Penelitian
Terhadap Jurnal Pendidikan dengan Judul “Islam dan Pendidikan Pluralisme:
Menampilkan Wajah Islam Toleran Melalui Kurikulum PAI Berbasis Kemajemukan”.
A. Latar Belakang
Pada jurnal
yang saya bahas, pada uraian mengenai latar belakang penulisan jurnal tersebut,
penulis[1]
berkeinginan untuk mendudukkan persoalan yang selama ini tercipta antara Islam
dan Barat, menuju satu titik temu yang “mendamaikan” kedua blok tersebut,
dengan melalui dialog yang konstruktif. Penulis beralasan bahwa dengan dialog,
maka kedua peradaban tersebut (Islam dan Barat) bisa saling sharing
pemahaman tentang budaya masing-masing yang dimiliki serta memberikan suatu
kritik yang konstruktif demi terciptanya saling memahami dan menghormati.
Salah satu yang perlu
didialogkan menurut hemat penulis adalah aspek pendidikan, khususnya Pendidikan
Agama Islam (PAI). Penulis ingin melakukan pendekatan melalui penanaman
nilai-nilai plurisme pada kurikulum pendidikan Islam (baca: PAI) dan pada
akhirnya pada lembaga pendidikan Islam. Disinilah masalah tersebut muncul.
Masih dalam jurnal yang
saya bahas ini, penulis menyatakan bahwa ada beberapa gelintir orang (Islam),
yang ketika mendengar kata “pluralisme”, mereka pun langsung menutup kuping
rapat-rapat. Seolah-olah pluralisme ini telah dianggap oleh mereka, sebagai
“hantu” yang perlu ditakuti dan dijauhi.
Terlebih lagi ketika
Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan fatwa sesat terhadap paham plurisme.
Hal ini menambah deretan panjang aksi penolakan terhadap paham pluralisme,
termasuk kepada pada penganjur paham tersebut.
B. Rumusan Masalah
Dalam jurnal yang saya
bahas ini, saya berhasil mengidentifikasi beberapa masalah yang ingin dijawab
oleh penulis. Adapun masalah-masalah yang saya maksud adalah sebagai berikut:
1. Apakah
nilai-nilai Pluralisme bisa ditanamkan pada kurikulum Pendidikan Agama Islam?
2. Bagaimanakah
model kurikulum Pendidikan Agama Islam Berbasis Kemajemukan?
C. Tujuan Penelitian
Pada jurnal pendidikan ini,
penulis bertujuan untuk:
1. Mengurai
“kesalahpahaman” sebagian orang dalam memahami hakikat pluralisme.
2. Menjelaskan
substansi dari nilai-nilai pluralisme dan kurikulum pendidikan Islam berbasis
kemajemukan.
D. Kegunaan/Manfaat
1. Dapat
dimanfaatkan sebagai salah satu model pendekatan dalam kurikulum pendidikan
agama Islam.
2. Memberikan
wacana baru dalam khazanah kependidikan Agama Islam di Tanah Air.
E. Landasan Teori
1. Islam
dan Pluralisme
Dalam jurnal ini,
penulis menyatakan bahwa Islam berteologi secara inklusif dengan menampilkan
wajah agama secara santun dan ramah sangat dianjurkan. Dalam penjelasan lebih
lanjut, penulis banyak menggunakan argumentasi—yang bagi penulis sendiri
dianggap sebagai dukungan dan justifikasi atas pandangannya—yang menyatakan
bahwa Islam sejalan dengan semangat pluralisme, bahkan penulis pun menggunakan
beberapa dalil Al-Quran sebagai penguatnya.
2. Islam
Toleran
Dalam teori ini,
penulis mengatakan bahwa secara umum, pandangan Islam terhadap agama lain (Ahli
Kitab) sangat positif dan konstruktif. Hal ini—kata penulis—dapat dilihat dari
nilai dan ajarannya yang memberikan peluang dan mendorong kepada umat Islam
untuk dapat melakukan interaksi sosial, kerja sama dengan mereka.
