(
Drs. Muh. Samsudin M.Ag )
MAMIK CAHYANINGSIH (20090720018)
AKHID NURROHMAN
(20090720016)
IHSAN MZ (20100720066)
MAZLAN (20090720020)
PENDAHULUAN
Dewasa ini sudah banyak media
pembelajaran melalui pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK),
karena di
Era Globalisasi ini Internet merupakan media yang sangat cepat dalam
perkembangannya. Semua Informasi ada dan tersedia di Internet serta dapat
diakses oleh siapa saja dengan mudah, fleksibel ,cepat dan akurat. Hal inilah
yang melandasi adanya ide untuk memanfaatkan Internet sebagai media
pembelajaran dalam rangka memajukan pendidikan di Indonesia.
Sejalan dengan perkembangan teknologi
informasi melalui media internet, maka munculah inovasi baru dalam pembelajaran
berbasis komputer. Inovasi tersebut sekarang dikenal dengan nama E-Learning.
Istilah E–Learning merupakan gabungan dari dua kata yaitu E yang merupakan
singkatan dari Electronic (Elektronik) dan Learning (Belajar). Jadi E–Learning
adalah Belajar dengan menggunakan bantuan alat Elektronik. Lebih jelasnya
E-Learning adalah suatu proses belajar mengajar antara pengajar dengan muridnya
tanpa harus bertatap muka satu sama lain. Hal itu dikarenakan bantuan alat
elektronik yang terkoneksi dengan Internet sehingga siswa dapat belajar di
manapun dan kapanpun tanpa harus datang ke kampus atau ke sekolah.
E–learning atau proses
pembelajaran dengan media elektronik terutama internet, saat ini dianggap dapat
menjadi solusi pendidikan bagi siswa yang tidak dapat hadir secara fisik ke
setiap perkuliahan atau pembelajaran. Namun siswa tersebut mempunyai niat untuk
melakukan pembelajaran dengan baik agar dapat melanjutkan ke jenjang yang lebih
tinggi.[1]
PEMBAHASAN
A.
Pengertian E-Learning
Banyak pakar yang
menguraikan definisi E-Learning dari berbagai sudut pandang. Definisi yang
sering digunakan oleh banyak pihak adalah sebagai berikut:
a. E-learning merupakan suatu jenis belajar mengajar yang
memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan menggunakan media
internet atau media jaringan komputer lain.[2]
b. E-learning adalah sistem pendidikan yang
menggunakan aplikasi elektronik untuk mendukung belajar mengajar dengan media
internet, jaringan komputer, maupun komputer standalone.[3]
c. E-learning adalah semua yang mencakup pemanfaatan
komputer dalam menunjang peningkatan kualitas pembelajaran, termasuk di
dalamnya penggunaan mobile technologies seperti PDA dan
MP3 players. Juga
penggunaan teaching materials berbasis web dan hypermedia,
multimedia CD-ROM atau web sites, forum diskusi, perangkat
lunak kolaboratif, e-mail, blogs, wikis, computer aided assessment, animasi
pendidkan, simulasi, permainan, perangkat lunak manajemen
pembelajaran, electronic voting systems, dan lain-lain. Juga
dapat berupa kombinasi dari penggunaan media yang berbeda.[4]
Dari definisi
tersebut dapat disimpulkan bahwa sistem atau konsep pendidikan yang
memanfaatkan teknologi informasi dalam proses belajar mengajar dapat disebut
sebagai suatu E-learning.
B.
Karakteristik E-Learning
Ada empat karakteristik E-learning [5],
antara lain:
1. Memanfaatkan jasa teknologi elektronik;
di mana guru dan siswa, siswa dan sesama siswa atau guru dan sesama guru dapat
berkomunikasi dengan relatif mudah.
2. Memanfaatkan keunggulan komputer
(digital media dan computer networks).
