Penelitian Tindakan

Oleh : Mamik Cahyaningsih (20090720018)

Pendahuluan
Lingkup Bahasan
         Bab ini membahas konsep penelitian tindakan, perbedaannya dengan penelitian biasa, teori-teori yang mendasari, beberapa pikran dasar dan prinsip yang mendasar penelitian tindakan, serta hal-hal yang harus dilakukan agar penelitian tindakan menjadi kegiatan sehari-hari, langkah-langkah penelitian menurut  pengalaman para ahli, dan langkah penelitian yang bersifat dialektik. Pada bagian selanjutnya dibahas, kegiatan penentuan bidang focus masalah: pemilihan focus, penjajagan penelitian, review literature, penyusunan rencana; teknik pengumpulan data: identifikasi pengalaman sendiri, pengumpulan data, pembuktian dengan data-data yang bersifat documenter, persyaratan pengumpulan data: pengujian validitas, dan realibilitas pengumpulan data, kebergunaan serta etika penelitian. Bagian akhir membahas analisis dan interpretasi; analisis dan interpretasi data sambil jalan, interpretasi yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif, penyusunan rencana kegiatan, pelaksanaan dan evaluasi pelaksanaan program.

1.            Konsep Penelitian Tindakan
         Walaupun telah berkembang lama di Amerika Serikat, Inggris dan Australia, di Indonesia penelitian tindakan masih termasuk baru. Penelitian tindakan berkaitan erat dengan penelitian kualitatif, karena memang dalam pengumpulan datanya menggunakan pendekatan kualitatif.

         Penelitian tindakan merupakan suatu pencarian sistematik yang dilaksanakan oleh para pelaksana program dalam kegiatannya sendiri (dalam pendidikan dilakukan oleh guru, dosen, dll), dalam mengumpulkan data tentang pelaksanaan kegiatan, keberhasilan dan hambatan yang dihadapi, untuk kemudian menyusun rencana dan melakukan kegiatan-kegiatan penyempurnaan.

         Penelitian tindakan menggabungkan kegiatan penelitian atau pengumpulan data dengan penggunaan hasil penelitian atau pengumpulan data kegiatan ini dilakukan secara timbale balik membentuk spiral; rencana, tindakan, pengamatan dan refleksi.

2.            Landasan Teoretis Penelitian Tindakan
         Perkembangan penelitian tindakan diawali oleh karya Kurt Lewin. Setelah serangkaian kegiatan pengalaman praktiknya pada awal tahun 1940, ia menyimpulkan bahwa penelitian tindakan merupakan suatu proses yang memberikan kepercayaan pada pengembangan kekuatan berfikir reflektif, diskusi, penentuan keputusan dan tindakan oleh orang-orang biasa, berpartisipasi dalam penelitian kolektif dalam mengatasi kesulitan-kesulitan yang mereka hadapi dalam kegiatannya (Adelman 1993).

         Ada dua teori yang mendasari penelitian tindakan, yaitu teori penelitian tindakan kritis dan teori penelitian tindakan praktis.

Penelitian Tindakan Kritis
         Nama “penelitian tindakan kritis” (critical action research) sendiri diambil dari tubuh ilmu “teori kritis” (critical teory) yang menjadi bidang ilmu yang mendasarinya. Selain diambil dari teori kritis dalam ilmu-ilmu social dan humanitas, juga diambil dari teori-teori “pascamodernisme” (postmodernism theories).

         Penelitian tindakan kritis dan teori kritis dalam ilmu-ilmu social dan humanitas juga didasari oleh batangilmu atau teori yang sama yaitu pascamodernisme (postmodernism). Pascamodernisme memiliki pandangan yang berbeda dengan metode ilmiah tradisional tentang konsep kebenaran dan objektivitas. Menurut pandangan pascamodernisme kebenaran itu relative, kondisional dan situasional, dan pengetahuan itu dihasilkan oleh pengalaman terdahulu.