Masih dalam pembahasan
ini, penulis menyatakan bahwa kecenderungan manusia untuk mengantongi “truth
claim” yang potensial untuk eksplosif dan destruktif, sehingga kemudian
dinetralisir dalam bentuk anjuran untuk selalu waspada terhadap bahaya
ekstrimitas dalam berbagai bentuknya.
3. Kurikulum
Pendidikan Islam Berbasis Kemajemukan
Dikatakan oleh penulis
bahwa konsep pendidikan pluralisme adalah pendidikan yang berorientasi pada
realitas persoalan yang sedang dihadapi bangsa Indonesia dan umat manusia
secara keseluruhan. Pendidikan pluralisme digagas dengan semangat besar untuk
memberikan sebuah model pendidikan yang mampu menjawab tantangan masyarakat
pasca modernisme. Penulis juga merumuskan karakter pendidikan Islam berbasis
pluralisme sebagai berikut:
Pertama,
pendidikan Islam harus mempunyai karakter sebagai lembaga pendidikan umum yang
bercirikan Islam. Kedua, pendidikan Islam juga harus mempunyai karakter
sebagai pendidikan yang berbasis pada pluralitas. Ketiga, pendidikan
Islam harus mempunyai karakter sebagai lembaga pendidikan yang menghidupkan
sistem demokrasi dalam pendidikan.
Oleh karenanya, penulis
berpandangan bahwa kurikulum PAI yang ideal adalah kurikulum yang dapat
menunjang proses siswa menjadi manusia yang demokratis, pluralis dan menekankan
penghayatan hidup serta refleksi untuk menjadi manusia yang utuh, yaitu
generasi muda yang tidak hanya pandai, tetapi juga bermoral dan etis, dapat
hidup dalam suasana demokratis satu dengan lain, dan menghormati hak orang
lain.
F. Metodologi Penelitian
Penelitian pada jurnal
ini merupakan penelitian kajian pustaka (library research), yaitu
penelitian yang berusaha menghimpun data dari khazanah literatur dan menjadikan
dunia teks sebagai objek utama analisisnya (Surjono, dkk). Sedangkan sumber
datanya berasal dari bahan-bahan kepustakaan berupa buku-buku, karya ilmiah,
dan lain-lain.
G. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam
penelitian ini menggunakan metode dokumentasi, yaitu mencari data mengenai
hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar,
majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya (Suharsimi
Arikunto, 1993:202). Data yang terkumpul dalam bentuk kalimat-kalimat dan atau
prase-prase.
H. Analisa
Analisis isi (content
analysis), seringkali disebut analisis data, berdasarkan pendapat Putton
(1980: 268) dan Bugdan dan Taylor (1975: 79) yang disintesiskan oleh Lexy J.
Moleong (2001: 103) menjadi: Analisis data adalah proses dan mengurutkan data
ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema
dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data
(Moleong, 2001: 103).
Untuk menganalisis
data, penelitian ini menggunakan analisis isi (content analysis), content
analysis merupakan analisis ilmiah tentang isi pesan suatu komunikasi,
demikian menurut Barcus. Secara teknis content analysis mancakup upaya:
1) klasifikasi tanda-tanda yang dipakai dalam komunikasi, 2) menggunakan kriteria
sebagai dasar klasifikasi dan 3) menggunakan teknik analisis tertentu sebagai
pembuat prediksi (Noeng Muhajir, 2000: 68).
[1] Syamsul Ma’arif, M.Ag.
Catatan: Bagi teman-teman yang ingin tugasnya diposting di blog ini, bisa kirim filenya ke email biep458@gmail.com dengan menyertakan Nama Lengkap dan Nomor Mahasiswa atau ketemu langsung dengan saudara Muhammad Furqan Ab (20100720067) di kampus tercinta, CP: 085235554237. Jazakumullah... (Indahnya Berbagi.......)