3. Menggunakan bahan ajar bersifat mandiri
(self learning materials) disimpan di komputer sehingga dapat diakses oleh guru
dan siswa kapan saja dan di mana saja bila yang bersangkutan memerlukannya.
4. Memanfaatkan jadwal pembelajaran,
kurikulum, hasil kemajuan belajar dan hal-hal yang berkaitan dengan
administrasi pendidikan dapat dilihat setiap saat di komputer.
E-learning dalam arti luas bisa mencakup pembelajaran yang
dilakukan di media elektronik (internet) baik secara formal maupun informal.
E-learning secara formal misalnya adalah pembelajaran dengan kurikulum,
silabus, mata pelajaran dan tes yang telah diatur dan disusun berdasarkan
jadwal yang telah disepakati pihak-pihak terkait (pengelola e-learning dan
pembelajar sendiri). Pembelajaran seperti ini biasanya tingkat interaksinya
tinggi dan diwajibkan oleh perusahaan pada karyawannya atau pembelajaran jarak
jauh yang dikelola oleh universitas dan perusahaan-perusahaan yang memang
bergerak dibidang penyediaan jasa e-learning untuk umum.
E-learning bisa juga
dilakukan secara informal dengan interaksi yang lebih sederhana, misalnya
melalui sarana mailing list, e-newsletter atau website pribadi, organisasi dan
perusahaan yang ingin mensosialisasikan jasa, program, pengetahuan atau
keterampilan tertentu pada masyarakat luas (biasanya tanpa memungut biaya).[6]
Untuk menyampaikan
pembelajaran, E-learning selalu diidentikkan dengan penggunaan internet. Namun
sebenarnya media penyampaian sangat beragam dari internet, intranet, cd, dvd,
mp3, PDA, dan lain-lain. Penggunaan teknologi internet pada e-learning umumnya
dengan pertimbangan memiliki jangkauan yang luas. Ada juga beberapa lembaga
pendidikan dan perusahaan yang menggunakan jaringan intranet sebagai media
e-learning sehingga biaya yang disiapkan relatif lebih murah.
Ada beberapa
pengertian yang terkait dengan masalah E-learning,
yaitu sebagai berikut :
1)
Pembelajaran jarak jauh.
E-Learning adalah pembelajaran jarak jauh (distance Learning)
yang memanfaatkan teknologi komputer, jaringan computer atau Internet. E-Learning memungkinkan pembelajar
untuk belajar melalui komputer di tempat mereka masing-masing tanpa harus
secara fisik pergi mengikuti pelajaran atau perkuliahan di kelas. E-Learning sering pula dipahami
sebagai suatu bentuk pembelajaran berbasis web yang bisa diakses dari intranet
di jaringan lokal atau internet. Sebenarnya materi E-Learning tidak harus didistribusikan secara on-line
baik melalui jaringan lokal maupun internet, distribusi secara off-line
menggunakan media CD/DVD pun termasuk pola E-Learning. Dalam hal ini aplikasi
dan materi belajar dikembangkan sesuai kebutuhan dan didistribusikan melalui
media CD/DVD, selanjutnya pembelajar dapat memanfatkan CD/DVD tersebut dan
belajar di tempat di mana dia berada.
Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No.107/U/2001 (2 Juli 2001) tentang
Penyelenggaraan Program Pendidikan Tinggi Jarak Jauh, maka perguruan tinggi
tertentu yang mempunyai kapasitas menyelenggarakan pendidikan terbuka dan jarak
jauh menggunakan e-learning, juga telah diijinkan menyelenggarakannya.
2)
Pembelajaran dengan perangkat computer
E-learning
disampaikan dengan memanfaatkan perangkat komputer. Pada umumnya perangkat
dilengkapi perangkat multimedia, dengan cd drive dan koneksi Internet
ataupun Intranet lokal. Dengan memiliki komputer yang terkoneksi dengan
intranet ataupun Internet, pembelajar dapat berpartisipasi dalam E-learning.