         Menurut pandangan pascamoderni penelitian-penelitian biasa kurang memberikan sumbangan terhadap perbaikan praktik. Stringer (1993) mengemukakan empat nilai dasar yang dikembangkan melalui penelitian tindakan.
1.            Democratic-enabling participation of people.
2.            Equitable- acknowledging people equality of worth.
3.            Liberating- providing freedom from oppressive, debilitating conditions.
4.            Enchancing- enabling the expression of peoples full human potential.
         Menurut Geoffrey E. Mills (2000) penelitian tindakan mempunyai empat konsep kunci, yaitu:
1.            Penelitian tindakan bersifat parsitipatif dan demokratis.
2.            Penelitian tindakan responsive terhadap masalah-masalah social dan berlangsung dalam suatu konteks.
3.            Penelitian tindakan membantu peneliti pelaksana (guru, dosen, dll) untuk menguji dan menjamin cara-cara pelaksanaan pekerjaan professional sehari-hari.
4.            Pengetahuan yang diperoleh melalui penelitian tindakan (dalam pendidikan) dapat memberikankebebasan kepada siswa, guru, administrator, dan meningkatkan proses belajar, pengajaran dan penentuan kebijakan.

Penelitian Tindakan Praktis
         Penelitian tindakan praktis (practical action research) lebih menekankan pada pendekatan bagaimana proses penelitian tindakan, dan kurang menekankan segi-segi filosofis. Penelitian ini bertolak dari beberapa asumsi. Pertama, bahwa peneliti pelaksana (guru, dosen, administrator) secara individual atau dalam tim memilki otonomi, dan dapat menentukan sifat penelitian yang akan dilakukan. Kedua, peneliti pelaksana memilki komitmen untuk terus meningkatkan kemampuan professional, dan menyempurnakan program yang direalisasikan pelaksana kegiatan sehari-hari. Ketiga, para peneliti pelaksana sebagai penentu kebijakan akan memilih bidang focus yang diteliti, teknik pengumpulan data, teknik analisis dan interpretasi data, dan mengembangkan program berdasarkan temuan-temuan mereka sendiri.

3.      Langkah-langkah Penelitian Tindakan
         Langkah-langkah pelaksanaan penelitian tindakan dari beberapa ahli.
1).     Kurt Lewin (1952) menggambarkan penelitian tindakan sebagai suatu proses siklikal spiral, yang meliputi: perencanaan, pelaksanaan, dan pengamatan.
2).     Stephen Kemmis (1990) mengembangkan bagan spiral penelitian tindakan yang juga memasukkan modelnya Lewin. Model Kemmis meliputi: pengamatan, perencanaan, tindakan pertama, monitoring, refleksi, berfikir ulang, evaluasi.
3).     Richard Sagor (1992) menggambarkannya dalam lima langkah berurutan, yaitu: perumusan masalah, pengumpulan data, analisis data, pelaporan hasil, dan perencanaan tindakan.
4).     Gordon Wells (1994) menyebutnya langkah-langkah penelitian tindakan tersebut sebagai model ideal dari penelitian tindakan, yang mencakup langkah: pengamatan, interpretasi, perubahan rencana, tindakan, dan teori personal praktisi yang menjelaskan dan dijelaskan dari lingkaran penelitian tindakan.
5).     Deborah South (2000) menyebut langkah-langkah penelitiannya sebagai penelitian tindakan dialektik (dialectic action research) yang terdiri atas empat langkah yaitu: Identifikasi suatu daerah focus masalah, pengumpulan data, analisis, dan interpretasi data, perencanaan tindakan.

         Menurut penulis langkah-langkah penelitian tindakan dialektik yang diurutkan secara spiral dari Deborah South adalah yang paling lengkap dan jelas. Model ini yang disarankan digunakan oleh para pelaksana program, khususnya pelaksana program pendidikan seperti guru, dosen, konselor, dll.

4. Penentuan Bidang Fokus
Pemilihan Bidang Fokus
         Kegiatan penelitian tindakan diawali dengan pemilihan bidang focus masalah atau kegiatan yang akan dikerjakan. Bidang focus sudah tentu harus sesuai dengan bidang profesi pelaksana penelitian, umpamanya bidang manajemen sekolah, kurikulum, pembelajaran, bimbingan konseling, dll. Bidang kurikulum, bisa mencakup penyusunan: silabi, satuan pelajaran, program pembelajaran, rancangan evaluasi, media, pelaksanaan: pembelajaran, pengelolaan kelas, kegiatan ekstra kulikuler, evaluasi, dll.
         Walaupun bidang profesinya sudah sesuai, pertanyaan yang muncul adalah apakah semua sub bidang atau semua aspek tersebut dikuasai, menjadi tugas atau kegiatan rutin dari pelaksana. Penelitian tindakan ditujukan untuk menyempurnakan pelaksanaan kegiatan atau program.

