkan pengertia-pengertian yang telah dimiliki. Selaiitu test ini menuntut siswa untuk mempunyai daya kreatif yang tinggi.
Contoh:  1. Jelaskan mengapa Rosulullah berhijrah ke madinah?

  1. Tes objectif
Test ini dalam pemeriksaanya dapat dilakukan secara objectif. Hal ini dilakukan untuk menanggulangi kelemahan-kelemahan dalam test esai.
Bentuk –bentuk test objectif:
1.      Test benar salah: soal-soalnya berupa statement benar dan salah.
2.      Test pilihan ganda: berisi keterangan atau pemberitahuan tentang suatu pengertian yang belum lengkap. Untuk melengkapinya  dengan memilih salah satu dari beberapa jawaban yang telah disediakan.
Contoh:
lingkarilah huruf B jika benar dan lingkarilah huruf S jika salah
islam adalah satu-satunya agama yang diterima disisi Allah swt.

  1. Menjodohkan
Test ini dapat diganti dengan istilah mempertandingkan, mencocokkan, memasangkan , menjodohkan. Test ini terdiri dari satu seri pertanyaan dan satu seri jawaban. Tugas murid adalah mencocokkan soal dengan jawaban.
Contoh:
1.      Pasangkanlah Negara dibawah ini dengan ibukota masing-masing.
a.       Jepang                         kairo
b.      Inggris             islamabad
c.       Pakistan           london
d.      Mesir               Tokyo

  1. Test isian
Tes isian atau biasa disebut completion test, merupakan test yang berbentu menyempurnakan ataau melengkapi.Terdiri atas kalimat-kalimat yang ada bagian-bagiannya yang dihilangkan.Bagian yang dihilangkan itulah yang harus diisi oleh murid.
Contoh:
1.       Columbus menemukan Benua Amerika pada tahun ………

C.     Criteria Tes Yang Baik
sebuah test dapat dikatakan baik sebagai alat’’pengukur harus memenuhi persyaratan test, yaitu memiliki
1.      validitas
2.      reliabiitas
3.      obyektivitas
4.      praktikabiitas
5.      ekonomis



1.      Validitas
validitaas merupakan sebuah katabenda, sedangkan sedangkan kata valid merupakan kata sifat. Sebuah test dapat vlaid apabila test ersebut dapat mengukurapa yang henda kdi ukur. DanValiditas menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur itu mampu mengukur apa yang ingin diukur.
Contoh:
Untuk menguur besarnya partisipasi siswa dalam proses belajar mengajar, bkan diukur malui nilai yang diperoleh pada waktu ulangan, tetpi dilihat melalui:
Kehadiran
Terpusatnya perhatian pada pelajaran
Ketepata nmenjawab
Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh guru dalam arti eleven pada permasalahannya
Nilai yang diperoleh pada wakt ulanga, ukan menggambarkan partisipasi, tetapi menggambarkan prestasi belajar
2.      Reliabilitas
Kata reliabilitas dalam bahasa indonesiaa diambil dari bahasa inggris, berasal dari kata asl reliability dalam bahasa inggris, berasal dari kata asal  reliable yang artinya dapat dipercayad dan reliabilitas merupakan kata benda sedangkan realiabe merupakan kata sifat atau keadaan. Dan dalam artian yang lainReliabilitas, atau keandalan, adalah konsistensi dari serangkaian pengukuran atau serangkaian alat ukur. Hal tersebut bisa berupa pengukuran dari alat ukur yang sama (tes dengan tes ulang) akan memberikan hasil yang sama, atau untuk pengukuran yang lebih subjektif, apakah dua orang penilai memberikan skor yang mirip (reliabilitas antar penilai)
Seorang dapat dikatakan dapat dipercaya apabila orang tersebut selalu bicara ajeg tidak berubah ubah pembicaraannya dari waktu ke waktu.Demikian pula halnya sebuah tes. Test tersebut dikatakan dapat dipercayajika memberikan hasil yang tepat apabila diteskan berkali-kali.sebuah test dikatakan reliable apabila hasil-hsil test tersebut menunjukkan ketetapan.
3.      Obyektivitas
Obyektif yang berarti tidak adanya unsur pribadi yang mempengaruhi, lawan dari obyektif adalah subyektif, artinya terdapat unsur pribadi yang masuk mempengaruhi.sebuah test dikatakan memilki obyektivitas apabila dalam melaksanakan test itu tidak ada factor subyektif yang mempengaruhi.
4.      Praktikabilitas
Sebuah test dapat dikatakan memiliki praktikabilitas yang tinggi apabila test tersebut bersifat praktis, mudah pengadministrasiannya.
Test yang praktis adalah testyang :
·         Mudah dilaksanakan,misalnya tidak menuntut peralatan yang banyak dan memberi kebebasan kepada siswa untuk mengerjaan terlebih dahulu bagian yang dianggap mudah oleh siswa .
·         Mudah pemeriksaannya, artinya bahwa test itu dilengkapi dengan kunci jawaban maupun pedoman sekoringnya.untuk soal bentuk obyektif, pemeriksaan akan lebih mudah dilakukan jika dikerjakan oleh siswa dalam lembar jawaban
·         Dilengkapi dengan petunjuk-petunjuk yang jelas sehinngga dapat diberikan/diawali oleh orang lain

5.      Ekonomis
Yang dimaksud dengan ekonomis disini ialah bahwa pelaksananya test tersebut tidak membutuhkan ongkos/biaya yang mahal, tanaga yang banyak dan waktu yang lama
Evaluasi bab
1.      seringkali kita jumpai guru atau dosen yang memberikan test/ujian dengan metode” open book examination”  atau ujian dengan membuka buku .ditinjau dari segi obyektivitas dan keamanan test, apakah cara tersebut dapat dipertanggung jawabkan
2.      seorang memberikan test2 kali kepada siswanya denga test yang sama.
3.      Test dengan bentuk pilihan ganda (multiple choice) memiliki obyektivitas yang lebih tinggi daripada soal bentuk isian benar begitu?
Apa alasan saudara menjawab demikian



Refrensi:
Arikunto, Suharsimi: 2005; Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan., Jakarta,  Bumi Aksara
M.Buchori: 1983, Tekni-Teknik Evaluasi Dalam Pendidikan.Bandung, Penerbit Jemmars
( http://id.wikipedia.org/wiki/Reliabilitas)
http://www.sure-indo.com







[1] Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Evaluasi Mutu Hasil Belajar yang diampu oleh: Drs Arif Budi Raharjo,M.Si.