Jumlah pembelajar yang bisa ikut berpartisipasi tidak dibatasi dengan kapasitas
kelas. Materi pelajaran dapat diketengahkan dengan kualitas yang lebih standar
dibandingkan kelas konvensional yang tergantung pada kondisi dari pengajar.
3)
Pembelajaran yang ditunjang oleh para
ahli di bidang masing-masing.
Walaupun sepertinya E-learning diberikan hanya melalui
perangkat komputer, E-earning
ternyata disiapkan, ditunjang, dikelola oleh tim yang terdiri dari para ahli di
bidangnya masing-masing, yaitu:
1. Subject
Matter Expert
(SME) atau nara sumber dari pelatihan yang disampaikan
2. Instructional
Designer
(ID), bertugas untuk secara sistematis mendesain materi dari SME menjadi materi
E-learning dengan memasukkan
unsur metode pengajaran agar materi menjadi lebih interaktif, lebih mudah dan
lebih menarik untuk dipelajari
3. Graphic
Designer
(GD), mengubah materi text menjadi bentuk grafis dengan gambar, warna, dan
layout yang enak dipandang, efektif dan menarik untuk dipelajari
4. Ahli
bidang Learning Management System (LMS). Mengelola sistem di website
yang mengatur lalu lintas interaksi antara instruktur dengan siswa, antarsiswa
dengan siswa lainnya.
Di sini, pembelajar
bisa melihat modul-modul yang ditawarkan, bisa mengambil tugas-tugas dan
test-test yang harus dikerjakan, serta melihat jadwal diskusi secara maya
dengan instruktur, nara sumber lain, dan pembelajar lain. Melalui LMS ini,
siswa juga bisa melihat nilai tugas dan test serta peringkatnya berdasarkan
nilai (tugas ataupun test) yang diperoleh. E-Learning tidak diberikan semata-mata oleh mesin, tetapi
seperti juga pembelajaran secara konvensional (tatap muka) di kelas, E-learning
ditunjang oleh para ahli di berbagai bidang terkait.
C. Kelebihan
dan Kekurangan E-Learning
a.
Kelebihan E-learning
Ada beberapa
kelebihan atau manfaat penggunaan internet, khususnya dalam pendidikan[7],
yaitu:
1. Tersedianya fasilitas e-moderating, dimana
pendidik dan peserta didik dapat berkomunikasi secara mudah melalui fasilitas
tersebut kapan saja kegiatan berkomunikasi itu dilakukan tanpa dibatasi oleh jarak, tempat dan waktu.
2. Pendidik dan peserta didik dapat menggunakan
bahan ajar atau petunjuk belajar yang terstruktur dan terjadwal melalui
internet, sehingga keduanya bisa saling menilai sampai berapa jauh bahan ajar
dipelajari.
3. Peserta didik dapat belajar tentang bahan
ajar setiap saat dan di mana saja kalau diperlukan mengingat bahan ajar
tersimpan di komputer.
4. Bila peserta didik memerlukan tambahan
informasi yang berkaitan dengan bahan yang dipelajarinya, ia dapat melakukan
akses di internet secara lebih mudah.
5. Baik pendidik maupun peserta didik dapat
melakukan diskusi melalui internet yang dapat diikuti dengan jumlah peserta
yang banyak, sehingga menambah ilmu pengetahuan dan wawasan yang lebih luas.
6. Berubahnya peran peserta didik dari yang
biasanya pasif menjadi aktif.
7. Relatif lebih efisien. Misalnya bagi mereka
yang tinggal jauh dari sekolah.
b.
Kekurangan E-learning
Pemanfaatan internet
untuk pembelajaran E-learning juga tidak terlepas dari berbagai kekurangan [8],
yaitu:
1. Kurangnya interaksi antara guru dan siswa
atau bahkan antar siswa itu sendiri. Kurangnya interaksi ini bisa memperlambat
terbentuknya values dalam proses belajar dan mengajar.
2. Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau
aspek sosial dan sebaliknya mendorong tumbuhnya aspek bisnis/komersial.
3. Proses
belajar dan mengajarnya cenderung ke arah pelatihan daripada pendidikan.
4. Berubahnya
peran guru dari yang semula menguasai teknik pembelajaran konvensional (tatap
muka), kini juga dituntut mengetahui teknik pembelajaran yang berbasis
teknologi informasi dan komunikasi (ICT).
5. Siswa yang
tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi cenderung gagal.
6. Tidak
semua tempat tersedia fasilitas internet.
7. Kurangnya
tenaga yang mengetahui dan memiliki ketrampilan internet.
8. Kurangnya penguasaan bahasa
komputer.
KESIMPULAN
Cepatnya
perkembangan media komunikasi dan informasi berupa internet di Era Global yang
dapat diakses oleh siapa saja dengan mudah, fleksibel ,cepat dan akurat ini,
melandasi adanya ide untuk memanfaatkan Internet sebagai media pembelajaran
dalam rangka memajukan pendidikan di Indonesia yang salah satunya berupa E-learning.
E–Learning merupakan gabungan dari
dua kata yaitu E yang merupakan singkatan dari Electronic (Elektronik) dan
Learning (Belajar). Jadi E–Learning adalah Belajar dengan menggunakan bantuan
alat Elektronik.
Dengan kata lain E-learning adalah sistem atau konsep pendidikan yang
memanfaatkan teknologi informasi dalam proses belajar mengajar.
Ada empat karakteristik E-learning, antara lain:
1. Memanfaatkan jasa teknologi elektronik
2. Memanfaatkan keunggulan komputer
(digital media dan computer networks).
3. Menggunakan bahan ajar bersifat mandiri
(self learning materials) yang disimpan di komputer
4. Memanfaatkan hal-hal yang berkaitan
dengan administrasi pendidikan yang dapat dilihat setiap saat di komputer.
Keuntungan menggunakan E-Learning
diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Menghemat
waktu proses belajar mengajar
2. Mengurangi
biaya perjalanan
3. Menghemat
biaya pendidikan secara keseluruhan
4. Menjangkau
wilayah geografis yang lebih luas
5. Melatih
pembelajar lebih mandiri dalam mendapatkan ilmu pengetahuan
Adapun kelemahannya yaitu:
1. Kurangnya interaksi antara guru dan
siswa
2. Tidak
semua tempat tersedia fasilitas internet.
3. Kurangnya
tenaga yang mengetahui dan memiliki ketrampilan internet termasuk kurangnya penguasaan
bahasa komputer.
4.
Mendorong tumbuhnya aspek bisnis/komersial
dan mengabaikan aspek akademik.
DAFTAR
PUSTAKA
Ø Antonius Aditya Hartanto dan Onno W.
Purbo, E-Learning berbasis PHP dan
MySQL,
Penerbit Elex Media Komputindo, Jakarta, 2002.
Ø Asep Saepudin, Penerapan
Teknologi Informasi Dalam Pendidikan Masyarakat,
Jurnal Teknodik, Edisi No.12/VII/Oktober/2003.
Ø http://hilaludinwahid.com/teori-belajar-dan-pembelajaran-e-learning/
Ø http://fadlibae.wordpress.com/2010/03/24/pemanfaatan-e-learning-sebagai-sumber-belajar-dalam-pendidikan-jarak-jauh-pjj/
Ø http://coretantintadwi.wordpress.com/2010/12/04/e-learning-merupakan-inovasi-pendidikan-dalam-proses-pembelajaran/
[1] Sanjaya (2006)
[2] Hartley (2001)
[3] Learn frame.com, 2001
[4] Thomas Thoth, 2003; Athabasca University, Wikipedia
[5] Cisco (2001)
[6] http://www.livinginternet.com
[7] Elangoan, 1999; Soekarwati, 2002; Mulvilih, 1997; Utarini, 1997
[8] Bullen 2001; Beam 1997