Penjajagan
         Penjajagan atau reconnaissance sangat penting untuk lebih meyakinkan tentang pemahaman dan pentingnya focus kegiatan, penguasaan peneliti tentang focus dan konsep-konsep yang mendasarinya, dan data awal yang bisa dikumpulkan. Penjajagan dilaksanakan dalam tiga bentuk: refleksi diri, deskripsi dan eksplanasi.

1)            Pemahaman bidang focus melalui refleksi diri. Merefleksikan tingkat pemahaman dari peneliti pelaksana terhadap focus masalah atau kegiatan yang akan diteliti, serta konsep-konsep yang terkait dengannya.
2)      Pemahaman bidang focus melalui kegiatan mendeskripsikan.
3)      Pemahaman bidang focus melalui kegiatan eksplanatori. Menjelaskan situasi yang akan diteliti, dengan memfokuskan kepada pertanyaan mengapa.

Review Literatur
         Bidang focus yang akan dikembangkan atau disempurnakan, bukan hanya dipahami dari segi praktis atau proses pelaksanaannya, tetapi juga dari segi konsep atau teori-teori yang mendasarinya.

Rencana Penelitian Tindakan
         Menurut Deborah South (2000), ada Sembilan langkah yang harus ada di dalam rencana penelitian tindakan, yaitu: 1) Merumuskan bidang focus penelitian, 2) Mendevinisikan variable, 3) Merumuskan pertanyaan penelitian, 4) Mendeskripsikan kegiatan atau inovasi, 5) Menjelaskan keanggotaan tim penelitian, 6) Menjelaskan siapa-siapa yang akan diajak kerjasama atau membantu, 7) Menyusun jadwal penelitian, 8) Merumuskan sumber-sumber yang akan digunakan, 9) Mengembangkan rencana pengumpulan data.

5.            Teknik Pengumpulan Data
         Teknik pengumpulan data tidak hanya satu, tetapi menggunakan multi teknik atau multi instrument. Ada tiga teknik pengumpulan data yang oleh Walcott (1992) disebutnya sebagai strategi pekerjaan lapangan primer, yaitu: pengalaman, pengungkapan dan pengujian.  

Pengalaman
         Ada beberapa variasi bentuk observasi yang dilakukan peneliti, yaitu:
1).     Observasi partisipatif, peneliti melakukan observasi sambil ikut serta dalam kegiatan yang sedang berjalan.
2).     Observasi khusus, dilakukan ketika peneliti melakukan tugas khusus umpamanya memberikan bimbingan.
3).     Observasi pasif, peneliti hanya bertindak sebagai pengumpul data, mencatat kegiatan yang sedang berjalan.

Pengungkapan
         Strategi pengungkapan juga memilki beberapa bentuk, yaitu:
1).     Wawancara Informal
2).     Wawancara formal terstruktur
3).     Pengedaran Angket
4).     Menggunakan Skala (Model Likert, Thurstone)
5).     Pengukuran dengan tes standar

Persyaratan Pengumpulan Data
         Persyaratan tersebut meliputi: Validitas, Realibilitas, Kebergunaan dan Etika

Validitas Pengumpulan Data
         Validitas pengumpulan data kualitatif meliputi dua hal yaitu: keterpercayaan dan keterpahaman. Keterpercayaan (trustworthiness) pengumpulan data dalam penelitian kualitatif, menurut Guba (1981) ditandai oleh karakteristik-karakteristik: 1). Kredibilitas, 2). Transferabilitas, 3). Keabsahan, 4). Konfirmabilitas

         Keterpahaman (understanding), berkenaan dengan kejelasan dan kemudahan data untuk dipahami. Maxwell (1992) mengemukakan empat criteria keterpahaman pengumpulan data kualitatif.
1). Validitas deskriptif, 2). Validitas Interpretif, 3). Validitas teoretis, 4). Kebergunaan, 5). Validitas Evaluatis

Etika
         Ada beberapa pegangan yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan penelitian berkenaan dengan masalah etika:
1).     Kembangkan pandangan etika yang sesuai dengan posisi etika pribadi peneliti.
2).     Carilah, upayakanlah agar partisipan penelitian dapat menyetujui penelitian anda.
3).     Tentukan prinsip-prinsip social yang lebih luas yang terkait dengan sikap etika anda.
4).     Pertimbangan prinsip-prinsip etika utilitarian atau kebaikan universal, etika deontologist yang berkenaan dengan tugas dan kewajiban, etika relational atau kebaikan bersama, dan etika ekologikal kebaikan menurut lingkungan masyarakat, budaya, kerja.
5).     Perhatikan masalah kerahasiaan, nama baik dan hindarkan dampak negative.

6.      Analisis dan Interpretasi Data
         Analisis dan interpretasi data dapat dilakukan sepanjang proses penelitian. Proses penelitian tindakan bersifat spiral dialektik: diawali dengan pengumpulan data , dilanjutkan dengan analisis dan interpretasi, pembuatan rencana, pelaksanaan pengumpulan data lagi, analisis dan interoretasi data lagi.

Teknik Analisis Data
         Teknik analisis data penelitian kualitatif berbeda dengan kuantitatif. Analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan pendekatan statistic, menghitung korelasi, regresi, uji perbedaan, analisis jalur, dsb. Penelitian tindakan dengan pendekatan kualitatifnya menggunakan anlisis yang bersifat naratif- kualitatif. Geoffrey E. Mills (2000), mengemukakan beberapa teknik analisis data.
1.            Mengidentifikasi tema-tema
2.            Membuat kode pada hasil survey, interview dan angket.
3.            Ajukan pertanyaan-pertanyaan kunci: siapa, apa, di mana, kapan, mengapa dan bagaimana?
4.            Buatlah review keorganisasian dari unit yang diteliti (sekolah).
5.            Buatlah peta konsep.
6.            Analisis factor yang mendahului dan mengikuti.
7.            Kemukakan apa yang belum/tidak ditemukan.

Teknik Interpretasi Data
         Stringer juga mengemukakan beberapa teknik menginterpretasikan hasil analisis data kualitatif.
1.            Mempreluas analisis dengan mengajukan pertanyaan.
2.            Hubungkan temuan dengan pengalaman pribadi.
3.            Minta nasihat dari teman yang kritis.
4.            Hubungkan hasil-hasil analisis dengan literature.
5.            Kembalikan pada teori.

Kegiatan Penelitian Tindakan
1.            Mengidentifikasi dan menganalisis masalah.
2.            Merancang cara untuk memecahkan masalah.
3.            Melaksanakan dan menguji cara pemecahan.
4.            Mengevaluasi keberhasilan.
5.            Menrefleksikan hasil sebagai tim.
6.            Pembuatan kesimpulan dan/atau mengidentifikasi masalah baru.
7.            Melaporkan temuan-temuan.

Penelitian dan Pengembangan
         Penelitian dan pengembangan merupakan pendekatan penelitian untuk menghasilkan produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada. Produk yang dihasilkan bisa berbentuk software, ataupun hardware seperti buku, modul, paket, program pembelajaran ataupun alat bantu belajar. Penelitian dan pengembangan berbeda dengan penelitian biasa yang hanya mengahasilkan saran-saran bagi perbaikan, penelitian dan pengembangan menghasilkan produk yang langsung bisa digunakan.

         Menurut Gall dan Brog ada 10 langkah penelitian dan pengembangan, yaitu:1) penelitian dan pengumpulan data, yang meliputi pengukuran kebutuhan, studi literature, dan penelitian dalam skala kecil, 2) Prencanaan pengembangan produk 3) Pengembangan produk awalan 4) Uji coba produk awalan 5) Penyempurnaan produk awal 6) Uji coba produk yang telah disempurnakan 7) Penyempurnaan produk yang telah disempurnakan 8) Pengujian produk yang telah disempurnakan 9) Uji lapangan produk yang telah disempurnakan 10) Implementasi dan Institusionalisasi produk.


         Sukmadianata dkk tahun 1996 sampai dengan 2002 melaksanakan tiga penelitian RUT dan Hibah pasca dengan menggunakan penelitian dan pengembangan. Melalui penelitian tersebut diadakan modifikasi langkah-langkah pelaksanaan penelitian dan pengembangan: 1) Studi pendahuluan yang meliputi studi literature, studi lapangan, dan penyusunan draf awal produk 2) UJi coba dengan sampel terbatas (uji coba terbatas) dan uji coba dengan sampel lebih luas, 3) Uji produk melalui eksperimen dan sosialisasi produk.